Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Humas Universitas Aisyiyah Surakarta

Oppenheimer: Ketika Teknologi dan Penyesalan Menjadi Satu

Teknologi | 2023-08-05 12:06:25
Bapak Bom Atom Oppenheimer. Source: BBC.com

AISKA, Surakarta – Oppenheimer, film yang baru-baru ini sedang diputar di bioskop, mencuri banyak perhatian masyarakat karena dibintangi oleh jajaran aktor dan aktris ternama, seperti Cillian Murphy, Emily Blunt, Matt Damon, Robert Downey Jr., dan Alden Ehrenreich. Christopher Nolan, salah satu sutradara berbakat di Hollywood, juga didapuk untuk menyutradarai film ini. Sedikit yang tahu siapa sebenarnya Oppenheimer itu. Padahal, nama Oppenheimer cukup terkenal di bidang fisika. Penasaran siapakah Oppenheimer yang menjadi tokoh pusat dari film ini? Simak biografi singkat Oppenheimer berikut ini!

Oppenheimer, lahir di New York City, Amerika Serikat, adalah seorang ilmuwan fisika yang dikenal sebagai Bapak Bom Atom, karena dialah yang pertama kali menciptakan bom atom. Pada tahun 1942, lulusan Universitas Harvard ini direkrut oleh pihak tentara Amerika Serikat untuk memimpin “Proyek Manhattan” di Los Alamos, New Mexico dan mengembangkan bom dengan tenaga yang luar biasa. Dia juga pernah melakukan percakapan dengan Albert Einstein untuk mendiskusikan resiko reaksi bom atom yang dapat memicu kehancuran dunia.

Setelah Jerman menyerah di Perang Dunia II, Presiden Harry S. Truman memerintahkan pihak militer Amerika Serikat untuk meledakkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang dengan bom atom bernama Little Boy dan Fat Man. Saat inilah Oppenheimer dikenal publik sebagai si pencipta bom atom. Akan tetapi, kehancuran Jepang dan puluhan ribu korban bom atom miliknya membuat rasa bersalah menghantuinya. Di satu sisi, Oppenheimer merasa berdosa karena telah menciptakan bom atom. Namun, di sisi lain, ia juga merasa bersyukur karena senjata terhebat itu tak jatuh di tangan Nazi dan Jerman. Di luar semua rasa penyesalannya yang mendalam, Oppenheimer juga lega karena peperangan akhirnya berhenti akibat dari pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Setelah kejadian itu, Oppenheimer meminta Presiden Truman untuk menghentikan penelitian untuk mengembangkan bom atom, namun Presiden Truman tidak menggubrisnya.

Oppenheimer juga menyarankan untuk menghentikan riset mengenai bom hidrogen yang diusulkan oleh Teller. Sikapnya menjadi titik pertikaian di tengah ketegangan Perang Dingin dengan Uni Soviet. Lewis Strauss, ketua Perserikatan Emisi Atom, membenci Oppenheimer karena secara terbuka menolak keprihatinannya mengenai ekspor radioisotop dan merekomendasikan pembicaraan senjata dengan Uni Soviet. Dia juga percaya Oppenheimer membuat Einstein menentangnya.

Strauss ingin menghancurkan nama Oppenheimer melalui eksploitasi asosiasi Oppenheimer dengan komunis. Meskipun beberapa rekan Oppenheimer bersaksi dalam pembelaannya, hal ini telah berdampak pada izin akses Oppenheimer yang dicabut sebelum waktunya, merusak citra publiknya, dan menghapus kebijakannya. Pada sidang senat pengangkatan Strauss sebagai Sekretaris Perdagangan, Hill bersaksi tentang motif pribadi Strauss dalam merekayasa kejatuhan Oppenheimer. Senat memberikan suara menentang pencalonan Strauss. Pada tahun 1963, Presiden Lyndon B. Johnson memberi Oppenheimer Penghargaan Enrico Fermi sebagai isyarat rehabilitasi politik. Terungkap bahwa percakapan Oppenheimer dan Einstein sebelumnya bukanlah tentang Strauss, tetapi implikasi luas dari senjata nuklir. Oppenheimer yakin dia memulai reaksi berantai yang akan menghancurkan dunia.

(/az)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image