Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image sayyidatina vista kintani

Peran Marketing Mix dalam Promosi Sekolah

Eduaksi | 2023-07-02 23:14:18

Peran "Marketing Mix" dalam Promosi Sekolah

Sebentar lagi, semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 akan berakhir. Bagi para penyelenggara pendidikan, terutama pendidikan swasta, mereka telah bersiap-siap untuk merencanakan penerimaan peserta didik baru untuk tahun pelajaran yang akan datang. Setiap penyelenggara pendidikan berhak menentukan sendiri waktu dimulainya PPDB untuk sekolah yang dikelolanya. Orang tua dan calon peserta didik berani mendaftar lebih awal di sebuah sekolah biasanya karena sudah mengetahui kualitas sekolah yang akan dimasukinya tersebut. Dengan kata lain, sekolah tersebut biasanya sudah "punya nama" di suatu daerah.

Di dalam sebuah perusahaan, agar omset penjualan tinggi, perusahaan tersebut harus memiliki strategi pemasaran yang baik. Paling tidak, perusahaan harus memperhatikan dan memberikan fokus yang seimbang pada 4 unsur dalam marketing mix, yaitu product, price, place, dan promotion.

Meskipun tidak termasuk lembaga yang berorientasi bisnis, sekolah juga memerlukan strategi pemasaran. Kita juga tidak bisa menafikan bahwa sekolah juga butuh sokongan dana yang sebagian besar berasal dari dana masyarakat. Dalam melakukan kegiatan promosi kadang kita tidak memiliki pijakan yang tepat untuk membuat sebuah rencana.

Strategi pemasaran yang dimaksud adalah adanya kondisi pemasaran yang kondusif serta mampu memberikan dampak pada sekolah itu sendiri, masyarakat dan konsumen. Tujuan dari manajemen pemasaran jasa pendidikan untuk memepermudah lembaga dalam memasarkan jasa pendidikannya kepada mayarakat.

Bagi sekolah swasta, "curi start" proses PPDB ini perlu dilakukan karena untuk memastikan sejak awal bahwa di tahun pelajaran yang akan datang sudah ada perkiraan jumlah peserta didik yang akan masuk.

Kegiatan promosi sekolah tersebut kini tidak hanya berlaku untuk sekolah swasta, tetapi juga untuk sekolah-sekolah negeri. Mereka rata-rata sangat optimis tidak akan kekurangan siswa.

Namun, kondisi seperti itu sudah jauh berubah saat ini. Dengan keberhasilan program keluarga berencana, jumlah anak usia sekolah di daerah-daerah tertentu sudah sangat menyusut. Oleh karena itu, di awal tahun pelajaran, banyak juga sekolah-sekolah negeri yang ikut mempromosikan sekolah mereka.

Mengapa sekolah negeri pun ikut-ikutan berlomba-lomba melakukan promosi sekolah? Pertama, jumlah peserta didik yang masuk ke sebuah sekolah akan berbanding lurus dengan jumlah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang akan diterima sekolah tersebut. Untuk mendapatkan dana BOS yang semakin banyak, sekolah harus menambah jumlah siswa.

"Marketing Mix" dalam promosi sekolah

Marketing mix atau bauran pemasaran adalah keseluruhan unsur atau alat pemasaran yang dipadukan untuk mendapatkan respon di pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Dari unsur-unsur tersebut dapat digunakan untuk memetakan apa yang menjadi potensi sekolah yang dapat dikomunikasikan ke pelanggan sehingga dapat direspon dan menimbulkan daya tarik. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan oleh organisasi seperti sekolah untuk memengaruhi permintaan pelanggan. Ada 4 variabel dalam bauran pemasaran yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Dari keempat tersebut oleh James dan Phillips dalam Wijaya (2016) disarankan untuk pemasaran jasa ditambahkan 3P yaitu people (orang), physical evidence (bukti fisik), dan process (proses). Dengan penambahan ini maka bauran pemasaran menjadi 7P.

Melihat fakta-fakta tersebut, kegiatan promosi sekolah ternyata memang sangat dibutuhkan oleh para penyelenggara pendidikan, baik itu negeri maupun swasta.

Karenanya, sekolah harus memahami kegiatan promosi yang efektif dan efisien.

Setiap sekolah memiliki unsur-unsur marketing mix namun kenyataannya belum banyak yang menggali dan memunculkannya dalam rangka membangun citra dan biasanya hanya fokus pada satu unsur misalnya promosi (Wijaya, 2016). Hidayat dan Machali (2012) mengatakan bahwa sekolah memiliki potensi jika diinformasikan dengan baik dan menarik akan menarik minat dan membentuk citra sekolah dalam benak pelanggan. Alma (2009) merinci untuk membangun citra sekolah dapat dilakukan melalui pelayanan guru dan karyawan, fisik gedung, akademik, kegiatan keagamaan, kegiatan kesenian, ekstrakurikuler, promosi melalui media cetak atau elektronik, mengadakan kegiatan berupa pameran atau even, penerbitan sekolah, biaya, alumni, perpustakaan, laboratorium, dan lingkungan atau lokasi.

Meskipun tidak termasuk lembaga yang berorientasi bisnis, sekolah juga memerlukan strategi pemasaran. Kita juga tidak bisa menafikan bahwa sekolah juga butuh sokongan dana yang sebagian besar berasal dari dana masyarakat. Dalam melakukan kegiatan promosi kadang kita tidak memiliki pijakan yang tepat untuk membuat sebuah rencana.

Oleh karena itu, keempat unsur marketing mix tersebut (product, price, place & promotion) sepertinya bisa diberlakukan juga dalam upaya memasarkan sebuah lembaga pendidikan, baik itu jenjang pendidikan dasar, menengah, atau bahkan perguruan tinggi. Berikut ini akan diuraikan 4 unsur tersebut dalam implemenpentasinya di sekolah.

Produk

Unsur pertama adalah produk. Dalam sebuah perusahaan, sudah jelas bahwa unsur produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan. Di sekolah, yang dimaksud produk bisa meliputi;

1. Output siswa yang telah mengenyam pendidikan disekolah tersebut.

2. Kualitas layanan jasa yang diberikan oleh para guru.

Lulusan dari sebuah sekolah dianggap sebagai lulusan yang baik jika mereka bisa mendapatkan nilai terbaik. Yang paling menjadi perhatian masyarakat adalah nilai ujian nasional dan yang tidak boleh dilupakan ketika berbicara tentang produk sebuah sekolah adalah prestasi akademik dan non-akademik yang berhasil diraih oleh para siswanya.

Siswa yang bersekolah tidak hanya dijanjikan akan mendapat selembar ijazah, tetapi akan memperoleh hal-hal lain yang menjadi nilai tambahan. Misalnya tambahan pelajaran agama, berbagai ekstrakurikuler, atau hal-hal lain yang bisa digunakan untuk meningkatakan daya tarik.

Selain perolehan nilai akhir yang membanggakan, prestasi siswa dalam berbagai kegiatan olimpiade juga tak boleh lepas dari perhatian.

Prestasi olimpiade ini biasanya akan sangat mudah menarik perhatian masyarakat umum.

Dalam rangka mengejar prestasi siswa di berbagai olimpiade tersebut bahkan ada sekolah yang berkerja sama dengan dunia perguruan tinggi untuk mengadakan bimbingan atau pelatihan khusus. Tentu saja langkah ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Selain bermanfaat untuk mengejar prestasi dalam bidang olimpiade, cara seperti ini bisa dilakukan untuk transfer ilmu dari dunia perguruan tinggi ke sekolah. Guru yang mengajar di sekolah tersebut sekaligus bisa menyerap ilmu dan teknik belajar yang digunakan untuk menggenjot prestasi.

Semua prestasi tersebut sebenarnya merupakan nilai tambah yang bisa dipamerkan kepada calon peserta didik baru. Seperti halnya dalam sebuah korporasi, untuk menarik minat pembeli, produk yang ditawarkan haruslah memiliki nilai tambah.

Tiap sekolah tentunya akan memutuskan nilai tambah yang berbeda untuk menciptakan kekhasan yang kelak kemudian hari bisa menjadi branding sekolah tersebut.

Price

Secara umum masyarakat sebenarnya mengharapkan pendidikan yang berkualitas dengan biaya yang murah atau bahkan jika memungkinkan, gratis. Terkait masalah biaya ini, di beberapa daerah sekolah-sekolah negeri telah diuntungkan dengan adanya kebijakan sekolah gratis yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

Namun demikian, bukan berarti sekolah swasta sama sekali tidak memiliki peluang. Sekolah swasta yang benar-benar bermutu akan tetap menjadi rebutan walaupun biayanya lebih mahal dibanding sekolah lain.

Penyelenggara pendidikan bisa menerapkan sistem subsidiaritas disesuaikan dengan kemampuan orang tua. Orang tua yang mampu dibebani biaya lebih tinggi dibanding orang tua yang kurang mampu. Bahkan kalau perlu, penyelenggara pendidikan bisa menggratiskan biaya sekolah atau paling tidak mereduksi biaya pendidikan untuk anak-anak berprestasi.

Hal-hal lain terkait besarnya biaya pendidikan perlu dibahas secara matang oleh seluruh petinggi di dalam sekolah agar bisa memberikan manfaat maksimal kepada penyelenggara, tetapi tidak terlalu orang tua siswa.

Place

Seperti dalam bidang usaha yang lain, masalah tempat ini mempunyai pengaruh besar terhadap popularitas sebuah sekolah. Tempat yang strategis, nyaman, kondusif untuk belajar tentu akan lebih mudah menarik perhatian dibanding dengan tempat yang kumuh, sempit, berada di dalam gang, dan kurang fasilitas pendukung. Itulah pentingnya tempat dengan segala fasilitas pendukungnya.

Promotion

Harga yang menarik, kualitas yang bagus dan tempat yang strategis belum tentu dapat diketahui dan diminati banyak orang jika tidak menggunakan promosi. Banyak sekali cara untuk mempromosikan suatu sekolah.

Promosi sebagai usaha memengaruhi dengan cara menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pelanggan. Promosi dilakukan agar tercipta persepsi yang baik di mata pelanggan. Tanggapan dari promosi dapat berupa kesadaran dan ketertarikan sampai pada keputusan membeli atau menggunakan produk (Setyaningrum, Udaya, dan Efendi, 2015). Terkait dengan promosi sekolah, Wijaya (2016) mengatakan bagaimana sekolah mengomunikasikan produk dengan cara memberikan informasi serta meyakinkan pelanggan akan manfaat jika mereka membeli atau menggunakan produknya.

Gabungan antara bukti bukti prestasi, biaya pendidikan yang memadai, tempat yang strategis serta dukungan promosi yang efektif merupakan gabungan unsur marketing mix yang sempurna untuk menawarkan, mempromosikan, dan memasarkan sebuah sekolah.

Media sosial menjadi bagian promosi antara lain facebook, whatsapp group, dan instagram. Dari observasi, di facebook berisi promosi yang menampilkan program unggulan dan foto kegiatan. Sementara di whatsapp group baik group alumni, guru lebih banyak melakukan promosi dalam bentuk video, foto, serta obrolan langsung di grup. Media ini sangat membantu dalam berpromosi sekaligus dapat digunakan untuk membangun citra. Apa yang diperoleh anggota grup diharapkan dapat ditularkan oleh anggota ke anggota di grup yang lain.

Bentuk promosi lain dalam mendapatkan calon peserta didik adalah “door to door” dengan mendatangi langsung ke anak yang dianggap bisa diajak masuk ke suatu sekolah tersebut.

Seperti yang sudah dibahas di atas, yang wajib diketahui oleh setiap pebisnis yakni konsep Marketing 4 P. Marketing 4 P berfokus pada 4 hal, yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat) dan Promotion (promosi). Keempat hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan utama dalam menyusun bagaimana nantinya kita akan melakukan pemasaran. Namun dengan perkembangan keadaan pasar yang sudah sangat dinamis saat ini menyebabkan konsep 4 P tersebut dirasa sudah kurang efekif. Oleh karena itu banyak pengamat yang merasa perlu ditambahkannya poin lain dalam konsep tersebut. Hingga dipopulerkanlah istilah Marketing Mix atau Marketing 7 P.

Agar promosi lebih efektif harus dibuat perencanaan sehingga dalam pelaksanaan lebih maksimal dan terlihat hasilnya. Perlu diperhatikan juga daya tarik dan teknik untuk menarik pelanggan baik dari konten maupun desainnya. Selain itu belum memunculkan keunikan atau diferensiasi yang membedakan dari sekolah lain. Wijaya (2016) menyebut keunikan sekolah dapat sebagai kekuatan citra sekolah dan menjadi ciri khusus sekolah di mata masyarakat.

Tidak ada kata terlambat untuk mempromosikan sekolah, bagi sekolah yang belum melakukan promosi sekaranglah waktu yang tepat!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image