Keluhan Konsumen dan Reaksi Pelanggan
Bisnis | 2021-12-29 17:28:40Dalam satu perusahaan, apalagi yang bergerak dalam bidang penjualan dan pelayanan akan selalu mengalami hal namanya keluhan pelanggan, kondisi yang tidak mungkin dihindari .
Benar, keluhan pelanggan adalah sesuatu yang alami, dan tidak untuk dihindari, tetapi untuk diselesaikan, karena pelanggan yang berlagak atau komplain adalah pelanggan yang peduli terhadap bisnis perusahaan tersebut.
Contoh keluhan pelanggan :
Seorang Pelanggan wanita membeli sepatu dari sebuah toko sepatu. Ia butuh sepatu untuk mengunjungi seorang klien penting dan ingin tampak anggun. setiap hari, pelanggan tersebut mengenakan sepatu barunya untuk bertemu dengan klien tadi.Dalam perjalanan , tiba-tiba tumit dari salah satu sepatu itu lepas! Wanita itu kecewa dan stres! la merasa sangat malu karena harus berjalan pincang ke kantor klien! Setelah kejadian itu, ia menghadapi minggu yang sibuk sehingga tidak sempat memperbaiki sepatu yang rusak tadi.
Pada hari Sabtu, ia pergi ke toko sepatu dan menjelaskan apa yang telah terjadi minggu lalu. Kemudian, pramuniaga toko memaksanya untuk membeli pembelian sebagai bukti.Saya telah membeli sepatu dari toko tersebut. Wanita itu mengatakan, ia telah kehilangan bon yang dimaksud. Pramuniaga meminta maaf dan menjelaskan bahwa sudah menjadl “kebijakanperusahaan” untuk tidak memperbaiki sepatu yang rusak kecuali ada bon pembelian.
Pelanggan marah! Ia berpendapat hebat dan meningkatkan nada bicaranya. Setelah 15 menit adu argumen, pramuniaga itu akhirnya setuju untuk memperbaiki sepatunya. Begitu sepatu selesai diperbaiki, wanita tadi menerima sepatu itu dan tidak akan membeli dari toko itu Iagi.
Kemudian ia pergi berkumpul dengan enam teman-temannya. Sambil minum kopi di sebuah kafe, ia menceritakan pengalaman buruk yang dialaminya dan teman-temannya untuktidak membeli sepatu dari toko itu.
Berikut Tahapan Menangani Keluhan Pelanggan :
Tahap 1 - Tangani Emosi Pelanggan
Dalam hal pelanggan atau konsumen yang sedang komplain, yang sedang memiliki keluhan , maka emosi pelanggan tersebut harus diturunkan, bahkan dihilangkan, karena itu emosi yang negatif, setidaknya untuk perusahaan.
Menenangkan pelanggan dengan berempati kepada pelanggan, karyawan perusahaan harus menempatkan diri di dalam ”sepatunya” dan melihat situasi dari posisinya (pelanggan).
Jika perusahaan tidak bisa menangani emosi pelanggan yang sedang komplain, maka emosinya akan meningkat dan menciptakan keputusan dan tindakan yang dapat merugikan perusahaan.
Tahap 2 – Menyelesaikan Masalah Pelanggan
Setelah mahir melayani pelanggan, tahap selanjutnya memecahkan masalah pelanggan. Hal ini bisa menjadi bagian tersulit karena dimunculkan oleh perusahaan mungkin tidak memungkinkan Anda untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dalam kasus ini, sangatdibutuhkan kesabaran, kemampuan negosiasi, dan persuasi yang tinggi. Semoga saja, setelahproses tawar-menawar, pelanggan Anda dapat menerima solusi yang Anda tawarkan.cerita, ada hal yang harus Anda ingat dan sadari.
Jika akhirnya pelanggan menerima solusi yang Anda tawarkan, mungkin saja itu hanya sebuah kompromi. ini sesuatu yang benar-benar dia inginkan. Bisa saja pelanggan menerima tawaran Anda hanya untuk menghindari kekecewaan yang lebih jauh atau bahkan untuk menghemat waktu.
Dan jika solusi yang Anda berikan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan, maka masalah itu sendiri tidak nyaman dan sudah memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan dengan _ perusahaan Anda. Perasaan ini harus dikoreksi agar supaya pelanggan Anda pergi dengan suasana hati yang senang tanpa rasa kompromi.
Tahap 3 – Buat Pelanggan Tersenyum
Pada tahap selanjutnya, tugas perusahaan melalui para praktisi diperusahaan tersebut adalah membuat pelanggan tersenyum, artinya pelanggan sudah senang, pelanggan sudah tidak kecewa, atau bisa memahami situasinya.
Tapi itu saja tidak cukup. Mengapa? pelanggan yang permasalahannya selesai, belum tentu senang, bisa jadi pelanggan menganggap hal itu memang kewajiban perusahaan,jadi wajar jika perusahaan berusahan menyelesaian permasalahannya. Tidak ada pluspointnya, tidak ada yang istimewa di mata pelanggan.
Itu berarti perusahaan harus melakukan sesuatu lebih dari menyelesaikan permasalahan pelanggan tersebut. Hal kecil yang paling mudah dilakukan adalah memberikan layanan lebih, memberikan bingkisan kecil, atau apapun sebagai bentuk terima kasih perusahaan kepadakonsumen tersebut.
Seperti dalam contoh ke-2 cerita di atas, dimana pelanggan mendapatkan sepasang kaos wanita cantik, dibungkus, dan tampak disediakan untuk, bukan karena keterpaksaan. permasalahannya diselesaikan dengan baik oleh perusahaan menjadi lebih nyaman,bukan karena keterpaksaan
Hal kecil saja, merasa lebih diperhatikan, merasa lebih dekat dengan produk dan perusahaan tersebut.
Tahap 4 – Buat Pelanggan Lebih Loyal
Sampai tahap ketiga tersebut sebenarnya perusahaan sudah melakukan penanganan keluhan pelanggan dengan baik.
Jika perusahaan ingin pelanggan tersebut menjadi pelanggan setia perusahaan, maka perusahaan harus meningkatkan loyalitas pelanggan tersebut. dari menanyakan bagaimana kabar pelanggan tersebut, terutama pada poin komplain sebelumnya.
bersyukurlah untuk mencintai pelanggan, apakah masih ada masalah dengan produk yang sudah diperbaiki tersebut? hal ini dilakukan beberapa waktu setelah komplain pelanggansudah diselesaikan. Ini untuk memastikan bahwa pelanggan tersebut memang benar-benar mendapatkan sesuatu seperti harapannya.
Ada banyak program loyalitas pelanggan, maka dari itu perusahaan harus menyusun program tersebut.
Kesimpulan
Jadi sebagai perusahaan harus selalu ingat saat ada pelanggan yang berlagak, jangan pernah berpikir negatif. Pelanggan yang komplain adalah pelanggan yang masih ingin berhubungan dengan perusahaan kita, masih ingin dilayani dengan baik oleh perusahaan kita. Dan yang lebih penting adalah, dengan pelanggan yang komplain maka sudah ada perusahaan yang diberitahubahwa ada kesalahan dengan produk pada perusahaan, ada kesalahan dengan barang, ada kesalahan dengan layanan.
Apakah dalam fungsi, desain, atau saat produk tersebut dikonsumsi, saat itu atau hanya waktu kemudian. Artinya perusahaan menjadi tahu dan perusahaan diberi kesempatan oleh pelanggan untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
Dan tugas dari perusahaan adalah menyusun sistem untuk menangani keluhan pelanggan/keluhan konsumen tersebut.
Ada banyak contoh keluhan pelanggan yang berhasil ditangani dengan baik, justru meningkatkan loyalitas pelanggan tersebut. Dan sebaliknya keluhan pelanggan yang tidak tertangani dengan baik, menciptakan bencana bagi perusahaan, kehilangan sedikit demisedikitnya pelanggan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.