Jika Ingin Damai, Persiapkan 'Perang' (Si Vis Pacem Para Bellum)
Pendidikan dan Literasi | 2023-06-26 11:36:39Persiapkan segalanya, demi masa depan yang cerah. Penuh kedamaian dan suka cita. Meniru dari pada peribahasa latin : si vis pacem para bellum (jika ingin damai, persiapkan perang).
Ini adalah masalah hubungan erat antara perang dan damai. Ini penting untk menilai arti dan peran angkatan perang yang kuat. Kenapa demkian? "Kekuatan dapat mencegah perang, kelemahan mengundang penyerangan".
Terjadinya perang saat ini, salah satu celahnya adalah karena angkatan perangnya menunjukkan kelemahan ataupun juga nampak lemah dan tidak dipersiapkan dengan baik. tidak hanya perang dalam hal fisik, namun perang pemikiran saat ini, bila kita kalah dalah media media informasi saat ini tentu pihak yang batil atau yang tidak benar akan dominan memborbardir informasi di dunia maya, sehingga kebenaran menjadi kalah dari pada keburukan. Perang seperti ini menjadi kekinian.
A.S. Laksana mengulik terkait kekagumannya kepada orang jahat pada ulasan di Jawa Pos Minggu 8 februari 2015, beliau mengatakan bahwa ‘Saya sering kagum kepada orang-orang yang menyimpan niat jahat di kepala. Biasanya orang-orang yang menyimpan niat jahat lebih tekun dan lebih gigih dalam mewujudkan apa yang mereka inginkan. Mereka sanggup mempertahankan keinginan mereka dan pantang menyerah sampai apa yang mereka inginkan terwujud.
Sebaliknya, orang-orang baik tidak setekun dan segigih itu dalam mewujudkan apa yang mereka inginkan. Orang yang berniat baik, anda tahu, sering mudah menyerah. Hal ini sedikit banyak tercermin dalam kelakar sehari-hari orang jawa, ‘sing waras ngalah’. Kalimat itu tentu mengandung niat baik untuk mempersingkat perkara atau agar kita tidak beradu jidat dengan orang-orang yang kurang waras.
source : Martin Moentadhim S.M, Jurnalistik Tujuh Menit, jalan pintas menjadi wartawan dan penulis lepas. CV ANDI OFFSET. Yogyakarta 2006
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.