Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kamaruddin

Jasa Raharja dan Flower Aceh Dukung Ketahanan Keluarga Tingkat Desa Lewat Pengelolaan Sampah Organik

Gaya Hidup | 2023-08-21 10:21:49
Workhsop pengelolaan sampah organik | Dok.Pri

Banda Aceh - Jasa Raharja dan Flower Aceh menggelar workshop pengelolaan sampah organik untuk melindungi lingkungan dan mendukung ketahanan keluarga di tingkat desa di Aceh Besar, 26-27 Juni 2023.

Direktur Eksekutif Flower Aceh, Riswati, mengatakan workshop pengelolaan sampah organik mendiskusikan isu-isu lingkungan dan mengingatkan bahwa pentingnya menjaga lingkungan.

Menurutnya, menjaga lingkungan penting agar terhindar dari penyakit. Membuat keluarga menjadi lebih sehat, bersih dan nyaman. Hidup akan jadi seimbang dan itu akan mempengaruhi kualitas hidup dalam bermasyarakat.

“Lingkungan bersih dapat membuat kita hidup sehat. Bersih sebagian dari iman. Kalau lingkungan kita kotor, kondisi kesehatan kita akan terganggu,” kata Riswati.

Riswati menyampaikan berbicara lebih luas menjaga lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab sebagai masyarakat. Tapi juga tanggung jawab dengan tuhan.

“Kita harus paham bahwa lingkungan harus dijaga dan salah satu yang harus di lakukan yaitu membuang sampah pada tempatnya dengan pemilahan sampah,” tegasnya.

Kepala Bagian Administrasi PT Jasa Raharja, Apriyansah, SE., Ak.CA., CHRP, QRMP, PIA, berharap dengan adanya pelatihan pembuatan ecoenzym ini kerusakan lingkungan akibat dari banyaknya sampah dapat dikurangi karena sampah tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembuatan ecoenzym.

“Disamping itu keterampilan ini kami harapkan dapat memberikan dampak ekonomi bagi ibu-ibu PKK khususnya didaerah Aceh Besar,” kata Apriyansah.

Menurutnya, produk ecoenzym tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman produktif di pekarangan rumah, dan juga sebagai tambahan pendapatan apabila produk ecoenzym ini dapat dikemas dengan baik dan dipasarkan.

Ketua TP PKK Desa Dampingan Flower Aceh, Eka Oktarina Riani, mengatakan ada dua jenis sampah yang organik dan non-organik. Dari sampah organik dapat dijadikan pupuk. Sementara sampah non organik bisa menghasilkan uang.

Eka menjelaskan mengenai pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk organik dan Eco-Enzyme. Pengolahan sampah rumah tangga yaitu sampah organik, tujuan dan manfaat daur ulang sampah dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat dan dapat menghasilkan uang, mencegah dan mengatasi pencemaran lingkungan, mengurangi polusi udara,dan mencegah timbulnya penyakit.

“Sampah Rumah Tangga menjadi Pupuk kompos : kompos merupakan bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut,” jelasnya.

Kemudian, lanjut Eka, pupuk organik juga sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

Sementara itu, Eka juga menjelaskan Eco-enzim adalah alternatif alami dari bahan kimia sintetis berbahaya di rumah. Dengan membuat Eco-enzim, kita mengurangi produksi limbah kimia sintetis dan sampah plastik sisa kemasan produk RT yang pabrikan.

“Dengan membuat Eco-enzim, kita telah berpartisipasi mengurangi beban bumi sekaligus menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis,” tutur Eka.

Staf Flower Aceh, Fatimah Zuhra, menambahkan penemu Eco Enzim adalah Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand. Rosukon sekaligus pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand itu telah melakukan penelitian sejak tahun 1980-an dan kemudian diperkenalkan secara lebih luas oleh Dr. Joean Oon, seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia.

“Dia menemukan Eco Enzim ini untuk tumbuhan dan digunakan dari sampah organik. Dari sisa buah, sayur, nasi dan lain,” ungkapnya.

Eco Enzim merupakan larutan/cairan multifungsi yang dihasilkan melalui proses fermentasi dari campuran sisa sampah organik (buah-buahan dan sayuran), gula merah tebu dan air.

“Kenapa kita harus menggunakan eco enzim? karena 70 persen sampah di TPA adalah sampah organik. Kita adalah negara kedua pembuang makan terbanyak di dunia, pertama Arab Saudi,” ucap Fatimah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image