Pengaruh Emosi yang Dihasilkan Sosial Media Menjelang Tidur
Gaya Hidup | 2023-06-07 01:50:24Remaja mana sih yang belum menggunakan media sosial di kehidupannya sehari-hari dizaman ini. Mulai dari Instagram, Twitter, Tiktok, dan yang lainnya pastinya mereka sudah pernah mengaksesnya walaupun itu tidak lama. Mulai dari bangun tidur hingga bangun lagi kita tidak bisa lepas dari berinteraksi dengan sosial media. Banyak juga remaja saat ini lebih memilih untuk berinteraksi dengan sosial media sebelum menjelangnya tidur dari pada mencoba merilekskan otaknya agar tidurnya nyenyak dan berkualiatas.
Penggunaan sosial media menjelang tidur dapat memicu peningkatan kegiatan mental dan emosional yang dapat memicu otak untuk bekerja dan membuat kita sulit untuk rileks dan tidur. Berinteraksi dengan berita dan konten para influencer di media sosial juga dapat meningkatkan kegiatan pikiran dan membuat sulit bagi seseorang untuk merasa tenang dan rileks saat tidur. Mungkin ada banyak yang mengalami kecemasaan menjelang tidur ditambah dengan kita berinteraksi dengan sosial media dan akhirnya banyak para remaja sekarang yang mengalami stress
Mulai dari membaca berita negatif, hate comment, atau konflik secara online dapat memicu stress, kecemasan, atau perasaan negative yang ditimbulkan dari interaksi itu. Pastinya dapat mengganggu ketenangan pikiran dan membuat proses tidur menjadi sulit juga. Jika itu bisa menjadi kebiasaan menjelang tidur dan mulai nyaman hingga larut karena ingin mengecek notifikasi dari sosial media, juga akan mengakibatkan kurangnya tidur yang cukup dan mengganggu pola tidur yang sehat.
Media sosial juga akan memberikan tekanan kepada kita jika kita terus memperbarui atau terlibat dengan konten sosial media. Media sosial dirancang untuk memberikan sensasi yang memuaskan, seperti mendapatkan "like" atau komentar positif. Ini dapat memicu pelepasan hormon dopamin yang memberikan perasaan senang dan ketergantungan. Namun, ketika seseorang tidak mendapatkan respons yang diharapkan atau tidak cukup "likes" dan interaksi positif, itu dapat memicu perasaan sedih, frustrasi, atau kekecewaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.