Kadisdik Aceh Mengajak PT BSI Perkuat Literasi Keuangan di Sekolah
Eduaksi | 2021-12-27 17:48:46Banda Aceh - Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri MM menyampaikan ucapan terimakasih pada PT Bank Syariah Indonesia (BSI) yang dinilai telah memberikan dukungan dan kolaborasi program vokasi untuk memperkuat literasi keuangan syariah di lingkungan satuan pendidikan di Aceh.
“Kami berharap dan mengajak BSI untuk dapat bekerja sama terutama dalam memperkuat literasi keuangan syariah terhadap dunia pendidikan di Aceh,” kata Alhudri saat memberikan sambutan pada Maulid Nabi Muhammad SAW dan peringatan 17 tahun Tsunami Aceh yang dilaksanakan di Aula SMKN 2 Banda Aceh, Senin 27 Desember 2021.
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Komisaris Utama PT. BSI, Dr. TGB Muhammad Zainul Majdi, Lc., MA, Komisaris Independen PT. BSI, M. Arief Rosyid Hasan, Anggota Dewan Pengawas Syariah PT. BSI, Dr. Mohammad Hidayat, dan Regional CEO PT. BSI Wilayah Aceh, Wisnu Sunandar.
Alhudri menuturkan, kerjasama ini diperlukan karena sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman literasi keuangan syariah untuk mensinergikan potensi masing - masing pihak, agar tercapainya hasil yang maksimal dalam kegiatan pendidikan, pengajaran dan pengabdian masyarakat.
Dengan Kerjasama ini, menurut Alhudri maka akan menunjang pelaksanaan program-program nasional khususnya di bidang satuan pendidikan di Aceh.
“Ada pun kerjasama ini bersifat mengutamakan kepentingan pendidikan, menghargai kesetaraan mutu, saling menghormati dan saling menguntungkan,” kata Alhudri dalam sambutannya yang dihadiri para kepala sekolah, dewan guru, dan komite SMKN 1 SMKN 2 dan SMKN 3 Banda Aceh.
Alhudri juga menyampaikan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan berpartisipasi sehingga terlaksananya kegiatan maulid dan doa bersama dalam rangka memperingati 17 tahun Tsunami Aceh. Dalam kegiatan tersebut juga memberikan santunan terhadap anak yatim.
Sementara itu, Komisaris Independen PT. BSI, M. Arief Rosyid Hasan menyambut baik ajakan Kadisdik Aceh. Menurut Arif, sebagai bank yang merupakan produk merger dari Mandiri Syariah, BNI Syariah dan BRI Syariah, sangat diharapkan bank ini lebih inklusif dari bank lain serta dapat menyasar kelompok muda, ini adalah pesan khusus untuk BSI dari Presiden RI Joko Widodo. “Karena itu bank ini diharapkan sebagai anak kedua masyarakat Aceh setelah anak sulung Bank Aceh,” kata Arif.
Pemuda berusia 35 tahun ini menuturkan, salah satu alasan BSI memfokuskan diri pada kelompok muda adalah karena tumpuan ekonomi bangsa sangat besar tergantung pada kelompok ini, oleh karena program literasi keuangan dengan digitalisasi layanan dan mencetak entrepreneur muda adalah salah satu fokus dari BSI.
Apalagi program-program tersebut, memiliki relevansi dengan program-program sekolah vokasi di Aceh, seperti program mencetak entrepreneur muda oleh SMK di Aceh dengan berbagai jurusan, seperti perbengkelan, pertanian, pariwisata, perhotelan dan sebagainya.
“Tadi dari Pak Kadis saya mendengar bahwa SMK punya program entrepreneur dengan berbagai produk melalui SMK yang ada di Aceh. Ini merupakan konsen kami (BSI) untuk mencetak pengusaha-pengusaha baru di Aceh, atau membuat pengusaha kecil naik kelas,” kata Arif.
Menurut Arif, BSI menyambut baik ajakan Kadisdik Aceh dalam upaya memperkuat literasi keuangan syariah untuk menciptakan pengusaha-pengusaha muda di Aceh. Menurutnya, saat ini literasi keuangan Syariah di Aceh masih 17 persen dan hal itu akan dapat diakselerasikan hingga 100 persen dengan sinergitas bersama dengan berbagai stakeholder.
“Nanti dapat kita gagas dengan pelatihan-pelatihan sehingga memberi pemahaman bagi peserta didik di Aceh,” kata Arif.
Di penghujung sambutannya, Arif menuturkan ucapan terima kasih atas kerjasama yang sudah digelar, mudah-mudahan ini bisa menjadi pembuka awal dalam mendorong Aceh sebagai etalase kiblat ekonomi syariah di Indonesia. []
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.