Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arik Gustian

Pengenalan dengan Investasi

Edukasi | Monday, 26 Jun 2023, 21:35 WIB
Menyisihkan sebagian uang jajan merupakan hal yang secara konsisten aku usahakan. Pada mulanya, sulit memang untuk bisa mengatur itu semua, padahal aku pun tidak mematok berapakah uang yang harus dimasukan kedalam skema tabungan tersebut. Sejak duduk di bangku SD, hampir rutin tiap bulannya, aku mendapatkan uang yang berasal dari kejuaraan-kejuaraan sepak bola yang berhasil dijuarai. Tidak besar memang jumlahnya, namun uang tersebut menjadi suatu hal yang cukup ku banggakan, beserta prestasi yang menyertai perolehan uang tersebut tentunya. Akupun bisa leluasa untuk menggunakan uang-uang tersebut, karena semua kebutuhanku sudah dicover oleh kedua orang tuaku.

Beranjak menjadi siswa putih-biru, pemasukanku yang berasal dari kompetisi sepak bola masih rutin ku dapatkan, dengan nominal yang juga relatif bertambah dari sebelumnya, namun ya, memang tidak bisa digolongkan menjadi pemasukan yang besar. Pada awalnya, aku mengumpulkan uang-uang tersebut untuk membeli barang-barang konsumtif saja tanpa ada pikiran panjang yang mengingatkan bahwa barang tersebut sebetulnya bukanlah barang yang aku butuhkan. Seringkali ada penyesalan setiap aku membeli barang-barang tersebut. Bermula dari rasa penyesalan tersebutlah, aku mulai lebih bisa menimbang-nimbang harus dibagaimanakan uang ini aku gunakan. Akhirnya, aku memutuskan untuk menyimpan setengah uang yang aku dapatkan darimana pun itu sumbernya. Keputusan tersebut berujung dengan pembelian celengan pertamaku, yang niatnya digunakan untuk menyimpan uang-uang tersebut.

Tentunya proses tabung-menabung tidaklah mulus seperti yang dibayangkan, terkadang aku harus mengambil uang tersebut untuk membeli kebutuhan yang mendesak, terkadang juga uang yang aku dapatkan tidak sampai dilubang celengan, karena lebih dulu mendarat ke tangan para pedagang yang meluluhkan iman ini. Celengan pertama itu berhasil menjadi tempat favoritku dalam urusan menyimpan uang, setidaknya dalam beberapa tahun kedepan. Masa putih-biru ternyata cepat berlalu, kini, marilah menyambut masa putih-abu dengan segala macam keunikannya.

Pada masa ini, wawasanku mengenai “Cara Menyimpan Uang”bertambah. Ternyata celengan bukanlah satu-satunya tempat yang bisa memberikanku rasa aman dalam menabung. Karena aku merupakan siswa IPS, aku mulai banyak mendapatkan pengetahuan tentang macam-macam cara menyimpan uang, dari yang paling sederhana yaitu menyimpan direkening bank, hingga aku mengenal beberapa instrument investasi seperti, reksadana, pasar saham, obligasi dan lain sebagainya. Tertarik akan hal itu, aku memutuskan untuk mencari tahu mengenai apa itu investasi.

Menurut salah satu literatur yang aku temukan di www.bertutur.com, penanaman modal asing di Indonesia ternyata sudah ada sekitar tahun 1900an. Sektor perkebunan menjadi primadona perdana yang berhasil menarik mata-mata negara luar untuk menanamkan uangnya di Indonesia. Jumlah aliran modal asing yang masuk kian berkembang. Pada 1900 modal asing yang ada di Nusantara berkisar sebesar 300 Juta US Dolar, meningkat pada 1914 menjadi 675 juta US Dolar, dan pada 1930 menjadi 1,6 Milyar US Dollar. Negara-negara yang meramaikan investasi di Indonesia pada saat itu berasal dari Belanda, Cina, pengusaha-pengusa terutama dari Inggris dan Amerika. Selain negara-negara tersebut, Jerman juga ikut menanamkan uangnya di Indonesia namun biasanya dalam bentuk perusahaan patungan bersama negara Eropa lainnya. Lalu, Jepang yang sedang gencar-gencarnya melalukan ekspansi akibat adanya Restorasi Meiji, ikut pula meramaikan penanaman modal di Nusantara.

Membaca sejarah-sejarah mengenai investasi, membuat aku semakin bersemangat dalam memulai kiprahku di dunia investasi. Dari beberapa instrument yang ada, akhirnya pasar saham lah yang aku pilih. Aku meyakini bahwa investasi terbaik adalah investasi ditempat yang kita mengerti bagaimana cara investasi itu berjalan. Akibat keyakinan tersebut, aku terus memperdalam pengetahuan mengenai pasar saham, dari mulai indicator perusahaan yang sehat itu seperti apa, menemukan perusahaan yang baik dan tergolong murah seperti apa, dan lain sebagainya. Walaupun baru secercah lot saja yang aku bisa beli, tapi aku bahagia karena sudah berani memulai untuk melakukan investasi.

Dengan berinvestasi, tentunya kita telah ikut andil dalam usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara ini. Yuk kenali pentingnya investasi sejak dini, dan inget setiap investasi selalu ada resiko yang kita hadapin ya, investasi itu bukan pesugihan yang bisa melipat gandakan uang kita hanya dalam waktu semalam. Jadi bila ada yang menawarkan investasi dengan embel-embel pasti profit berlipat-lipat dalam waktu yang singkat, sebaiknya jangan deh. Nikmatin aja prosesnya, jangan ingin buru-buru mencapai sesuatu yang kita harapkan, hargai sekecil apapun progres baik yang telah kita capai dalam hidup ini. Semangat buat kita semua, masa yang akan datang yakinlah akan indah jika kita senantiasa berusaha dan berproses.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image