Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ajun Pamungkas

Kesalahan Berbahasa pada Pidato atau Presentasi

Pendidikan dan Literasi | Wednesday, 14 Jun 2023, 14:29 WIB
Foto penulis saat presentasi seminar (sumber: Dokumen pribadi)

Dalam kehidupan kita sehari-hari, hakikatnya manusia tidak lepas dari beraktivitas berbahasa dalam berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Hal itu karena manusia merupakan makhluk sosial juga mahluk berinteraksi, yakni makhluk yang memiliki kecenderungan untuk berinteraksi sosial dengan sesama manusia.

Berinteraksi sosial di sini berarti manusia harus saling berkomunikasi, sebab dengan adanya komunikasi manusia dapat menyampaikan maksud atau pesan kepada orang lain, demikian pula sebaliknya. Agar satu sama lainnya dapat berkomunikasi dengan baik, maka diperlukan suatu keterampilan dan tata bahasa yang baik pula.

Bahasa sendiri merupakan media verbal yang digunakan untuk berkomunikasi. Bahasa merupakan proses penyampaian informasi, gagasan atau pendapat dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan, tujuannya agar orang lain mengerti atau menerima apa yang kita maksud atau dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan situasi dan kondisi.

Bahasa adalah alat atau sarana komunikasi yang digunakan antar manusia. Bahasa dapat mengungkapkan maksud dan tujuan seseorang. Melalui bahasa kita juga dapat memahami dan berkomunikasi dengan baik antar sesama manusia.

Komunikasi sendiri adalah proses pertukaran informasi antar individu. Melalui komunikasi, seseorang dapat menyampaikan perasaan, ide, gagasan atau pikiran kepada orang lain. Berdasarkan cara penyampaiannya, komunikasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu komunikasi tulisan dan komunikasi lisan. Komunikasi lisan menitik beratkan pada penyampaian dari pemberi informasi dan kepada penerima informasi tanpa adanya perantara, salah satu bentuk komunikasi lisan adalah pidato atau presentasi.

Pidato atau presentasi adalah wacana lisan yang digunakan sebagai sarana dan media komunikasi massa. Pidato atau presentasi juga adalah salah satu bentuk komunikasi lisan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bentuk komunikasi formal, pidato atau presentasi seringkali digunakan dalam berbagai acara, seperti pemaparan materi dalam seminar, debat, dan pidato publik lainnya. Namun, seringkali terdapat kesalahan berbahasa pada pidato atau presentasi sehingga dapat mengganggu pemahaman dan daya tarik pidato tersebut.

Kesalahan berbahasa pada pidato dapat merujuk pada berbagai aspek, termasuk penggunaan tata bahasa yang tidak tepat, pelafalan yang salah, penggunaan kata yang tidak sesuai konteks, dan pengucapan yang kurang jelas. Ketika kesalahan berbahasa terjadi dalam pidato atau presentasi, hal ini dapat mengurangi kualitas pidato atau presentasi itu sendiri, juga menyebabkan pesan yang disampaikan tidak efektif, dan bahkan mengurangi kredibilitas pembicara.

Penting untuk diingat, bahwa pidato atau presentasi yang baik bukan hanya tentang pesan yang disampaikan, tetapi juga tentang bagaimana pesan tersebut disampaikan. Dengan menyadari dan menghindari kesalahan berbahasa, kita dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan kita dan memperkuat pengaruh kita dalam berbagai situasi pidato atau presentasi

Pidato atau presentasi merupakan salah satu bentuk komunikasi publik yang penting dalam dunia politik dan kepemimpinan. Saat seorang pemimpin berpidato, sangat penting bagi mereka untuk menggunakan bahasa yang tepat dan efektif agar pesan mereka dapat tersampaikan dengan jelas dan akurat.

Pada kesimpulannya berpidato atau presentasi yang harus dipersiapkan terlebih dahulu adalah persiapan mental, persiapan fisik, persiapan materi/konten dan persiapkan teknik, selanjutnya atur napas, lakukan gerakan atau bahasa tubuh, dan lakukan interaksi dengan audiens.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image