Kemiskinan Ekstrem, Rakyat Berhak Sejahtera
Politik | 2023-06-13 20:46:26Kemiskinan ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial. Itu semuanya begitu sulit didapatkan bagi semua rakyat, hanya yang berkecukupan bisa meraihnya dengan mudah. Berbeda dengan yang berpendapatan rendah, akan merintih bahkan menjerit untuk meraihnya.
Disitulah, pemerintah berkeinginan menargetkan kemiskinan ekstrem dapat mencapai 0% pada tahun 2024. Maka, akan dilakukan beberapa cara, pertama, pengurangan beban pengeluaran rumah tangga miskin dan rentan. Kedua, optimalisasi bantuan langsung tunai atau BLT desa. Tujuan untuk meningkatan pendapatan rumah tangga miskin dan rentan. Ketiga, meningkatan akses infrastruktur dasar, seperti sanitasi, air minum, dan pelayanan kesehatan, contoh puskesmas.
Mungkinkah terjadi? Faktanya, negeri ini mengalami kemiskinan yang struktural, yakni kemiskinan yang dialami oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat yang tidak bisa ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka (Selo Soemardjan, 1980). Alhasil, kemiskinan terjadi karena salah pengurusan, dampaknya gagal dalam mewujudkan kesejahteraan bagi setiap individu.
Ketahuilah, rakyat berhak sejahtera dengan terpenuhinya kebutuhan mendasarnya. Semisal sandang, pangan, dan papan haruslah mudah diraih oleh seluruhnya, tanpa memandang strata sosial. Semuanya merupakan kewajiban negara (pemerintah) untuk menyediakannya, baik dari sisi mudah dalam mengakses, murah dari sisi harga, atau distribusinya merata.
Adanya bantuan sosial dengan pemberian uang ataupun modal usaha tidak efektif menghapus kemiskinan ekstrem karena hanya merupakan kebijakan tambal sulam. Sebab, belum menyelesaikan akar permasalahannya. Dimana kemiskinan terjadi karena ketimpangan ekonomi, dan pengelolaan sumber daya alam bukan oleh negara (penguasa) melainkan diserahkan ke swasta (asing). Akhirnya, kemiskinan tidak akan pernah tuntas, atau berambisi 0% pada tahun depan.
Berbeda dengan politik ekonomi Islam, yang menjamin terpenuhinya kebutuhan primer pada tiap-tiap individu secara menyeluruh dan membantu tiap-tiap individu di antara mereka dalam memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai kadar kemampuannya. Kebutuhan primer terbagi menjadi dua. Pertama, kebutuhan primer bagi tiap-tiap individu, yaitu sandang, pangan, dan papan. Kedua, kebutuhan primer bagi rakyat secara keseluruhan, yaitu pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
Rakyat akan sejahtera, serta tidak ada ketimpangan ekonomo, ataupun kesenjangan sosial ditengah masyarakat. Sebab distribusinya merata ke seluruh wilayah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.