Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vallendo Putra Pratama

Peran UMKM dalam Optimalisasi Pembayaran Digital dan Realisasi Peluncuran CBDC

UMKM | Friday, 23 Jun 2023, 00:00 WIB

UMKM dalam Mengoptimalisasi Pembayaran Digital

Ilustrasi UMKM menggunakan pembayaran digital. Sumber: Mnews.co.id

Tulang punggung perekonomian, itulah sebutan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena menurut data yang disajikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia menyebutkan bahwa UMKM memberikan peran dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia yang jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha yang ada. UMKM juga memiliki kontribusi besar pada penyerapan tenaga kerja dan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dapat terlihat kontribusinya mencapai 60,5%. Oleh karena itu, UMKM sangat berperan dalam perputaran uang, digitalisasi pembayaran, dan digitalisasi mata uang yang telah direncanakan oleh Bank Indonesia.

Semakin tua usia bumi, manusia didalamnya semakin pintar dalam menciptakan berbagai cara agar layanan keuangan dapat diakses dengan cepat, mudah, murah, dan andal. Hal ini ditambah dengan situasi pandemi COVID-19 dimana seluruh dunia memberlakukan pembatasan mobilitas sosial, sehingga pembayaran digital semakin marak digunakan.

Dalam survei yang dilakukan oleh Mandiri Institute memberikan hasil sebesar 80,8% UMKM telah menerapkan transaksi non-tunai atau cashless. Fakta inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa UMKM dapat memberi peran besar dalam optimalisasi pembayaran digital.

Sekarang ini sudah banyak ditemukan jenis usaha yang hanya menerima pembayaran non-tunai dan hal tersebut akan berdampak pada pelanggan setianya yang akan mulai memakai sampai menikmati kemudahan dari pembayaran digital. Ketika hal ini terjadi, maka program digitalisasi sistem pembayaran yang dicanangkan oleh Bank Indonesia akan terwujud. Hal ini juga didukung oleh artikel dari aptika kominfo yang memaparkan bahwa memaksimalkan digitalisasi pembayaran di suatu daerah akan mendorong pendapatan asli daerah dan hal tersebut berimplikasi pada meningkatnya perekonomian nasional.

UMKM dalam Membantu Realisasi Peluncuran CBDC

Memasuki dunia metaverse, dunia serba digital ini makin menarik minat masyarakat pada jenis uang yang maya, yaitu crypto. Crypto dianggap menguntungkan dan mudah, tetapi di sisi lain crypto merupakan uang yang ilegal untuk digunakan sebagai alat tukar. Adanya crypto dikhawatirkan akan menyebabkan cryptoization, yaitu kondisi ketika masyarakat mulai mensubtitusi mata uang lokal yang sah dengan aset kripto sehingga mata uang asli akan melemah.

Untuk mengatasi kekhawatiran yang ada, Bank Indonesia baru-baru ini mempublikasi persiapan membuat rupiah digital yang merupakan Central Bank Digital Currency (CBDC) dengan tujuan beradaptasi dengan dunia digital dan mengatasi masalah yang disebabkan oleh crypto. CBDC tidak hanya melihat dari sisi sistem pembayaran, tapi juga moneter secara umum, stabilitas sistem keuangan, hingga secara makro ekonomi, dan Bank Indonesia tentu sudah banyak melakukan persiapan untuk merealisasikan Rupiah digital ini.

Central Bank Digital Currency (CBDC) sendiri menurut DJPB Kemenkeu adalah uang digital yang diterbitkan dan dikontrol oleh Bank Indonesia untuk peredarannya. CBDC sendiri digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dan juga digunakan sebagai pengganti uang kartal. Apabila CBDC digunakan secara maksimal maka akan menyebabkan sistem pembayaran yang bergerak lebih cepat, efektif dan efisien.

Pada November 2022, Bank Indonesia mempublikasi “white paper” yang berisi persiapan membuat rupiah digital. Dalam white paper dijelaskan bahwa rupiah digital akan dibangun dalam fitur desain yang tangguh dan memungkinkan pengembangan-pengembangan model bisnis baru yang inovatif, inklusif, dan mendorong efisiensi. Maka dalam realisasi CBDC, Bank Indonesia juga dapat berkolaborasi dengan UMKM dalam sosialisasi CBDC agar masyarakat luas paham dengan urgensi adanya CBDC. Namun, sebelum dilakukan kolaborasi dalam sosialisasi kepada masyarakat luas, Bank Indonesia dapat melakukan pendekatan dengan menuntun para pelaku UMKM agar bisnisnya dapat diadaptasi menjadi model bisnis baru yang inovatif, inklusif, dan mendorong efisiensi seperti apa yang ditujukan pada white paper dengan membuat program pelatihan dan pengajaran tentang prosedur pemakaian rupiah digital, dan membuat bisnisnya akan bertahan di dunia digital.

Jika CBDC berhasil direalisasikan dengan adanya kontribusi dari UMKM, maka sistem pembayaran akan lebih mudah dilakukan, dengan mudahnya sistem pembayaran maka semakin tinggi daya beli masyarakat yang menyebabkan tingkat konsumsi meningkat pula, dan salah satu penggerak ekonomi nasional adalah konsumsi dalam negeri yang dapat dilihat dari semakin banyak konsumsi maka ekonomi akan bergerak sehingga pertumbuhan ekonomi nasional ikut meningkat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image