Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image karmelithaa mala

Pemeriksaan Radiografi Thorax pada Pasien dengan Diagnosa Tuberkulosis Paru

Eduaksi | Wednesday, 07 Jun 2023, 03:12 WIB

Radiodiagnostik adalah salah satu jenis pemeriksaan yang menggunakan radiasi di bidang kesehatan. Pemeriksaan dasar di radiodiagnostik adalah pemeriksaan dengan menggunakan pesawat x-ray atau disebut rontgen. Rontgen kerap kali dilakukan untuk mengetahui keadaan atau kondisi tubuh terutama tulang dan organ keras. Pemeriksaan rontgen ini dilakukan apabila terdapat indikasi klinik tertentu. Pemeriksaan rontgen yang sering dijumpai adalah pemeriksaan rontgen Thorax. Rontgen Thorax dilakukan apabila terdapat indikasi klinis seperti sesak nafas atau gangguan sistem pernapasan akut (kronis), rasa nyeri di dada, hemoptisis, penyakit respiratori, kardiovaskuler dan juga fraktur pada costae. Akan tetapi pemeriksaan thorax yang akan dibahas kali ini yakni pemeriksaan Thorax pada pasien atau penderita penyakit Tuberkulosis. Tuberkulosis merupakan penyakit yang diakibatkan adanya infeksi oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit Tuberkulosis ini memiliki jumlah angka persebaran yang sangat tinggi dan tidak memandang usia sebab penyakit ini dapat ditemukan di kalangan usia berapapun.

Pembahasan topik pemeriksaan Thorax dengan indikasi penyakit Tuberkulosis karena penderita penyakit ini banyak dan sering dijumpai. Menurut riwayat penyakit Tuberkulosis telah masuk ke Indonesia Pada abad ke-8 Masehi, hal tersebut dibuktikan dari ditemukan salah satu relief di Candi Borobudur. Hingga saat ini penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah yang serius bagi Indonesia. Sebab berdasarkan Global TB Report tahun 2022 penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina, yakni dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. Sehingga penyakit ini menjadi penyakit yang masih menjadi penyakit berbahaya di Indonesia. Penyakit Tuberkulosis atau biasa disingkat TBC adalah penyakit kronis yang dapat ditularkan melalui sputum (droplet) atau pertukaran udara dan percikan air liur dari penderita ke individu lain yang rentan. Mycobacterium tuberculosis adalah basil tuberkel yang tahan asam, tipis, berbentuk batang, umumnya dikenal sebagai ATB (bakteri tahan asam). Struktur bakteri ini bisa lurus atau melengkung, memiliki panjang sekitar 2–4 µm dan lebar 0,2– 0,5 µm, dihubungkan bersama untuk membentuk rantai. Besar kecilnya bakteri ini bergantung pada kondisi lingkungan. Penyakit Tuberkulosis dapat dikategorikan menjadi dua menurut tingkat keparahannya, yakni TBC laten dan TBC aktif.

Tuberkulosis laten merupakan Tuberkulosis yang hanya menginfeksi tubuh penderita namun penderita memiliki daya tahan tubuh atau imun yang kuat sehingga berhasil mencegah persebaran bakteri ini. Pada Tuberkulosis laten ini penderita tidak akan merasakan gejala apapun dan juga penderita tidak akan menularkannya pada siapapun. Akan tetapi perlu diingat bahwa infeksi dari bakterinya masih hidup dan suatu saat juga bisa menyerang. Namun, biasanya dokter tetap akan memberikan resep untuk menonaktifkan infeksi bakteri ini. Sering dijumpai Tuberkulosis laten ini dapat hidup atau akan menjadi aktif pada penderita yang terjangkit HIV sebab penderita HIV memiliki sistem kekebalan tubuh atau imunitas yang rendah. Sehingga dapat menimbulkan gejala dan dapat menular pada orang disekitarnya.

Lalu pada kasus Tuberkulosis aktif, seseorang yang sudah mengalami dan terinfeksi Tuberkulosis aktif adalah saat bakteri sudah berkembang biak dan menimbulkan gejala dan sakit. Sehingga dapat menularkan penyakit tersebut pada orang lain. Pada 90% kasus TBC aktif adalah orang dewasa yang berasal dari infeksi Tuberkulosis laten. Infeksi Tuberkulosis laten atau aktif juga dapat resisten terhadap obat. Artinya obat tertentu tidak bekerja melawan bakteri.

1. Foto Thorax

Merupakan salah satu alat dengan teknik pencitraan yang cepat dan memiliki sensitivitas tinggi untuk mendiagnosis TB paru. Temuan radio biologis pada penderita TBC paling umum yaitu, infiltrat, konsolidasi, fibrosis, efusi pleura, dan kavitas

2. Tes Tuberkulin Kulit atau Tes Mantoux

Tes mantoux dilakukan dengan menginjeksi purified protein derivative (PPD). Apabila hasil indurasi pada kulit yang diinjeksikan mencapai ukuran 15 mm, maka pasien tersebut memiliki hasil tes mantoux positif dengan resiko paparan TB rendah. Pada pasien resiko paparan sedang memiliki hasil tes mantoux positif apabila hasil indurasi berukuran >10 mm dan apabila pada pasien dengan resiko tinggi hasil indurasi berukuran >5 mm

3. Interferon Release Assays atau IGRA

Pemeriksaan ini merupakan tes skrining tuberkulosis yang lebih spesifik dibanding dengan tes mantoux. Namun pemeriksaan IGRA memiliki kekurangan berupa biaya yang lebih mahal dibanding dengan tes mantoux, membutuhkan sarana yang memadai, dan memiliki proses yang lebih rumit

4. Pemeriksaan Bakteriologik

Pada pemeriksaan bakteriologik dilakukan agar menemukan bakteri tuberkulosis. Pada umumnya, bahan pemeriksaan dari sputum akan diambil setiap paginya selama 3 hari berturut-turut. Pemeriksaan ini cukup ekonomis dan memiliki waktu yang cepat

5. Kultur Sputum

Pemeriksaan diagnostik yang sensitif dalam mengisolasi mycobacterium dan mendeteksi minimal 10 hingga 100 basil. Namun, pemeriksaan ini membutuhkan proses atau waktu yang lama yaitu sekitar 2 minggu untuk mendapatkan hasil

Gejala penyakit Tuberkulosis ini sangat mudah untuk diidentifikasi namun tidak memiliki gejala yang spesifik, biasanya batuk yang progresif, gejala lainnya yakni :

a. Demam yang berlangsung lebih dari sebulan yang biasanya terjadi di pagi hari

b. Batuk yang terjadi karena iritasi pada bronkus; batuk yang membuang/pelepasan produk inflamasi, dari batuk kering hingga batuk bernanah (produksi air liur)

c. Nyeri di area dada, namun gejala nyeri dada jarang ditemukan, nyeri terjadi dengan infiltrasi inflamasi ke pleura menyebabkan radang selaput dada

d. Ketidaknyamanan yang muncul berupa hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, sakit kepala, nyeri otot, dan keringat di malam hari

e. Sering merasa lelah walaupun tidak sedang melakukan aktivitas apapun

Oleh karenanya apabila pasien memiliki keluhan seperti di atas biasanya akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa yang ada. Pemeriksaan tersebut meliputi :

1. Foto Thorax

Merupakan salah satu alat dengan teknik pencitraan yang cepat dan memiliki sensitivitas tinggi untuk mendiagnosis TB paru. Temuan radio biologis pada penderita TBC paling umum yaitu, infiltrat, konsolidasi, fibrosis, efusi pleura, dan kavitas

2. Tes Tuberkulin Kulit atau Tes Mantoux

Tes mantoux dilakukan dengan menginjeksi purified protein derivative (PPD). Apabila hasil indurasi pada kulit yang diinjeksikan mencapai ukuran 15 mm, maka pasien tersebut memiliki hasil tes mantoux positif dengan resiko paparan TB rendah. Pada pasien resiko paparan sedang memiliki hasil tes mantoux positif apabila hasil indurasi berukuran >10 mm dan apabila pada pasien dengan resiko tinggi hasil indurasi berukuran >5 mm

3. Interferon Release Assays atau IGRA

Pemeriksaan ini merupakan tes skrining tuberkulosis yang lebih spesifik dibanding dengan tes mantoux. Namun pemeriksaan IGRA memiliki kekurangan berupa biaya yang lebih mahal dibanding dengan tes mantoux, membutuhkan sarana yang memadai, dan memiliki proses yang lebih rumit

4. Pemeriksaan Bakteriologik

Pada pemeriksaan bakteriologik dilakukan agar menemukan bakteri tuberkulosis. Pada umumnya, bahan pemeriksaan dari sputum akan diambil setiap paginya selama 3 hari berturut-turut. Pemeriksaan ini cukup ekonomis dan memiliki waktu yang cepat

5. Kultur Sputum

Pemeriksaan diagnostik yang sensitif dalam mengisolasi mycobacterium dan mendeteksi minimal 10 hingga 100 basil. Namun, pemeriksaan ini membutuhkan proses atau waktu yang lama yaitu sekitar 2 minggu untuk mendapatkan hasil

6. Gene Xpert MTB/RIF Assay

Pemeriksaan menggunakan amplifikasi polymerase chain reaction (PCR) realtime multiplex. Pemeriksaan ini merupakan tes diagnostik yang memiliki waktu cepat dengan sensitivitas mencapai 98% dalam mendeteksi resistensi rifampisin.

Akan tetapi pemeriksaan yang lebih jelas yakni pemeriksaan foto rontgen Thorax atau dada. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan pengambilan foto menggunakan sinar-X pada area rongga dada dengan memperlihatkan jantung, paru-paru, klavikula, skapula, diafragma, jaringan lunak, dinding thorax, hingga tulang-tulang pada area thorax Foto Thorax sendiri terdapat empat posisi yakni posisi PA, posisi AP, posisi Lateral dan Top Lordotic. Posisi atau proyeksi pemeriksaan akan bergantung sesuai dengan indikasi klinis yang ada. Namun, untuk pemeriksaan foto Thorax pada pasien dengan diagnosa Tuberkulosis yakni pada pemeriksaan Thorax PA atau Postero Anterior. Posisi PA dada pada pasien menempel pada bucky stand dengan kedua tangan memeluk bucky stand dengan kolimasi dari Cervical VII sampai lumbal V. MSP tegak lurus di pertengahan kaset dagu diangkat agar tidak superimpose dengan ribs pandangan ke atas dan pasien dalam atau sedang melakukan inspirasi atau menarik nafas penuh.

Akan tetapi pemeriksaan yang lebih jelas yakni pemeriksaan foto rontgen Thorax atau dada. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan pengambilan foto menggunakan sinar-X pada area rongga dada dengan memperlihatkan jantung, paru-paru, klavikula, skapula, diafragma, jaringan lunak, dinding thorax, hingga tulang-tulang pada area thorax Foto Thorax sendiri terdapat empat posisi yakni posisi PA, posisi AP, posisi Lateral dan Top Lordotic. Posisi atau proyeksi pemeriksaan akan bergantung sesuai dengan indikasi klinis yang ada. Namun, untuk pemeriksaan foto Thorax pada pasien dengan diagnosa Tuberkulosis yakni pada pemeriksaan Thorax PA atau Postero Anterior. Posisi PA dada pada pasien menempel pada bucky stand dengan kedua tangan memeluk bucky stand dengan kolimasi dari Cervical VII sampai lumbal V. MSP tegak lurus di pertengahan kaset dagu diangkat agar tidak superimpose dengan ribs pandangan ke atas dan pasien dalam atau sedang melakukan inspirasi atau menarik nafas penuh.

Sebelum pemeriksaan ada beberapa hal yang harus dilakukan dan disiapkan, yakni :

· pesawat sinar-x

· objek atau pasien

· CR-reader

· Apron

· Komputer

· Bucky stand

Instruksi yang akan dilakukan yakni pada pemeriksaan thorax dengan posisi PA sehingga terdapat instruksi yang harus diperhatikan untuk pemeriksaan foto thorax dengan berbagai posisi yakni :

1. Pengaturan Tube

· CR : Tegak lurus vertikal terhadap kaset

· FFD : 100-120 cm

· CP : Central Point yaitu pada Thoracal VII pertengahan antara kedua angulus inferior scapula

2. Faktor Eksposi

· kV : 60 kurang lebih 6 kV

· mAs : 10 mAs

3. Instruksi saat eksposi

· Beritahu pasien untuk tetap relax dan menahan posisi tubuh yang sudah di atur agar tidak terjadi rotasi atau pergerakan

· Tutup pintu antara ruang pasien dan ruang pemeriksaan

· Arahkan pasien untuk melakukan inspirasi atau menarik nafas sedalam-dalamnya lalu ditahan sampai proses selesai

· Tekan tombol “hand switch” selama kurang lebih 10 detik untuk memanaskan bagian tabung lalu tekan kembali sisanya lalu lepaskan

4. Anatomi yang harus tampak pada foto Thorax yakni :

· Posisi PA : Costae 1-10 dengan bagian di atas diafragma, Costae 1-7 bagian anterior di atas diafragma

Foto yang baik akan menunjukkan optical density yang baik sehingga dapat melihat struktur vaskular paru dengan baik (bahkan hingga ke bagian perifer), dapat melihat batas jantung, aorta, diafragma, juga garis spinal column.

Identifikasi pemeriksaan foto Thorax pada pasien normal, yakni :

1. Lapang paru yang normal memiliki ciri ciri seperti translusen secara simetris,dan identifikasi fisura horizontal yang berjalan ke hilus kanan ke iga ke-6 pada garis aksilaris

2. Apeks paru pada masa ,kavitas,dan konsolidasi di atas dan di belakang pada klavikula secara spesifik

3. Trakea terletak central (pada pertengahan dan ujung clavicula)

4. Jantung normal atau tidak ada pembesaran pada jantung

Identifikasi pemeriksaan foto Thorax pada pasien Tuberkulosis :

1. Tampak bercakan pada bronchus(parahiler)kanan lapang paru di sebelah kiri yang sering muncul berkaitan dengan suatu infeksi,termasuk penyakit tuberkulosis,bronkitis,pneumonia,dan lain lain yang dapat menyerang pernapasan

2. Tampak juga bahwa sudut yang terbentuk diafragma dengan tulang dada(sinus phrenicocostalis) kanan tumpul. Biasanya, kondisi ini menandakan ada suatu cairan, baik berupa nanah,darah,bahkan juga cairan bening.Cairan ini sendiri bisa muncul secara tiba-tiba terkait infeksi paru di sekitar paru,maupun karena sebab lain,seperti cedera, gagal jantung,hipoalbuminemia,dan sebagainya

3. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa terdapat suatu cairan dapat berupa nanah, darah, dan juga cairan bening. Cairan tersebut ditimbulkan oleh infeksi pada area sekitar paru, namun juga dapat disebabkan oleh faktor lain. Seperti cedera, gagal jantung, dan sebagainya. Pada foto pemeriksaan thorax pasien penderita tuberkulosis juga memiliki beberapa perbedaan dengan foto pemeriksaan thorax pada umumnya. Pada foto thorax normal biasanya tidak menunjukkan adanya kelainan apapun atau dapat disebut foto thorax normal memperlihatkan kondisi thorax dalam keadaan baik-baik saja. Sedangkan pada foto thorax penderita tuberkulosis menunjukkan adanya bercak-bercak berwarna putih atau berbentuk seperti bayangan awan yang disebut dengan infiltrat, dimana hal tersebut menunjukkan adanya infeksi pada thorax.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image