Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nafa Amaliatuzzahra

Filosofi Kebahagiaan menurut Yunani Kuno

Sastra | Saturday, 01 Jul 2023, 15:35 WIB

Tak jarang dalam hidup kita merasakan atau menghadapiberbagai kejadian sulit untuk dilewati. Sehingga terkadangmenimbulkan rasa keputus asaan, khawatir, sedih sampai padaakhirnya menangis. Biasanya, kesedihan muncul karena adanyarasa kecewa dari sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasiyang diinginkan. Nah, perasaan seperti ini seharusnyamenadaptkan prinsip Stoic.

Apa itu prinsip stoic?

DIlansir dari akun Instargram meaningful.me, Stoicisme adalahsalah satu aliran dari filsafat Yunani Kuno yang paling sederhana. Dikutip dari Orion Philosophy, Stoicm merupakanprinsip hidup menyelaraskan diri dengan alam untukmengarahkan pada kehidupan yang Bahagia. Kebahagiaan inidapat ditemukan dengan menerima dunia secara apa adanya, sehingga membuat kita bertahan dari rasa sakit akibat keinginanatau ketakutan.

Stoicsm berasal dari bahasa Yunani yaitu “stoikos” yang berartidari stoa (serambi atau beranda). Yang dimaksud dari hal itumengacu pada Stoa Poikile atau beranda berlukis yang berada di Athena. Stoism ini diciptakan di Kota Athena, Yunani oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke – 3 sebelum masehi. Filsafat inidi anut oleh beberapa filsuf dari yunani, mulai dari Epictetus yaitu mantan budak, Seneca yaitu politis di era Kaisar Nero, danjuga Marcus Aurelius yaitu seorang kaisar.

Ajaran filosofi stoa ini sangat beragam, tapi dapat disimpulkanbahwa pada dasarnya adalah mengenai perkembangan logikayang terbagi menjadi dua, yaitu retorika dan dialektika. Selain itu, filosofi ini juga membahas mengenai perkembangan fisikadan juga etika yang memuat teologi dan politik.

Selain itu, stoikisme juga mengajarkan bahwa segala sesuatuyang terjadi di dunia ini memiliki hikmah dan dapat digunakansebagai sarana untuk berkembang dan memperkuat karakter.

Filosofi stoikisme juga sering kali dikaitkan dengan konsep“ikigai” dari budaya Jepang, yang berarti tujuan hidup ataualasan untuk hidup.

Para stoik percaya bahwa setiap orang harus memiliki tujuanhidup yang jelas dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang dapat diubah dan di kontrol, serta mengikhlaskan hal-hal yang tidak dapat diubah.

Jika berbicara mengenai kebahagiaan ini erat kaitanya denganfocus kita terhadap hal yang bisa atau tidak bisa kita kendalikan. Sayangnya, kebanyakan orang didunia lebih sering berfokuspada hal – hal diluar kendalinya dibandingkan mengembangkanhal yang dapatt mereka kendalikan. Padahal, kunci untukmenjadi seorang yang memiliki hidup Bahagia, menjadi sosokyang Tangguh, dan juga bijaksana adalah dengan caramemusatkan diri pada hal yang ada dalam Kendali diri kita.

Ada beberapa tips yang dapat diterapkan untuk mengikuti ajaranstoikisme:

Fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan: Stoikismemenekankan pada pentingnya fokus pada hal-hal yang dapatdikendalikan, seperti tindakan dan pikiran kita. Hal-hal di luarkendali kita, seperti cuaca dan tindakan orang lain, sebaiknyatidak diperhatikan terlalu banyak.

Terima keadaan dengan lapang dada: Stoikisme mengajarkanuntuk menerima keadaan apa adanya dan tidak berusahamelawan atau memperjuangkannya secara keras. Hal inimembantu untuk mengurangi kecemasan dan stres yang tidakperlu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image