Rektor Uhamka: Mari Bangun Riset University melalui Pengabdian Masyarakat
Eduaksi | 2021-12-28 10:55:12Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) telah menggelar Seminar Nasional Program Penelitian Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Penelitian dan Purwarupa PTS Kerjasama UHAMKA dengan Ditjen Dikti Ristek Kemendikbudristek Tahun 2021, kegiatan tersebut diadakan secara offline dan online pada 27 dan 28 Desember 2021 di Grand Ballroom Lt. 10, Hotel Lorin Sentul Bogor Jawa Barat serta disiarkan secara langsung melalui media Zoom Meeting dan Youtube LPPM Uhamka.
Prof Dr Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka dalam sambutannya membahas beberapa poin penting dari visi misi Uhamka di masa yang akan datang, diantaranya ia membahas tentang Uhamka yang akan menjadi Prophetic Teaching University. Gunawan menyebutkan bahwa menurut Kunto Wijoyo visi Prophetic mempunyai tiga poin penting didalamnya yaitu transendental, Humanisme, dan Liberasi.
“Apabila kita bicara tentang transendental, maka itu akan berkaitan dengan kemampuan Uhamka dalam meluluskan lulusan yang beriman dan bertaqwa. Sedangkan humanisme dan liberasi berkaitan dengan pengamalan Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar,” ujar Gunawan.
Namun, ia menambahkan bahwa dalam upaya Uhamka untuk membangun Prophetic Teaching University masih harus melalui beberapa tahapan untuk kedepannya, selain itu membutuhkan proses yang lama didalamnya karena memiliki tantangan yang cukup krusial untuk kedepannya.
“Ukurannya kalau dari segi pendidikan akademiknya, maka akreditasi instuitusinya harus unggul, dan prodinya harus terakreditasi Internasional. Dalam bidang riset, dalam empat tahun yang akan datang publikasi riset Uhamka harus diatas 500 penelitian, lalu apabila kita merujuk pada ukuran Prophetic dari BAN-PT, maka kita harus punya dosen dengan gelar Doktor itu sebanyak 35%, apabila dalam empat tahun kedepan kita tidak memenuhi hal itu maka kita gagal menjadi riset university,” ujarnya.
Maka dari itu, ia berharap mulai saat ini para dosen harus bisa mengimplementasikan risetnya kedalam pembelajaran, bukan hanya menggunakan referensi kedalam pendidikan pembelajaran. Apabila diintegrasikan dari filosofi Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah maka nantinya dosen akan mendapatkan teori dari sebuah sumber, lalu teori dikembangkan dan diteliti oleh dosen dan mahasiswa, hasilnya diimplementasikan ke masyarakat.
“Mulai sekarang kita harus mengintegrasikan, jadi mengajar sesuai peminatan dosen, tapi integrasikan dengan sebuah riset, dan sekaligus luarannya bisa dikontribusikan kepada masyarakat diluar sana,” tutur Gunawan.
Ia menganggap bahwa hibah kemendikbudristek ini merupakan awal dari langkah-langkah tersebut. Apabila dikaitkan dengan pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), nantinya akan dilihat dari aspek pengajaran dan aspek pengabdian. Maka, LPPM Uhamka harus memiliki banyak mitra pengabdian, karena LPPM merupakan rumah mahasiswa untuk melakukan aplikasi dari MBKM.
“Maka dari itu saya harap kepada bapakibu dari mitra, hal ini bisa menjadi mentor untuk kedepannya. Namun, apabila dosen dan mahasiswa yang berpartisipasi dalam pengabdian itu sedikit, maka ini merupakan tantangan untuk LPPM dalam mengembangkan hal ini, karena saya yakin seiring berjalan waktu, pengabdian masyarakat tidak akan dipandang sebelah mata oleh dosen dan mahasiswa,” ungkapnya dalam penutupan sambutan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.