Gap Year: Bukan Berarti Gagal Melainkan Peluang Sukses Paling Besar
Eduaksi | 2023-06-05 10:14:35Gap Year: Bukan Berarti Gagal Melainkan Peluang Sukses Paling Besar
Memasuki masa penerimaan mahasiswa baru, para lulusan menengah atas akan dihadapkan pada situasi yang membuat overthingking dan gelisah antara memilih pustusan lanjut kuliah, bekerja atau memilih gap year.
Gap year adalah peridode dimana seseorang memutuskan untuk mengambil jeda setelah masa kelulusannya dari pendidikan formal sebelum memasuki perguruan tinggi tetapi memilih untuk menghabiskan waktu untuk mencari pengalaman baru dan eksplorasi diri. Singkatnya, gap year adalah keputusan untuk menunda kuliah. Keputusan ini biasanya berlangsung sependeknya adalah satu tahun masa sekolah atau dua semester.
Alasan Memilih Gap Year
Ada beberapa alasan dan pertimbangan mengapa calon mahasiswa memilih keputusan ini.
Pertama, memulihkan diri dan menghindari kelelahan akademik. Gap year memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengisi energi dan menjaga kesehatan mental calon mahasiswa sebelum menjajaki lingkungan perguruan tinggi yang lebih kompleks.
Kedua, eksplorasi minat dan tujuan. Gap year memberikan kesempatan bagi individu untuk menjelajahi minat dan capaian yang ingin diraih tanpa tekanan karena bersifat putusan pribadi. Ini membantu mereka untuk lebih memahami diri dan membuat keputusan yang lebih baik tentang masa depan.
Ketiga, mencoba pengalaman baru. Gap year memberikan kesempatan untuk individu mencoba hal baru yang menantang dan membutuhkan kemandirian. Bisa berupa pengalaman kerja, pengalaman volunteer atau kegiatan sukarelawan, mengikuti pertukaran pemuda, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Pengalaman ini secara tidak langsung membentuk mereka menjadi pribadi yang lebih mandiri, tangguh, bertanggung jawab dan cakap, yang mana ini merupakan bekal yang sangat berharga dalam kehidupan kedepannya.
Keempat, mematangkan diri dari segi sosial dan pengetahuan. Gap year memberikan kesempatan yang luas bagi individu untuk mempersiapkan masa depannya lebih matang lagi. Kegiatan yang diikuti atau pengalaman yang dilalui tentu memberikan insight dan wawasan yang membantu mereka mengembangkan empati dan keterampilan intrapersonal yang lebih baik lagi.
Tentu saja, gap year adalah keputusan yang sulit. Terlebih mengenai pandangan masyarakat yang cenderung meremehkan kemampuan para pemilih gap year. Namun, dibalik itu, individu yang menjalani justru akan mendapatkan segudang benefit jika memanfaatkan jeda waktu ini dengan benar.
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu calon mahasiswa memaksimalkan gap year:
Tentukan Tujuan dan Rencanakan Dengan Matang.
Salah satu kunci untuk memaksimalkan gap year adalah dengan menentukan tujuan yang jelas. Pertimbangkan alasan utama ingin mengambil gap year. Menentukan tujuan utama akan membantu dalam mempersempit pilihan dan menemukan pengalaman yang relevan. Setelah itu, buatlah rencana yang matang. Tetapkan tujuan mingguan atau bulanan, jadwalkan kegiatan yang ingin dilakukan, dan buatlah daftar sumber daya yang diperlukan.
Evaluasi Minat dan Tujuan.
Pikirkan tentang apa yang disukai dan diminati. Apakah itu seni, olahraga, lingkungan, pendidikan, atau bidang lainnya? Memilih sesuatu yang benar-benar diminati akan membuat gap year menjadi pengalaman yang lebih bermakna dan memuaskan.
Pertimbangkan Anggaran.
Tentukan berapa banyak uang yang dapat dialokasikan untuk gap year. Beberapa pengalaman seperti bekerja sukarela atau mengajar mungkin memerlukan biaya yang lebih rendah, sementara program studi atau pelatihan formal mungkin lebih mahal. Pastikan untuk membuat anggaran yang realistis dan mempertimbangkan semua biaya yang terkait dengan pengalaman yang dipilih.
Pertimbangkan Keterampilan Yang Ingin Dikembangkan.
Jika ingin meningkatkan keterampilan tertentu selama gap year, carilah program atau kesempatan yang memungkinkan untuk dilakukan. Misalnya, jika tertarik pada fotografi, cari program yang fokus pada seni visual atau dokumentasi.
Jelajahi Berbagai Pilihan dan Kembangkan Keterampilan Baru.
Gap year adalah kesempatan untuk keluar dari zona nyaman dan menjelajahi hal-hal baru. Cobalah untuk memperluas wawasan dengan mengambil bagian dalam berbagai pilihan gap year yang tersedia, mulai dari program sukarela, bekerja, magang, program bahasa, hingga mengambil kursus atau pelatihan tertentu. Jelajahi berbagai sumber informasi seperti situs web, buku panduan, atau bicaralah dengan orang-orang yang telah mengambil gap year sebelumnya. Periksa juga jika ada organisasi atau lembaga yang menawarkan program gap year yang diakui dan memiliki reputasi baik.
Manfaatkan Teknologi.
Dalam era digital ini, teknologi dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk memaksimalkan gap year. Gunakan internet untuk mencari informasi tentang tujuan dan pengalaman yang diinginkan. Cobalah belajar pengetahuan dan keterampilan baru dari sana. Selain itu, gunakan platform media sosial untuk berbagi cerita dan pengalaman dengan orang lain.
Jangan Takut Mencari Saran.
Jika masih merasa bingung atau tidak yakin tentang memilih gap year yang tepat, jangan ragu untuk mencari saran dari guru, konselor, atau orang-orang yang telah mengambil gap year sebelumnya. Mereka dapat memberikan perspektif yang berharga dan membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik.
Jaga Keseimbangan Antara Eksplorasi dan Refleksi:
Gap year sering kali penuh dengan petualangan dan eksplorasi, tetapi jangan lupakan pentingnya refleksi dan introspeksi. Sediakan waktu untuk merenung, mengevaluasi pengalaman, dan melacak kemajuan dari tujuan yang ingin dicapai. Ini akan membantu dalam memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan mengarahkan langkah-langkah selanjutnya setelah gap year selesai.
Sekali lagi, keputusan ini kembali lagi kepada pribadi masing-masing. Tentunya dengan mempertimbangkan tujuan, minat, anggaran, dan kesempatan yang ada maka gap year bisa menjadi peluang yang berharga untuk belajar dan bertumbuh demi masa depan yang cemerlang. Jangan takut untuk Gap Year.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.