Mengenal Gerd (Asam Lambung) dan Cara Pencegahannya
Edukasi | 2023-06-19 12:38:05Di Indonesia sendiri Gerd atau Gastroesofageal Reflux Disease yaitu suatu penyakit yang jarang sekali dapat terdiagnosa oleh Dokter karena belum muncul keluhan yang berat seperti refluks esofagitis. Remaja salah satu golongan yang cukup produktif dan juga enerjik, yang memiliki energi cukup baik dalam menjalankan rutinitas dan juga aktifitas sehari-hari. Obesitas atau kelebihan berat badan menjadi salah satu faktor paling utama penyebab asam lambung berlebih yang sering dialami oleh para Remaja. Selain itu uga, para remaja cenderung mengkonsumsi makanan junk food dan cepat saji seperti burger, pizza serta kentang goreng.
Penting untuk para remaja agar mengkontrol apa saja yang dikonsumsi agar mencegah berbagai macam penyakit seperti asam lambung atau GERD. Penyakit Gastroesophageal Reflux atau GERD adalah kondisi dimana asam refluks asam lambung terjadi setidaknya lebih dari sekali dalam seminggu. Penyakit asam lambung sebenernya umum terjadi pada pencernaan manusia, namun bila dibiarkan saja maka dapat memperburuk kesehatan serta saluran pencernaan dan juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Apa saja gejala dari asam lambung?
Salah satu gejala yang dialami seseorang akibat GERD yaitu heartburn atau rasa terbakar di dada. Dimana keluhan yang dialami oleh penderita yaitu seperti:
1. Mual
2. Rasa pahit dimulut
3. Regurgitasi/makanan kembali kemulut dari kerongkongan
4. Nyeri menelan atau kesulitan dalam menelan
5. Batuk kronis
6. Sakit tenggorokan atau suara serak
7. Bau pada mulut
Adapula gejala lanjutan yang mungkin terkait dengan komplikasi asam lambung atau masalah kesehatan serius lainnya, yaitu :
1. Nyeri dada
2. Kehilangan selera makan
3. Muntah secara terus-menerus
4. Pucat, 5L (Lesu, lemah, lelah, letih, lunglai)
5. Muntah yang mengandung darah
6. Feses berwarna hitam
7. Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya.
Penyebab terjadinya GERD atau Asam Lambung
1. Makanan dan minuman dengan rasa yang kuat
Salah satu pemicu GERD yaitu berkaitan dengan jenis makanan yang dikonsumsi setiap harinya seperti asam, pedas, serta berminyak. Terlalu sering mengkonsumsi makanan ini akan meningkatkan produksi asam lambung dan melemahkan otot sfingter esophagus bawah dan juga melambatkan pengosongan lambung.
2. Kebiasaan makan yang kurang baik
Sering makan dalam porsi banyak sekaligus dan langsung tidur setelah makan merupakan salah satu pola makan yang kurang baik. Kondisi tersebut akan meningkatkan tekanan dalam rongga perut.
3. Jadwal makan malam yang tidak teratur
Salah satu aktivitas yang tidak dapat kita sadari penyebab terjadi asam lambung yaitu pola makan yang tidak teratur, khususnya pada malam hari. Oleh sebab itu, untuk mengatasi asam lambung naik, sebaiknya hindari makan dua jam sebelum tidur. Makanlah secara teratur agar lambung dapat bekerja dengan baik untuk mencerna makanan yang dikonsumsi sesuai waktunya.
4. Menjalani gaya hidup yang tidak sehat
Kebiasaan mulai dari merokok, minum-minuman beralkohol, kopi, hingga minuman bersoda. Jika tetap dilakukan secara berlebihan akan memicu asam lambung menjadi sering naik.
5. Kelebihan berat badan atau obesitas
Ketika seseorang mengalami obesitas maka lemak perut yang berlebih mengakibatkan tekanan pada area perut sehingga berisiko terjadinya GERD atau asam lambung naik.
Pencegahan asam lambung (GERD) :
Menurut kementrian kesehatan RI ada beberapa cara menurunkan asam lambung, berikut contoh makanan yang dapat menurunkan asam lambung yaitu :
1. Sayuran. Seperti brokoli, asparagus, kembang kol, kentang, mentimun, dan sayuran berdaun hijau lainnya.
2. Jahe. Jahe memiliki sifat anti-inflamasi yang dipercaya dapat menjadi pengobatan alami penyakit asam lambung, sakit maag, maupun masalah pencernaan lainnya.
3. Pisang. Beberapa buah non-sitrus seperti pisang merupakan makanan yang baik untuk penderita asam lambung, karena menjadi buah penurun asam lambung
4. Putih Telur. Selain sehat, putih telur merupakan pilihan makanan yang bagus untuk penderita asam lambung. Namun tidak untuk kuning telur, hal ini dikarenakan kuning telur mengandung lemak cukup tinggi dan dapat memicu gejala refluks asam lambung.
5. Yoghurt. Terkadang penderita asam lambung menghindari konsumsi yoghurt karena ditakutkan akan memperparah keadaan, namun yoghurt justru memiliki efek yang baik untuk penderita asam lambung karena sudah difermentasi.
Dengan mengkonsumsi berbagai jenis makanan penurun asam lambung diatas, diharapkan dapat memberikan informasi dan membantu masyarakat untuk menurunkan asam lambung yang diderita (Kenali-Cemas-Dan-Gastroesophageal-Reflux-Disease-Gerd @ Yankes.Kemkes.Go.Id, n.d.)
Pengobatan asam lambung (gerd) :
1. Dosis obat lansoprazol untuk pasien peptic ulcer disease dan gastric ulcer diberikan 1 kali sehari sebanyak 30 mg selama 8 minggu. Secara farmakokinetik lansoprazol memiliki indeks terapi luas (Farmasi & Mulawarman, n.d.)
2. Dosis obat omeprazol dengan dosis 2 kali sehari 20 mg. Dosis omeprazol untuk pasien peptic ulcer disease dan gastric ulcer diberikan 1 kali sehari sebanyak 40 mg selama 4-8 minggu. Secara farmakokinetik, omeprazol memiliki waktu paruh eliminasi 30-60 menit di dalam plasma darah. Sehingga dengan penambahan regimen dosis akan menjaga obat tetap stabil di dalam plasma darah. Selain itu omeprazol memiliki indeks terapi luas. Semakin lebar indeks terapi berarti jarak antara dosis terapi dengan dosis toksik semakin lebar. Sehingga penambahan regimen dosis tidak menyebabkan efek toksik dari penggunaan obat tersebuT.
3. Dosis obat sukralfat dengan dosis 2 kali sehari dan 1 kali sehari 500 mg. Menurut Aberg (2009), dosis sukralfat untuk pasien gangguan lambung 4 kali sehari 1 gram. Pemberian dosis kurang mengakibatkan obat bekerja tidak maksimal dalam memberikan efek (Maharani et al., 2021).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.