Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Desi Nurhayati

Restorasi Ekosistem sebagai Tindakan Konservasi

Eduaksi | Tuesday, 13 Jun 2023, 13:49 WIB

Memahami sistem biologi yang sehat merupakan kunci utama untuk menjaga kelestarian alam. Sayangnya, banyak ekosistem alam di seluruh dunia telah rusak parah akibat ulah manusia yang ceroboh. Untuk mengatasi masalah ini, restorasi lingkungan telah menjadi upaya konservasi yang utama dan berhasil. Restorasi sistem hayati berfokus pada upaya mengembalikan fungsi dan keanekaragaman ekosistem yang rusak atau terdegradasi, dengan tujuan akhir untuk mengembalikannya ke keadaan alaminya.

Restorasi ekosistem menjadi sangat penting karena ekosistem yang rusak atau terdegradasi dapat berdampak besar bagi kehidupan manusia dan lingkungan di sekitarnya. Air bersih, pencegahan banjir, penangkapan karbon, dan habitat satwa liar adalah beberapa dari banyak manfaat ekosistem yang dalam kondisi baik dan berfungsi optimal. Ketika ekosistem rusak, keuntungan yang diberikannya terancam, menyebabkan gangguan ekologis dan kerugian finansial.

Untuk mengembalikan kawasan yang rusak ke kondisi semula, restorasi ekosistem memerlukan urutan langkah-langkah. Langkah pertama adalah mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemunduran sistem biologis. Ini melibatkan penilaian efek yang disebabkan oleh manusia seperti perubahan iklim, polusi, dan deforestasi. Setelah itu, strategi restorasi yang sesuai, seperti reboisasi, rehabilitasi lahan, pengendalian erosi, dan reintroduksi flora dan fauna asli, dapat dirumuskan.

Membangun kembali keanekaragaman hayati yang telah hilang adalah elemen lain dari restorasi ekosistem. Ini memerlukan perbaikan habitat yang rusak dan memperkenalkan kembali spesies yang telah musnah atau hampir punah. Dengan memperkenalkan kembali spesies lokal dan memulihkan keseimbangan lingkungan, reklamasi sistem biologis menghidupkan kembali hierarki yang sudah mapan dan interaksi reguler di dalamnya.

Beberapa contoh restorasi sistem biologis adalah proyek restorasi kayu di Taman Umum Gunung Leuser, Sumatera, Indonesia. Proyek ini melibatkan penanaman sejumlah besar pohon di daerah yang telah terdegradasi akibat penebangan liar dan perambahan hutan. Harimau Sumatera dan orangutan, dua spesies paling terancam di dunia, kini menghuni hutan yang dulunya tak bernyawa dan tandus.

Revitalisasi ekosistem juga memiliki manfaat ekonomi yang cukup besar. Sistem biologis yang dipulihkan dan berfungsi dapat meningkatkan produktivitas pedesaan, meningkatkan kualitas industri pariwisata, dan menyediakan sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal.

Namun, memulihkan ekosistem bukanlah tugas yang mudah. Pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat perlu bekerja sama dalam proses ini. Selain itu, diperlukan sumber daya yang memadai, pemantauan berkelanjutan, pendidikan publik, dan kesadaran akan pentingnya restorasi ekosistem.

Konservasi kelestarian dan keanekaragaman hayati memerlukan restorasi ekosistem sebagai tindakan perlindungan. Prioritas kita adalah memperbaiki lingkungan yang rusak dan mengembalikan keseimbangan alam. Dengan mengikutsertakan semua orang dan terlibat dalam kegiatan yang bermakna, kita dapat meninggalkan warisan abadi bagi generasi mendatang.

Dibuat oleh : Desi Nurhayati, Mahasiswi Program Studi Tadris Biologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image