Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image SUKMA NUR IZZATI

Polusi Udara dan Rusaknya Ekosistem Akibat Pembakaran Sampah

Edukasi | Thursday, 15 Jun 2023, 16:48 WIB
Pembakaran sampah dipinggir jalan. Sumber: dokumen pribadi

Pembakaran sampah adalah aktivitas masyarakat untuk mengurangi penumpukan sampah yang berlebih, cara ini sering digunakan oleh masyarakat karena praktis, mudah dan tidak diperlukan biaya. Jika dibandingkan dari pembuangan sampah ke tempat sampah yang memerlukan biaya atau uang uiran kebersihan, maka cara ini paling efektif bagi masyarakat. Namun pembakaran sampah ini dapat menimbulkan Polusi udara yang terus meningkat dan rusaknya ekosistem.

Berdasarkan statistik lingkungan hidup Indonesia pada tahun 2018 yang dirilis oleh badan pusat statistik (BPS), sekitar 66,8% masyarakat yang melakukan pembakaran sampah, 1,2% yang mendaur ulang sampah dan 32% melakukan cara lain untuk menanggulanginya. Pembakaran sampah biasanya dilakukan pada lahan terbuka atau dipinggir jalan dengan sampah yang dibakar berupa sampah rumah tangga seperti kabel, daun kering, plastik dan bahan rumah tangga.

Asap dari pembakaran sampah ini menyebabkan polusi udara yang dapat menghasilkan zat atau senyawa beracun seperti dioksin, karbonmonosida, karbondioksida, benzene dan merkuri. Senyawa ini akan menimbulkan polusi udara yang berdampak negatif bagi kesehatan manusia, dan hewan yang berada disekitar. Dioksin, karbondioksida dan karbonmonosida adalah senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia yaitu dapat menyebabkan kanker paru-paru dan gangguan pernapasan Selain itu pada hewan dapat menggangu perkembangan dan imun hewan. Sedangkan benzene dan merkuri merupakan zat beracun akibat pembakaran sampah obat obatan yang dapat menimbulkan penyakit pada otak, ginjal, dan jantung.

Dalam ekosistem laut senyawa dari pembakaran sampah memberikan efek buruk terhadap air sehingga terjadinya penurunan adaptasi bagi hewan yang berada di laut, Selain itu juga dapat berdampak terhadap tanaman yang sedang tumbuh karena suhu yang berubah karena adanya asap pembakaran sampah tersebut dan juga dapat mengubah keseimbangan tanah, tanah menjadi kering dan kurangnya nutrisi pada tanah sehingga tidak dapat ditumbuhkan tanaman.

Penebalan asap Pembakaran sampah yang berefek kepada gas rumah kaca dan menghasilkan pemanasan global (global Warming) yang berakibat Dari adanya karbon dioksida yang semakin naik dan adanya suhu bumi yang semakin lama semakin naik sehingga konsentrasi gas yang menjadikan suhu semakin panas. banyak berbagai industri maupun pembakaran sampah ini yang menyebabkan kenaikan suhu akan menipisnya lapisan ozon yang sangat mempengaruhi gas emisi rumah kaca.

Dari banyaknya dampak akibat pembakaran sampah tersebut ada beberapa cara untuk menanggulanginya yaitu dengan mengurangi penumpukan sampah, membuat alat membakar atau alat penyaring udara yang tidak menimbulkan polusi udara, mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna, dan membuang sampah kepembuangan akhir walaupun sedikit terkena biaya tetapi tidak mengancam kesehatan dan kerusakan ekosistem kita serta perlu adanya kesadaran masyarakat terhadap pembakaran sampah ini.
Tentang penulis:

Sukma Nur IzzatiMahasiswi program studi tadris biologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image