Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Asep Totoh Widjaya

Menyoal Learning Outcome SMK

Pendidikan dan Literasi | Tuesday, 15 Aug 2023, 09:40 WIB

Menyoal kembali Instruksi Presiden No 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tentunya diharapkan akan menjadi solusi dengan menjadikan model SMK berubah dengan Demmand driven bukan Supply driven, dimana lulusannya harus sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan atau Dunia Industri (DU/DI) yang mengedepankan pendekatan job-based learning dimana ada standarisasi mutu dari standar-standar kompetensi disertai dengan jenis sertifikasi dan teknik pengujiannya.

Kemudian pendekatan kedua adalah mengembangkan sekolah-sekolah kejuruan dan pelatihan-pelatihan kreatif dengan model life-based learning sebagai pendidikan alternatif. Pembelajaran di SMK mengedepankan pendekatan berbasis potensi alam kehidupan nyata. Model ini memungkinkan tumbuhnya sekolah-sekolah kreatif sesuai dengan keunggulan potensi wilayah.

Ada yang menarik dari kiprah pendidikan vokasi Sekolah Menengah kejuruan(SMK), memasuki tahun keempat program revitalisasi SMK di Indonesia. Sejak tahun 2019 ini Kemendikbudristek melalui Dirjen PSMK membidik dan mendorong pangsa luar negeri untuk lulusan SMK siap bekerja, hal ini bukan sebuah program tanpa alasan karena dari segi kompetensi atau keahlian menjamin benar-benar sudah siap pakai sebagai tenaga kerja yang kompeten juga memiliki pengetahuan mumpuni dibidangnya.

Keahlian tersebut dibuktikan ketika para lulusan ini sudah teruji dengan diperolehnya sertifikasi keahlian dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) I yang terlisensi resmi dari pemerintah yaitu BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).

Artinya secara terbuka dan bukan tanpa alasan sudah bisa “go Internasional” untuk para lulusan SMK yang mau bekerja diluar negeri, karena sebelumnya para lulusan SMK ada yang bekerja diluar negeri. Akan tetapi semua itu masih terbatas pada tingkat hubungan langsung seperti kerja sama anata kemendikbud dengan negara tertentu, maupun SMK-SMK yang sudah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan diluar negeri yang membutuhkan tenaga kerja dari lulusan SMK tersebut.

Selanjutnya lulusan SMK bisa “go Internasional” dibawah koordinasi PNP2TKI yang akan mengoftimalkan pengiriman lulusan SMK bekerja diluar negeri, begitupun PPTKIS bisa menghubungkan langsung dengan pihak-pihak yang mebutuhkan tenaga kerja lulusan SMK di luar negeri.

Dengan demikian Sekolah pendidikan Kejuruan dengan SMK Bisa Hebat, Siap Kerja, Santun, Mandiri dan Kreatif dengan pemnguatan konsep BMWnya harus bisa menjawab nyata tiga peluang yang dapat dilakukan lulusan SMK; Pertama, para lulusan SMK diharapkan dapat bersaing dan bekerja didunia industri yang ada didalam negeri maupun diluar negeri. Kedua, bagi lulusan SMK yang ingin meningkatkan ilmunya dapat melanjutkan sekolah kuliah di perguruan tinggi. Dan ketiga, para lulusan SMK bisa dan dapat mengembangkan pengetahuan dan keahlian mereka untuk membuka usaha sendiri dengan berwirausaha.

Sehingga dibutuhkan tiga hal dalam meningkatkan daya saing para lulusan sekolah SMK sebagai produk lembaga pendidikan. Pertama, Karakter. Di mana Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dari para lulusan selain berperilaku atau berbudi pekerti yang baik haruslah pula me­miliki etos kerja yang produk­tivif. Kedua, Kompetensi. Di mana lulusan peserta didik harus memiliki kemampuan be­kerja sesuai perkembangan. Misalnya memiliki kemam­puan berbahasa asing yang baik, kemampuan keterampilan dibidang IT dan mampu memahami perubahan dunia informasi dan teknologi yang sudah memasuki babak Era Industry 4.0.

Ketiga, Inovasi. Dimana para lulusannya harus bisa melakukan konsep-konsep kebaruan, hal ini tidak bisa dicapai jika kemampuan produktivitas lulusan atau calon tenaga kerja itu masih rendah. Tiga hal ini harus dibe­kali sehingga SDM lulusan kita sema­kin kompetitif, dan tentunya perubahan harus terus dilakukan dalam sistem pendidikan vokasi SMK pada relevansi learning outcome dunia pendidikan dengan karakteristik tenaga kerja yang dibutuhkan di masa mendatang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image