Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Teknologi Artificial Inteligence Semakin Melengkapi Kecerdasan Manusia

Lomba | Thursday, 17 Aug 2023, 14:22 WIB
Adam dan Irvin mempresentasikan model bisnis Artificial Inteligence (dokumentasi pribadi)

Dunia yang kita huni sekarang ini sangat jauh berbeda dengan ratusan abad yang lalu. Dahulu kehidupan manusia masih sangat natural dan belum mengenal teknologi sebagai apa yang disebut dengan Artificial Inteligence (AI)

Secara konseptual AI bisa dikatakan sebagai sebuah kecerdasan buatan berbasis komputer sains yang diciptakan untuk menyamai bahkan mengungguli kecerdasan manusia. AI diciptakan agar mampu mengisi peran manusia terutama dalam dunia kerja dan ilmu pengetahuan.

Melalui rancangan piranti lunak yang didesain secara khusus untuk menjawab berbagai pertanyaan atas masalah yang dihadapi, telah memungkinkan semakin berkurangnya campur tangan manusia dalam menjalankan sebuah sistem operasional.

Adalah Ilmuwan Komputer ProfJohn McCarthy yang pertama kali memperkenalkan konsep AI pada tahun 1956 pada konferensi Dartmouth. Hingga kini teknologi AI mengalami perkembangan yang sangat pesat, dan telah banyak difungsikan untuk menunjang berbagai bidang.

Diprediksi, kecanggihan AI ini akan mampu mengubah kehidupan manusia di masa depan karena kecerdasan teknologi AI ini dapat diandalkan. Hal ini bisa kita lihat pada indikasi kemampuan AI dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan lebih cepat.

Namun kemajuan teknologi AI tidak dapat diterima begitu saja oleh sebahagian orang. Mereka kuatir AI akan menyingkirkan peran manusia. Tetapi tidak sedikit pula mereka yang menyambut positif AI. Mereka memandang teknologi AI akan memudahkan pekerjaan.

Lantas apakah kehadiran AI sebagai ancaman atau tantangan?

Kemajuan teknologi memang harus dilihat sebagai kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan. Teknologi AI juga harus dipandang sebagai bagian dari kemajuan ilmu pengetahuan yang berhasil dicapai oleh manusia. Ilmu pengetahuan sejatinya adalah untuk memudahkan kehidupan.

Kecerdasan buatan yang juga dihasilkan oleh manusia menjadi sesuatu yang sangat penting dalam menghubungkan manusia dengan mesin (human to machine), atau mesin dengan manusia (machine to human).

Dengan memanfaatkan AI secara tepat dan berdaya guna, maka banyak hal yang dapat dikerjakan dengan efesien. AI dapat diaplikasikan pada bidang pelayanan, komunikasi, pendidikan, kesehatan, ekonomi bisnis, dan bahkan sektor pertahanan keamanan negara.

Pada bidang pelayanan, AI mampu memberikan pelayanan secara real time dengan kualitas layanan yang memuaskan. Selain mudah dan cepat dalam akses juga biaya rendah.

Di bidang kesehatan AI dapat difungsikan untuk melakukan pekerjaan mendeteksi, mendiagnosis, dan mengklasifikasi penyakit seperti kanker, aritmia, dan beberapa penyakit lain dengan akurasi yang cukup tinggi. Bisa dikatakan melebihi ketelitian manusia.

Begitu pula dalam bidang pendidikan, AI memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Salah satu yang paling fenomenal saat ini adalah apa yang disebut dengan machine learning. Al sebagai bidang ilmu komputer dan logaritma yang terus berkembang.

Beberapa fakta di atas menunjukkan bahwa kehadiran teknologi AI di era modern ini telah menciptakan kemudahan dan kualitas pekerjaan menjadi lebih baik. Adanya korelasi positif antara AI dan kepuasan sebuah layanan juga telah terbukti dari hasil penelitian yang telah banyak dilakukan oleh peneliti bidang manajemen.

Dewasa ini bahkan di masa depan nanti AI bukan lagi sekedar teknologi pelengkap korporasi. Akan tetapi akan menjadi kebutuhan utama dalam setiap industri. Dan AI akan menjadi faktor penting bagi kehidupan manusia secara keseluruhan.

Itulah sebabnya mengapa AI saya kira sama sekali sebagai ancaman. Karena kehebatan teknologi AI itu sendiri juga hasil dari kehebatan ilmu pengetahuan yang dicapai oleh manusia. Jika disebut sebagai tantangan, iya!

Apa saja tantangan nya?

Tak dapat dipungkiri jika kemajuan pesat teknologi AI yang banyak diadopsi oleh industri telah memberi pengaruh negatif terhadap pasar tenaga kerja.

Korporasi di belahan dunia kini mulai mengurangi jumlah penggunaan tenaga manusia dan menggantinya dengan robotik berbasis AI, baik dalam bidang pelayanan maupun sektor manufaktur.

Di industri keuangan misalnya, banyak perusahaan yang bergerak di bidang perbankan mulai meningkatkan investasi pada pengadaan mesin-mesin yang bisa melayani customer. Peran teller pun mulai berkurang secara signifikan.

Begitu juga di industri jasa transportasi, yang sebelumnya mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar, saat ini untuk posisi driver pun sudah digantikan oleh sistem komputer. Kendaraan bergerak tanpa memerlukan bantuan sopir manusia.

Jika itu alasannya, sangat masuk akal memang jika memunculkan kekuatiran akan terjadi lonjakan pengangguran di masa depan. Artinya akan ada banyak orang yang tidak memiliki kesempatan kerja karena semuanya tergantikan oleh mesin yang memiliki kecerdasan buatan.

Pekerjaan yang diambil oleh AI pun termasuk pada level teknis. Sebagai contoh; saat ini saja pekerjaan sebagai accounting sudah tergeser oleh aplikasi atau software bahkan cara kerjanya sangat akurat. Kendati demikian peranan sumber daya manusia masih tetap diperlukan.

Maka yang justru menjadi tantangan adalah bagaimana saling menguatkan kapasitas antara sumberdaya manusia untuk menguasai dan mampu beradaptasi dengan produk-produk AI. Sehingga kemajuan AI sejalan dengan peradaban manusia atau sebaliknya.

Dengan demikian teknologi AI tidak akan menyingkirkan manusia sepanjang kita bijak menempatkannya dalam setiap aspek kehidupan. Justeru teknologi AI akan memberikan hasil yang terbaik bila dikendalikan oleh orang-orang yang tepat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image