Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Trimanto B. Ngaderi

Memaknai HUT RI Ke-78 Dengan Merdeka Secara Finansial

Ekonomi Syariah | Thursday, 17 Aug 2023, 11:26 WIB

MEMAKNAI HUT RI KE-78 DENGAN MERDEKA SECARA FINANSIAL

Telah 78 tahun lamanya kita merdeka. Merdeka dari penjajahan kolonial Belanda selama lebih kurang 350 tahun lamanya, ditambah pendudukan Jepang yang hanya 3,5 tahun. Sebelumnya, pernah pula dijajah oleh Portugis dan Inggris.

Itu baru merdeka secara fisik. Namun, ada satu hal yang perlu kita raih, yaitu kemerdekaan finansial. Secara sederhana, kemerdekaan finansial adalah kondisi keuangan yang tanpa batasan-batasan tertentu. Atau kondisi keuangan yang tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain atau dengan uang itu sendiri.

Seseorang yang kondisi keuangannya masih tergantung dari murni gaji, pinjaman, atau bahkan bantuan (sedekah) dari orang lain, maka ia belum merdeka finansial. Seseorang yang mau mengeluarkan infaq dalam nominal kecil masih pikir-pikir, juga belum bebas finansial. Termasuk seseorang yang di masa tuanya menggantungkan hidupnya pada anak atau orang lain, pun belum merdeka finansial.

sumber gambar: https://idxchannel.com

Saatnya Untuk Berinvestasi

Selama ini, yang dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia adalah menabung di bank. Kelebihannya adalah sangat likuid, bisa dicairkan kapan pun dan di mana pun. Sedangkan kelemahan menabung di bank, di antaranya adanya inflasi, bunga (bagi hasil) yang kecil, dan potongan biaya bulanan.

Terkait investasi, sebagian besar masyarakat kita menyalurkannya di sektor riil. Kesadaran untuk berinvestasi di sektor keuangan masih rendah. Hal itu disebabkan oleh pemahaman masyarakat akan pasar modal yang masih minim. Di sisi lain, adanya ketakutan uangnya akan hilang atau ditipu akibat trauma karena pernah menjadi korban dari praktik money game atau skema Ponzi.

Saya sendiri juga belum lama berinvestasi di sektor keuangan, khususnya di pasar modal syariah. Ceritanya begini. Saat mengikuti Kemah Literasi dan Muswil Forum TBM Provinsi Jawa Tengah, saya mendapatkan hadiah sebuah buku dari Gramedia Semarang berjudul “Simple Stories for A Simple Investor” karya Nicky Hogan.

Buku itulah yang membuka wawasan saya tentang pasar modal. Usai membaca buku itu, akhirnya saya memutuskan untuk ikut berinvestasi di pasar modal. Kemudian saya mendatangi Kantor BEI Perwakilan Jateng 2 di Surakarta untuk mendapatkan informasi lebih lengkap. Setelah merasa yakin, saya pun mendatangi Agen Bursa (AB) yang tidak jauh dari kantor tersebut untuk membuka akun.

Memilih yang Berbasis Syariah

Sebelumnya saya pernah belajar tentang ekonomi syariah. Salah satu tema besar dalam ekonomi syariah adalah bagaimana setiap Muslim bisa terbebas dari segala bentuk akad (transaksi) ribawi. Selain memang secara tegas dilarang oleh Allah di dalam Al Qur’an dan merupakan dosa besar, praktik riba dapat merusak moral masyarakat sekaligus menghancurkan sistem perekonomian suatu negara.

Apabila berbasis syariah, investasi yang kita lakukan tidak hanya sekedar mencari cuan, akan tetapi kita juga berharap rejeki yang diperoleh memiliki nilai keberkahan, dalam arti membawa manfaat baik diri sendiri maupun orang lain. Halal sekaligus barakah. Bahkan, di pasar modal syariah kita dapat melakukan aktivitas filantropi, berupa wakaf, sedekah saham, atau kegiatan amal lainnya.

Secara makro, usaha yang berbasis syariah diharapkan mampu memperbaiki perekonomian kaum Muslimin. Sebab, kita tahu bersama bahwa mayoritas penduduk Muslim masih berpenghasilan menengah bawah. Hal ini mengakibatkan mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah, kualitas kesehatan yang belum memadai, serta sandang dan papan yang belum layak.

Semoga dengan adanya pasar modal syariah, mampu mendorong mereka untuk ikut berinvestasi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.

*****

Tidak mudah memang untuk mencapai kemerdekaan finansial, kecuali kita punya modal besar, berpengalaman, dan sudah melakukan investasi sejak usia muda. Tapi tidak ada kata terlambat. Kita bisa mulai berinvestasi mulai sekarang, sesuai kemampuan modal yang kita miliki. Biar pun hanya sedikit, tapi jika dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, Insya Allah akan memberikan hasil yang terbaik.

Untuk bisa memahami tentang investasi syariah, kita tidak perlu kuliah secara khusus atau membayar biaya seminar yang mahal. Kita bisa belajar secara online melalui website, media sosial, atau aplikasi. Bahkan, ada pula offline yang diadakan oleh BEI, Agen Bursa, atau lembaga lainnya.

Selamat berinvestasi!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image