Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image sabina dwi

Bangkit dari Emotional Burnout bagi Mahasiswa

Lainnnya | Monday, 12 Jun 2023, 01:10 WIB

Tak sedikit dari kita pernah merasa sangat letih setelah berkegiatan sehari-hari. Lelah dan letih merupakan perasaan yang wajar, tetapi jika berkepanjangan, perlu diketahui apakah kita mengalami Emotional Burnout. Kelelahan emosional atau emotional burnout adalah kondisi saat seseorang merasakan lelah yang mendalam dan berkepanjangan yang diakibatkan oleh stress yang terus menerus.

Tanda yang umumnya dirasakan seseorang saat mengalami emotional burnout ini adalah kelelahan yang berkepanjangan, kehilangan minat pada hal yang tadinya disenangi, tidak memiliki motivasi untuk melanjutkan pekerjaan penting, penurunan kinerja, sulit dalam berkonsentrasi, dan lainnya.

Seseorang yang sedang menghadapi perubahan besar dalam hidupnya merupakan kalangan orang yang paling mungkin mengalami emotional burnout. Dalam kasus ini, mahasiswa termasuk ke dalamnya. Transisi keseharian dari masa menjadi siswa menuju mahasiswa merupakan hal yang cukup mengejutkan bagi sebagian orang sehingga tak sedikit orang yang mengalami emotional burnout saat berkuliah. Jadi, sangat penting bagi mahasiswa untuk tau bagaimana menghadapi dan mengatasi emotional burnout ini.

Dikutip dari Detikedu, menurut Dosen Psikologi UNAIR, Margaretha Spsi PGDip Psych G Cert Ed Msc, berikut merupakan cara mengatasi burnout:

 

  1. Pahami pattern atau pola dari stress

Setiap orang memiliki pola stress yang berbeda. Maka dari itu, kita harus memahami bagaimana stress diri kita sendiri agar tahu cara menghadapinya.

 

  1. Bayangkan diri sendiri bisa menanggapi suatu konflik

“Tutup matamu terlebih dahulu, lalu tarik nafas, dan sadari” jelasnya.

Berdasarkan Psychology Today, ada beberapa urutan cara untuk menghadapi emotional burnout, yaitu:

 

  1. Ketahui bahwa dirimu mengalami emotional burnout.

Langkah pertama untuk menyembuhkan diri adalah menerima bahwa dirimu sedang merasakan sakit itu. Sadari dan akui bahwa dirimu sedang lelah secara emosional dan tidak baik-baik saja.

 

  1. Cari tahu alasan dirimu mengalami emotional burnout.

Mungkin ada satu atau beberapa alasan mengapa kamu merasakan burnout.

 

  1. Bentuk solusi untuk masalahmu.

Dalam tahap ini, tak perlu ragu untuk menghubungi orang di sekitarmu untuk bertanya dan meminta bantuan. Berilah dirimu waktu untuk berpikir dan percayalah pada dirimu sendiri.

 

  1. Ambil waktu untuk beristirahat.

Beristirahat bisa membantumu untuk kembali fokus pada arah dan tujuan utamamu. Kadang kita ragu untuk beristirahat karena memiliki tanggung jawab atau deadline, tetapi kesehatanmu juga penting dan harus diutamakan.

 

  1. Jaga dan rawat dirimu dengan lebih baik.

Penting bagi dirimu untuk mengukur apakah sudah merasa lebih baik atau belum. Dengarkan tubuhmu, istirahat saat merasa lelah, makan saat merasa lapar, dan lakukan aktivitas untuk menaikkan mood-mu, seperti berolahraga atau menonton film yang kamu suka. Lakukanlah hal sesuai dengan kapasitasmu dan jangan ragu untuk menolak saat kamu merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu.

Sebagai mahasiswa dengan tanggung jawab dan masa depan yang diharapkan baik, kita harus pintar dalam menjaga kesehatan diri sendiri. Kita juga harus memahami batasan-batasan kemampuan diri kita. Mengambil kesempatan dan mencoba tantangan bukanlah hal yang buruk, tetapi jangan lakukan hal tersebut jika akan menyiksa dirimu nantinya. Berkembanglah menjadi pribadi sehat, baik bagi lingkungan sekitar, dan tentunya baik pada diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Mutiwasekwa, Sarah-Len. 2019. How to Deal With Emotional Burnout. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-upside-things/201908/how-deal-emotional-burnout [diakses pada 28 Mei 2023].

Santosa, Viradyah Lulut. 2022. UNAIR Psychology lecturer gives insight on how to recognize burnouts. https://beta.unair.ac.id/unair-psychology-lecturer-gives-insight-on-how-to-recognize-burnouts/ [diakses pada 28 Mei 2023]

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image