Marketplace Guru: Mengatasi Kesenjangan Pendidikan?
Pendidikan dan Literasi | 2023-06-28 09:54:13Dunia saat ini sedang berada pada zaman kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi. Efek dari globalisasi yang begitu cepat membuat berbagai perubahan signifikan terjadi pada seluruh dunia dalam berlomba-lomba memajukan ilmu pengetahuan, memutakhirkan teknologi dan mengembangkan efektifitas dalam setiap aspek kehidupan manusia. Era digital kini menjadi era yang sangat dinamis dalam kehidupan bermasyarakat. Era digital sangat banyak membawa dampak positif kepada kehidupan manusia seperti kemudahan dalam bertransaksi, kemudahan dalam mengakses layanan publik, kemudahan dalam bekerja, dan kemudahan-kemudahan lainnya adalah bentuk dari dampak positif era digital.
Dalam dunia pendidikan, kemajuan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah banyak dirasakan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai inovasi dalam sistem pengajaran, mekanisme pembelajaran, alat bantu dan media pembelajaran yang semakin modern serta modernisasi yang menunjang efektifitas dalam tercapainya sistem pendidikan. Meskipun demikian, era digital juga berpotensi membawa dampak negatif bagi manusia.
Sementara itu, era revolusi industri 4.0 kini telah melahirkan babak baru bernama era society 5.0. Era society 5.0 ini mengintegrasikan keseluruhan aspek teknologi dengan tatanan masyarakat global yang berbasis pada kemutakhiran teknologi dan kompetensi sumber daya manusia. Era society 5.0 muncul dengan membawa tujuan menghilangkan kesenjangan sosial, usia, gender, dan bahasa dalam memberikan pelayanan yang lebih inklusif dan spesifik terhadap setiap kebutuhan individu yang berbeda-beda.
Terdapat dua sektor utama yang harus dijadikan prioritas sektor yang disiapkan. Pertama, sumber daya manusia yang kompeten. Dalam rangka menyiapkan era society 5.0 tentu kompetensi SDM adalah yang utama melalui suatu sistem pendidikan. Pandemi Covid-19 telah membawa banyak perubahan pada sektor persiapan SDM melalui pendidikan dengan menerapkan ‘belajar dari rumah’. Meskipun masih mengalami banyak kendala, tetapi kondisi ini setidaknya memberikan gambaran mengenai perencanaan strategi pembelajaran yang lebih efektif. Kompetensi SDM menghasilkan kemampuan problem solving, critical thinking, dan brainstorming yang dapat menjawab tantangan-tantangan zaman ke depannya. Selain itu, mentalitas dan kebudayaan akan menghasilkan inisatif masyarakat dalam mengikuti perkembangan zaman dan mengasosiasikan dengan nilai-nilai bangsa.
Kedua, teknologi yang mutakhir. Realita kendala yang dialami oleh guru dan murid dalam mengakses sinyal yang stabil dalam rangka melakukan pembelajaran secara daring merupakan bukti bahwa perbaikan sarana dan prasarana teknologi masih sangat diperlukan. Hal ini karena era society 5.0 akan mengintegrasikan masyarakat dan teknologi secar signifikan. Tidak stabilnya sinyal ini tentu akan mengganggu persiapan dalam menghadapi era society 5.0. Keberadaan teknologi ini tentu menjadi tolok ukur kesiapan dari suatu negara dalam menghapai era society 5.0
Salah satu dari inovasi kemajuan IPTEK dalam dunia pendidikan adalah lahirnya berbagai marketplace guru. Marketplace guru yaitu wadah di mana semua guru yang boleh mengajar masuk ke dalam satu database yang dapat diakses semua sekolah. Marketplace ini yang menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam bidang pendidikan tertentu untuk membantu pengajaran seperti Ruangguru, zenius, dan lain-lain. Marketplace ini memiliki kelebihan utama dalam hal kemudahan dan aksebilitas tanpa batas dan tanpa ruang dan waktu untuk mempertemukan konsumen dengan kebutuhannya dalam hal ini adalah guru dan peserta didik.
Tentu tujuan utama dari adanya marketplace guru ini merupakan sebuah solusi yang ditawarkan untuk memajukan pendidikan di Indonesia dengan memfokuskan permasalahan pada gap atau jarak yang memisahkan antara pendidik dengan peserta didik. Tujuan ini juga mengintegrasikan dengan grand design pendidikan di Indonesia untuk menyongsong bonus demografi Indonesia tahun 2030 yang menjadikan generasi Indonesia yang bekualitas dan mencetak sumber daya manusia yang bersaing dengan tantangan global.
Inovasi marketplace guru ini diyakini mampu menyelesaikan permasalahan pendidikan yang pelik di Indonesia. Inovasi yang ditawarkan oleh Menteri Pendidikan Indonesia saat ini, Nadiem Makarim ini tentu merupakan inovasi yang besar dengan segala tantangan dan potensi yang menyertainya.
Pro-kontra hadir ketika inovasi ini digaungkan pertama kali dan dikritisi oleh berbagai pihak terutama pengamat pendidikan dan pakar dalam bidang pendidikan. Hal ini karena inovasi marketplace guru pada dasarkan tidak menyelesaikan permasalahan dasar seperti sistem penggajian guru yang buruk, tenaga honorer yang tidak terjamin kesejahteraannya, serta keberadaan database dapodik yang sudah mengakomodir permasalahan yang diangkat oleh marketplace guru.
Apabila ditimbang urgensinya, tentu sistem penggajian guru merupakan masalah utama yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Hal ini karena sistem penggajian guru di Indonesia masih saling lempar tanggungjawab antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Selain itu, tenaga honorer yang kerap dikeluhkan karena diberikan upah sangat sedikit juga menjadi permasalahan, mengingat beban kerja yang ditanggung sama beratnya dengan tenaga pendidik itu sendiri.
Oleh karena itu, marketplace guru harus benar-benar mampu menjawab permasalahan kompleks yang ada dalam pendidikan di Indonesia. Jika tidak, tentu urgensi dari marketplace guru masih sangat bisa diperdebatkan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.