Apa Itu Radiasi: Pentingnya Menggunakan Proteksi Radiasi
Edukasi | 2023-06-05 13:51:09Apakah anda tau apa itu radiasi? Radiasi adalah energi yang terpancar dari materi (atom) dalam bentuk partikel atau gelombang. Radiasi dibagi menjadi radiasi pengion dan radiasi non pengion.
Radiasi pengion adalah radiasi yang ketika menabrak sesuatu akan memancarkan partikel bermuatan listrik yang disebut ionisasi. Contoh radiasi pengion adalah radiasi sinar alfa, radiasi sinar beta, radiasi sinar gamma, positron, dan radiasi sinar-X.
Sedangkan radiasi non pengion adalah radiasi yang tidak memiliki cukup energi untuk melakukan ionisasi. Contoh radiasi pengion adalah cahaya tampak, gelombang mikro, gelombang radio, infrared, dan juga radiasi ultraviolet (UV).
Secara tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari kita telah terpapar radiasi. Contoh sederhana dalam kehidupan kita seperti menggunakan smartphone dan laptop, meskipun radiasi yang dikeluarkan tidak besar namun jika digunakan secara terus menerus akan memberikan efek buruk pada tubuh. Salah satu cara untuk mencegah efek radiasi non pengion ini adalah dengan memakai kacamata anti radiasi dan mengurangi durasi pemakaian gadget.
Contoh lain dari radiasi non pengion adalah ketika beraktivitas di luar ruangan kita selalu terkena sinar matahari yang mengandung radiasi ultraviolet (UV). Hal itu dapat menyebabkan efek buruk seperti sunburn yang dapat meningkatkan resiko kerusakan kulit lainnya. Lalu bagaimana cara agar kita terlindungi dari radiasi tersebut? Cara mengatasi adalah dengan menggunakan tabir surya dan hindari paparan ketika sinar matahari sedang sangat terik, hal itu dapat mengurangi efek dari radiasi ultraviolet
Berikutnya adalah radiasi pengion yang memiliki manfaat seperti penggunaan X-Ray dalam bidang kesehatan yang digunakan untuk menganalisis kelainan yang ada di dalam tubuh, namun terdapat efek pada penggunaannya yaitu efek deterministik dan stokastik.
Efek deterministik terjadi karena adanya kematian sel sebagai akibat dari paparan radiasi baik pada sebagian atau seluruh tubuh. Efek yang ditimbulkan seperti kemandulan, eritema (munculnya bercak kemerahan pada kulit), penurunan jumlah sel darah, epilepsi dan menopause dini.
Sedangkan efek stokastik ini berhubungan dengan genetik seperti DNA yang dapat menyebabkan hereditary disease (penyakit keturunan), katarak, dan kanker. Efek genetik disebabkan oleh rusaknya sel genetik (sel pembawa gen) yaitu kerusakan pada molekul DNA pada sperma dan ovum.
Tindakan untuk meminimalisir dan mencegah efek deterministik dan stokastik adalah dengan menerapkan tiga prinsip proteksi radiasi yaitu:
- Justifikasi, surat yang berisi persetujuan dari dokter yang menyatakan bahwa pemeriksaan yang akan dilakukan memiliki manfaat yang lebih besar daripada resiko yang diterima oleh pasien.
- Optimisasi, tindakan untuk mengurangi dosis agar paparan radiasi yang diterima pasien dan pekerja menjadi sangat rendah namun tetap menghasilkan citra yang seoptimal mungkin. asas yang digunakan adalah ALARA (As Low As Reasonably Achievable).
- Limitasi dosis, banyaknya radiasi yang dapat diterima oleh pekerja radiasi telah ditetapkan oleh BAPETEN atau Badan Pengawas Tenaga Nuklir. NBD (nilai batas dosis) tercantum dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 8 Tahun 2011 pasal 19, dalam pasal tersebut dijelaskan nilai batas dosis untuk pekerja radiasi rata-rata sebesar 20 mSv per tahun dalam periode 5 tahun, dan 50 mSv dalam 1 tahun tertentu.
Pekerja pada bidang radiasi di rumah sakit atau radiografer diwajibkan untuk menggunakan proteksi radiasi berupa Alat Pelindung Diri (APD) yang terdiri dari apron, kacamata timbal (Pb), pelindung gonad, pelindung tiroid, dan sarung tangan Pb.
Selain itu pekerja radiasi harus memakai alat untuk mengukur dosis yang diterimanya ketika bekerja. Pemantauan dosis radiasi ini dilakukan dengan menggunakan film badge atau Thermoluminisence Dosimeter (TLD).
Oleh karena itu, penggunaan pelindung atau proteksi radiasi diperlukan agar kita dapat terhindar dan meminimalisir dari efek radiasi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.