
Aqidah Terkikis, Perilaku Anak Kian Sadis
Agama | 2023-06-07 11:58:12Aqidah Terkikis Perilaku Anak Kian Sadis
Maraknya tindak kekerasan baik fisik maupun verbal seperti bulying dan pengeroyokan antar kelompok kian bertambah dan sadis seakan tidak lagi memiliki rasa empati sebagai manusia, pelaku atau korban bukan pun kian merambah hingga ke usia anak - anak Sekolah Dasar. Secara fakta korban atau pelaku kekerasan selama ini adalah anak pelajar tingkat SMA atau sederajat, yang memang memiliki keberanian dan kekuatan prima sebagai pemuda.
Seiring semakin canggihnya teknologi, sistem pergaulan dan gaya hidup yang ada saat ini, tentunya hal yang mudah ditiru anak - anak salah satunya melalui gadget. Hal ini terjadi pada kebanyakan anak yang dengan mudahnya menggunakan gadget, sehingga tontonan dalam gadget menjadi tuntunan mereka dalam berbuat dan berprilaku.
Dillansir dalam sebuah media informasi Kompas.com, MHD (9), bocah kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Senin (15/5/2023). Kakek korban, HY mengatakan, usai kejadian yang terjadi di sekolah itu, cucunya tersebut sempat mengeluh sakit.
Akibat pengeroyokan yang kedua kalinya tersebut, korban harus dilarikan ke RS Primaya akibat mengalami kejang-kejang. Berdasarkan keterangan dokter, korban mengalami luka pada bagian organ dalamnya sehingga mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak, dan tulang punggung retak.
Potret memprihatinkan gaya hidup anak - anak usia sekolah dasar yang seharusnya menikmati belajar dan bermain tapi nahas harus menghadapi kerasnya kehidupan. Berbagai prilaku anak - anak saat ini seperti bullying dan tawuran seolah menjadi solusi atas permasalahan pergaulan dilingkungan sekolah.
Gadget bukan satu - satunya faktor yang membawa pengaruh buruk pada anak, melalui berbagai tontonan yang mudah dinikmati, akal anak yang belum sempurna tidak mampu memilih tontonan yang akan membawa dampak baik dan buruk bagi dirinya, akhirnya menjadi pembebek tanpa memikirkan akibat yang akan ditimbulkan.
Sekolah dalam sistem kapitalis sekuler saat ini tidak mampu membentuk pribadi yang memiliki pemikiran dan prilaku yang baik, karena tujuan pendidikan dalam sistem saat ini disesuaikan dengan kebutuhan dunia bisnis semata, tanpa melihat sikap dan pemikiran anak didik. Intinya pendidikan saat ini untuk memenuhi kebutuhan akan buruh yang siap kerja, sekolah mencetak tenaga manusia siap kerja tanpa melihat lagi pembentukan karakter dan kepribadian lulusan yang dihasilkan.
Output pendidikan saat ini tidak memiliki karakter dan kepribadian yang memiliki adab apalagi ahlak yang merupakan sikap dan prilaku yang berdasar pada akidah Islam. Pelajaran agama yang seharusnya menjadi hal yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak, justru nyaris tidak diberikan peluang besar dalam membimbing anak justru nyaris tidak memiliki peran.
Wajar jika pendidikan dalam sistem kapitalis sekuler saat ini melahirkan generasi dengan prilaku buruk seperti bullying yang kian marak terjadi dilingkungan sekolah, hingga prilaku sadis pun dilakukan dengan pengeroyokan hingga menghilangkan nyawa seseorang. Sungguh miris prilaku anak didik yang kian sadis dalam naungan pendidikan kapitalis.
Solusi Islam Atasi Perilaku Sadis
Islam merupakan suatu sistem kehidupan, bukan saja mengurusi ibadah dengan sang pencipta saja, namun juga mengurusi kehidupan dunia dengan berbagai aturan yang lahir dari pencipta alam, Alloh SWT. Dalam Islam, pendidikan dipandang sebagai suatu kebutuhan mendasar yang harus diterima warga negera. Untuk itu pendidikan dalam Islam memiliki tujuan yang berbeda dengan tujuan pendidikan dalam sistem kapitalis.
Tujuan pendidikan Islam yakni untuk membentuk kepribadian Islam melalui pemikiran dan prilaku yang didasarkan pada aqidah Islam. Aqidah Islam menjadi asas dalam seluruh aktifitas sehingga akan mengontrol prilaku dan pemikiran setiap individu, dan menjadi tolak ukur dalam menilai perbuatan manusia, sehingga ini akan menjadi benteng dan tolak ukur dalam melakukan aktivitas apapun.
Islam menjalankan aturannya dalam bentuk perintah dan larangan. Melakukan perbuatanbyang dialarang dalam agama, bernilai sebagai perbuatan dosa dan diancam siksaan di neraka. Sedangkan melaksanakan perintah agama akan bernilai pahala yang dijanjikan surga. Membangun sumber daya manusia yang baik perlu proses melalui panjang, adanya lingkungan yang mendukung dan juga memerlukan diterapkannya sanksi yang tegas. Semuanya hanya bisa diwujudkan saat Islam dijadikan sebagai sebuah sistem hidup, bukan Islam sebagai agama ritual saja.
Keberadaan masyarakat yang memiliki pemikiran dan perasaan serta peraturan Islam, akan melakukan amar maruf nahyi munkar terhadap lingkungan dan kontrol kepada penguasa jika ada hal yang bertentangan dengan aturan Islam.
Sikap dan prilaku sadis saat ini seperti bulying, pengeroyokan, olokan dan lainnya akan bisa dihentikan melalui penerapan Islam kafah dalam seluruh aspek kehidupan. Bukan saja individu yang bertaqwa namun juga peran masyarakat melakukan perbaikan ditengah masyarakat, dan adanya negara yang menerapan aturan Islam secara sempurna dengan melaksanakan Islam secara menyeluruh.
Wallahu a'lam bis showab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.