Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nicky Tasya N.

Mengatasi Burnout di Kalangan Mahasiswa: Sebuah Kunci Sukses Mencapai Keseimbangan Hidup

Edukasi | Sunday, 11 Jun 2023, 14:49 WIB
Sumber: Shutterstock

Burnout merupakan kondisi yang timbul akibat adanya tekanan yang berkelanjutan secara fisik, mental, dan emosional. Kondisi ini ditandai oleh perasaan kelelahan yang sangat dalam, kesulitan dalam memusatkan perhatian, serta kehilangan motivasi untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Mahasiswa yang mengalami burnout sering merasakan kekurangan energi, kehilangan minat terhadap studi, dan mengalami gangguan tidur.

I. Faktor Yang Mempengaruhi Burnout di Kalangan Mahasiswa

a) Beban akademik yang tinggi merupakan hal yang sering dialami oleh mahasiswa. Mereka menghadapi tekanan karena tugas kuliah yang padat, jadwal yang ketat, dan persaingan yang tinggi. Hal ini menuntut mereka untuk mencapai prestasi tinggi dalam waktu yang terbatas, yang pada akhirnya dapat menyebabkan tingkat stres yang berlebihan.

b) Kesulitan dalam menyeimbangkan antara studi dan kehidupan pribadi juga merupakan tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa. Mereka sering kali mengalami kesulitan untuk menjaga keseimbangan antara tuntutan akademik dengan kebutuhan pribadi seperti waktu untuk beristirahat, berolahraga, berkumpul dengan teman, dan mengejar hobi. Keterbatasan waktu luang dan kehidupan sosial yang terbatas dapat menjadi pemicu terjadinya burnout.

c) Tekanan sosial juga menjadi salah satu faktor penyebab stres bagi mahasiswa. Mereka sering kali merasa tertekan karena harapan yang dituntut oleh keluarga, teman, dan masyarakat sekitar. Mempertahankan reputasi, memenuhi ekspektasi orang lain, dan mencapai kesuksesan sosial dapat menyebabkan tingkat stres yang berlebihan.

d) Kurangnya dukungan sosial juga dapat mempengaruhi kondisi mahasiswa dan meningkatkan risiko terjadinya burnout. Mahasiswa yang merasa terisolasi atau tidak mendapatkan dukungan yang memadai dari teman sebaya atau institusi pendidikan, cenderung lebih rentan terhadap kelelahan emosional dan fisik yang berujung pada burnout.

II. Strategi Untuk Mengatasi dan Mencegah Burnout

a) Menetapkan prioritas merupakan hal penting bagi mahasiswa dalam mengatur tugas dan kegiatan mereka. Mengidentifikasi tugas yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi dan mengelola waktu dengan bijaksana dapat membantu mengurangi beban yang terlalu berat.

b) Mengatur waktu secara efektif adalah kunci bagi mahasiswa. Membuat jadwal yang teratur dan melibatkan diri dalam kegiatan fisik, memberi waktu untuk bersantai, serta mengejar hobi di luar studi dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

c) Mencari dukungan sosial sangat penting bagi mahasiswa. Berbagi pengalaman dengan teman sebaya atau bergabung dalam kelompok studi dapat memberikan dukungan emosional dan membantu mengurangi beban psikologis. Jika diperlukan, mahasiswa juga dapat mencari bantuan dari konselor atau profesional lain di kampus mereka.

d) Merawat diri sendiri secara holistik adalah hal yang tidak boleh diabaikan untuk menghindari burnout. Memperhatikan tidur yang cukup, menjaga pola makan yang seimbang, berolahraga, dan melibatkan diri dalam kegiatan yang membantu relaksasi, seperti meditasi atau yoga, dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesehatan mental.

e) Mengetahui tanda-tanda awal burnout merupakan langkah penting bagi mahasiswa. Perasaan kelelahan yang berkelanjutan, penurunan minat, dan perubahan perilaku adalah beberapa tanda yang perlu diwaspadai. Jika tanda-tanda ini muncul, sangat penting untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi burnout sebelum situasinya memburuk.

Jadi, burnout dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat. Dengan menetapkan prioritas, mengatur waktu secara efektif, mencari dukungan sosial, merawat diri, dan mengenali gejala burnout, mahasiswa dapat mencapai keseimbangan hidup yang sehat. Penting bagi lembaga pendidikan dan masyarakat untuk memahami pentingnya kesejahteraan mahasiswa dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk mencegah dan mengatasi burnout.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image