Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dimas Setyawan

Menilik Sejarah: Jalannya Perang Salib

Sejarah | Thursday, 22 Jun 2023, 11:13 WIB

Jalannya Perang Salib 

Ilustrasi Jalannya Perang Salib

Perang Salib terjadi secara berulang-ulang mulai dari abad ke-11 hingga abad ke-13. Perang ini juga memiliki sebab-sebab yang menimbulkannya. Sebab-sebab terjadinya Perang Salib sebagai berikut (Noor, 2014:254):

1) Protes besar yang dilakukan umat Nasrani (orang-orang Eropa) terhadap wilayah Yerussalem yang dianggap sebagai kota suci umat Kristen dimana yang dikuasai oleh umat Islam. Di dalam Yerussalem terdapat tempat dimana Yesus di salib dan dimakamkan. Tempat tersebut dinamakan Church of The Holy Sepulchre atau gereja makam suci. Protes ini dilakukan karena masyarakat Eropa merasa telah banyak melakukan dosa, sehingga untuk mendapatkan ampunan dari Tuhannya mereka harus berziarah ke Yerussalem tersebut.

2) Adanya keinginan dari Paus Gregory II untuk menguasai seluruh alam agar berada pada kekuasaan Kaum Kristiani. Sehingga melakukan rencana dengan menganjurkan kaum gereja untuk bertempur di Timur Tengah.

3) Keinginan dan cita-cita dari kaum Kristen di Eropa untuk mendirikan kerajaan Latin di Timur.

Selain sebab-sebab terjadinya Perang Salib sesuai di atas, adapula sebab langsung terjadinya Perang Salib. Karena wilayah Konstantinopel telah lama dikuasai oleh orang Islam, yaitu Bani Saljuk (Turki). Bani Saljuk sangat kuat dan ingin mengincar wilayah dari Byzantium. Oleh karena itu, Kaisar Byzantium Alexius meminta pertolongan paus gereja Katolik yaitu Paus Urbanius II dimana gereja pada waktu itu mendominasi di Eropa. Akhirnya pada 1905 Paus Urbanius berpidato di Clermount yang dimana isi utamanya adalah untuk membangkitkan semangat orang-orang Roma untuk menyerbu Konstantinopel dan menyerang umat Muslim.

Sebab-sebab tersebut kemudian didorong dengan berdirinya Kerajaan Venezia, Genoa dan berkuasanya bangsa Normandia di Selatan Italia, dan di Kepulauan Sicilia yang merupakan faktor sangat penting bagi kekuatan kaum salib dan memudahkan mereka untuk menyeberangi Laut Tengah. Selain itu berpengaruhnya paus terhadap kerajaan di Eropa memudahkan meletusnya Perang Salib. Karena semua perkataan paus pada waktu itu diterima saja oleh masyarakat dan diamalkan oleh pemerintahan negeri. Terpecahnya Bani Saljuk juga menjadi pengaruh yang mendorong terjadinya perang. Dengan terpecahnya Bani Saljuk, dikatakan persatuan umat Islam semakin pudar. Hal ini yang kemudian oleh umat Kristen akan dimanfaatkan untuk kemenangan perang.

Faktor ekonomi terjadinya Perang Salib di Yerussalem yaitu kaum pedagang besar dari Genoa, Venesia, dan Pisa memiliki ambisi untuk menguasai kota dagang yang berada di sepanjang pantai timur dan selatan Laut Tengah. Dengan menguasai kota dagang, kaum pedagang besar tersebut dapat memperluas jaringan perdagangan mereka. Jalur perdagangan Eropa juga akan bersambung dengan jalur perdagangan di Timur yang strategis (Cahyo, 2012:118). Kaum pedagang juga rela membiayai Perang Salib, sehingga mendorong terjadinya Perang Salib.

Panjangnya Perang Salib hingga dua abad membuat para sejarawan kebingungan untuk membagi periode perangnya. Menurut Yusliani Noor dalam bukunya “Sejarah Timur Tengah (Asia Barat Daya)” menjelaskan periode perang salib sebanya tujuh. Menurut buku Perang Salib dalam pandangan Islam milik Graham E. Fuller yang berjudul A World Without Islam membagi Perang Salib menjadi empat periode. Sama dengan Wahjudi Djaja dalam bukunya “Sejarah Eropa” yang membagi Perang Salib dengan empat periode. Perbedaan periode ini memang terjadi dalam konteks bahasan dari setiap buku, dimana dalam Perang Salib terjadi perang besar dan adapula perang-perang kecil yang terjadi.

Perang Salib I diawali dengan penyerangan Konstantinopel yang sebagian besar dari Prancis dan Norman pada 1905 kemudian menuju ke Palestina. Tentara tersebut dikomando oleh Godfrey, Bahemond, dan Raymond. Kaum Kristen mengalami kemenangan dengan berhasil menaklukkan Nicea, Edessa, Antiokia, Akka, Tripoli, dan Tyre. Perang Salib I ini terjadi dari tahun 1095-1151. Setelah dikuasainya beberapa kota milik Islam, Syeikh Imaduddin Zengi berhasil menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa. Kemudian Syeikh Nurrudin Zengi berhasil merebut kembali Antiokia pada 1149 dan pada 1151 seluruh Edessa dapat direbut kembali (Djaja, 2015:52). Pada waktu penaklukan juga mereka membentuk pemerintahan atas tanah yang telah direbutnya. Tanah tersebut seperti country Edessa. Mereka juga berhasil memasuki Yerussalem dan mendirikan Kerajaan Yerussalem dengan rajanya Godfrey.

Perang Salib II dikobarkan setelah jatuhnya Edessa ke tangan umat Muslim. Perang ini dikobarkan oleh Paus Eugenius III dan dibantu oleh Raja Prnacis, Louis VII, dan Raja Jerman Conrad II. Dari pihak muslim masih dipimpin oleh Nurrudin Zengi. Tentara Salib bermaksud memasuki Damaskus namun gagal. Kemudian Nurrudin Zengi Wafat pada 1174 dan digantikan oleh Salahuddin al-Ayyubi. Salahuddin mendirikan dinasti Ayyubiah di Mesir ketika berhasil menghadang tentara salib menguasai Mesir. Salahuddin juga berhasil merebut kembali Yerussalem dari tangan tentara salib pada 1187. Dalam penaklukan kembali Yerussalem, Salahuddin berhasil mengalahkan pasukan gabungan Tripoli dan Kerajaan Yerussalem. Dengan demikian berakhirlah kerajaan Latin di Yerussalem yang berkuasa selama 88 tahun.

Perang Salib III timbul atas rasa balas dendam karena dikuasainya Yerussalem oleh kaum muslim. Pihak salib dipimpin oleh Raja Jerman, Frederick Barbarossa, Richard si hati singa (Raja Inggris), dan Philip Augustus (Raja Prancis). Saat melakukan penyerangan Barbarossa meninggal di daerah Cilicia karena tenggelam di sungai (Djaja, 2015:54). Hasil dari penyerangan tersebut mendirikan Kerajaan Siprus dan menguasai Akka dimana akan dijadikan ibu kota Kerajaan Latin. Philip kemudian kembali ke Prancis untuk menyelesaikan masalah kekuasaan dan meninggalkan Richard dalam kepemimpinan. Richard bertempur melawan Salahuddin namun tidak berhasil merebut kembali Yerussalem hingga pada 2 November 1192 dibuatlah perjanjian Shulh al-Ramlah yang isinya orang-orang yang berziarah ke Baitul Madqis tidak akan diganggu.

Perang Salib IV terjadi pada 1219 dimana tentara salib dipimpin oleh Raja Jerman, Frederick II dengan menyerang Mesir. Mereka berhasil menguasai Dimyath dan Raja Mesir, al-Malik al-Kamil membuat perjanjian yang isinya Frederick bersedia melepaskan Mesir jika al-Malik al-Kamil melepaskan Palestina. Kemudian Palestina dapat direbut kembali oleh kaum muslim pada 1247 ketika Raja Mesir al-Malik al-Shalih. Ketika Mesir sudah tidak dikuasai dinasti Ayyubiah, pimpinan perang dipegang oleh Baibars, Qalawun, dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Mereka berhasil menaklukkan kembali Akka pada 1291. Demikianlah Perang Salib yang berkobar di Timur. Namun perang ini masih berlanjut di Barat, di Spanyol, sampai umat Islam terusir disana (Djaja, 2015:55).

Penulis: Dimas Setyawan

Daftar Rujukan

Cahyo, A. N. 2012. Perang-Perang Paling Fenomenal dari Klasik sampai Modern. Yogyakarta: BUKUBIRU.

Djaja, W. 2015. Sejarah Eropa : Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Fuller, G. E. 2010. Apa Jadinya Dunia Tanpa Islam? (A World Without Islam). Terjemahan T. Hermaya. 2014. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Noor, Y. 2014. Sejarah Timur Tengah (Asia Barat Daya). Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Peretz, D. 1963. Sejarah Timur Tengah Modern (The Middle East Today). Terjemahan Warsito Soeparyo. 1977. Malang: Sub Proyek Penulisan Buku Pelajaran IKIP Malang.

Wells, H. G. 1922. Sejarah Dunia Singkat (A Short History of The World). Terjemahan Saut Pasaribu. 2015. Yogyakarta: Indoliterasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image