Platformisasi Komunitas Desa, Bumdes dan Penyuluh Pertanian
Info Terkini | 2023-06-11 11:03:32Pemerintah dalam hal ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyatakan bangkitnya perekonomian akan dimulai dari desa. Pihak DPR RI bersama dengan startup anak negeri melahirkan inisiatif untuk membangun platform digital yang dipersembahkan untuk desa dengan tajuk Bale Desa. Pengertian bale secara fisik berupa bangunan atau ruang besar untuk pertemuan. Balai Desa adalah platform transformasi digital desa yang menjadi komunikasi antar perangkat desa maupun antar desa di seluruh tanah air. Selain memudahkan komunikasi vertikal bagi pemerintah daerah dan pusat, kolaborasi antar desa ( horizontal ) diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.
Problem klasik yang terjadi selama ini seringkali desa memiliki beberapa sistem informasi yang belum terintegrasi. Potensi desa belum terekspos maksimal, ruang gerak Badan Usaha Milik Desa (Bumdes ) dan UMKM desa masih terbatas. Belum ada ekosistem digital untuk aktivitas , ekonomi desa dan forum bagi organisasi dan berbagai komunitas yang ada. Seperti komunitas wanita tani (KWT), komunitas pengrajin tradisional, komunitas hobi, komunitas seni dan budaya, komunitas pemuda dan lain-lain.
Bumdes merupakan usaha desa yang dikelola oleh Pemerintah Desa dan berbadan hukum. Dari 74.953 desa yang ada di tanah air, telah terbentuk sekitar 51 ribu Bumdes.Untuk mengelola portofolio Bumdes agar lebih produktif dan sesuai dengan era disrupsi dan ekonomi digital dibutuhkan platform yang tepat. Portofolio tidak hanya produk atau komoditas, tetapi bisa berbentuk, pendidikan non formal, jasa logistik, kegiatan seni budaya dan pariwisata desa. Dibutuhkan platform sebagai wahana untuk promosi, pemasaran, pameran produk, wisata desa virtual, hingga wahana pelatihan dan penyiaran.
Tidak sedikit desa yang memiliki potensi pariwisata dan industri kreatif yang cukup besar namun mengalami jalan buntu untuk membuahkan potensi itu. Seperti produk kerajinan, kuliner, budaya, dan ekowisata. Platform Bale Desa bisa berperan sebagai manajemen pengembanagn SDM Desa terutama yang tergabung dalam berbagai komunitas masyarakat. Platform juga bisa menunjang aktivitas pendidikan nonformal seperti yang diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM ). Pendidikan non formal menekankan bakat untuk mengembangkan industri kreatif yang berbasis lokalitas. Manajemen bakat masyarakat desa perlu platform yang dilengkapi dengan berbagai aplikasi dan berfungsi sebagai kanal digital. Kanal yang mampu menjadi media proses kreatif, pelatihan, pemasaran hingga penyiaran konten atau produk. Untuk membangun platform desa sebaiknya berkolaborasi dengan LPP RRI dan start up lokal yang telah berkarya dibidang media platform dan broadcasting. Perlu dicatat bahwa RRI sebenarnya sudah memiliki platform dengan nama RRI Play Go.
Bale Desa menyediakan layanan kanal komunitas berupa konten dalam berbagai format, diantaranya yaitu konten siaran live,konten on demand, audio podcast, video podcast, music playlist, konten interaksi. Salah satu desa yang dijadikan pilot plan adalah Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Saat ini Cibiru Wetan memiliki 12 komunitas Kelompok Wanita Tani (KWT), namun seiring berjalannya waktu dan terjadinya penyempitan lahan, tersisa hanya 4 (empat) KWT yang masih eksis hingga saat ini, diantaranya KWT Indah Lestari, KWT Rancage, KWT Mekar Abadi, dan KWT Pintar. Pada Tahun 2021, Kemendes mendorong gerakan ketahanan pangan dan hewani. Cibiru Wetan melakukan pembiayaan pada program tersebut diantaranya support bantuan KWT, budidaya ayam petelur, greenhouse hydroponics, budidaya ayam kampung, dan kolam ikan sistem bioflok yang kemudian hasil dari program tersebut dipasarkan melalui Bumdes untuk pemenuhan kebutuhan Posyandu. Sehingga terjadi penerapan konsep circular economy desa.
Platform juga bisa mendukung petugas penyuluh pertanian. Apalagi balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan akan dilengkapi dengan informasi pertanian lengkap dan perangkat digital yang bisa memantau kapan dan berapa luasan panen, waktu tanam, potensi serangan hama penyakit dan cara penanggulangannya, serta informasi dinamika pasar dalam dan luar negeri hingga distribusi tenaga kerja pertanian dan pergerakan alat mesin pertanian (alsintan).
Pemerintah sedang berpikir keras menghadapi krisis petani muda yang kini terjadi di Indonesia. Perlu solusi untuk melancarkan proses regenerasi petani. Krisis petani muda yang ditandai dengan kecilnya minat anak-anak petani untuk menggeluti profesi pertanian bisa merapuhkan kaki bangsa. Penyebab terjadinya krisis petani muda sangat kompleks dan multidimensional. Sehingga perlu solusi kenegaraan yang mendasar.
Krisis petani muda tergambar dalam survei LIPI dimana hanya 4 persen anak petani berusia 15-35 tahun yang bersedia menggeluti profesi petani. Yang lebih menyedihkan lagi angkatan kerja sektor pertanian saat ini semakin menua dan renta, 65 persen telah berusia di atas 45 tahun. Kondisi diatas tentunya akan mempengaruhi produktivitas pertanian. Salah satu solusi untuk mengatasi krisis petani muda adalah lewat program komunikasi dan motivasi yang relevan dengan perkembangan teknologi. Program penyuluhan pertanian yang selama ini dilakukan perlu dirombak sehingga sesuai dengan semangat zaman dan animo kaum milenial.
Untuk itu dibutuhkan platform penyuluhan yang didukung oleh tenaga penyuluh yang memiliki daya persuasif terhadap generasi muda di pedesaan untuk menghadapi persaingan global. Peran penyuluh pertanian yang dibantu dengan platform bisa menumbuhkan positivity. Yakni kebanggaan akan profesi yang tumbuh di desa yang digeluti kaum muda. Seseorang dikatakan memiliki positivity tinggi apabila dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya dia tampak memiliki keunggulan kompetensi dan kepercayaan diri atas profesi yang dijalaninya.
Untuk menumbuhkan positivity pertanian perlu peran media penyiaran. Pada era pemerintahan Presiden Soeharto peran media di atas sangat besar. Peran tersebut berupa acara Kelompencapir. Saat ini Kemendes perlu bekerja sama dengan lembaga penyiaran publik RRI untuk menghidupkan kembali program acara kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa (Kelompencapir). Program Kelompencapir adalah acara pertemuan untuk masyarakat desa yakni petani, peternak, nelayan dan pedagang pasar yang digiatkan pada masa pemerintahan orde baru
Kelompencapir perlu dilahirkan kembali karena komunitas petani membutuhkan space farmer sebagai wahana untuk menyampaikan kemajuan, permasalahan, dan alternatif solusi yang dihadapi. Program Kelompencapir jaman now diharapkan bisa memberikan motivasi dan mengedukasi petani sekaligus bisa merintis generasi zaman now agar mau menjadi petani.
Saatnya pemangku kepentingan desa memotivasi komunitas pemuda bahwa bertani dan berdagang di pasar itu sangat menyenangkan dan bisa menjadi gantungan hidup sejahtera. Untuk itu perlu mentransformasikan petani dan pasar tradisional yang berbasis platform. Perlu juga memasukan aspek mentalitas entrepreurship dan aspek daya juang atau adversity quotient (AQ). Keniscayaan, komunitas desa, pengelola Bumdes, petugas penyuluh perlu segera tranformasi untuk menerobos persaingan yang semakin sengit. Jangan sampai ketinggalan kereta menuju negeri harapan.
*) Rivira Yuana , Doktor Business Management Universitas IPB, CEO & Co Founder SVARA Innovation.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.