Semarak Adu Domba, Habib Umar Alhamid: Siapa yang Membuat?
Politik | 2023-06-04 19:42:41Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid menyebutkan sepertinya Adu domba dan fitnah ini makin marak hingga kini masih saja terjadi di republik ini. Apalagi era digital saat ini hasilnya luar biasa dan sangat berbahaya.
"Semarak adu domba dan fitnah ini sepertinya diduga sengaja ada yang membuatnya, agar negeri ini menjadi terus gaduh," ujar Habib Umar Alhamid kepada wartawan, Ahad (4/6/2023).
Menurutnya, setiap mendekati pemilu yang namanya adu domba ini selalu kambuh, Umat Islam diadu dengan saudaranya Islam, Habib dengan kiai, Sunni dengan Syiah, NU dengan Muhammadiyah, Islam dengan Kristen, dan banyak lagi orang perorang.
"Inti dari permasalahannya karena banyak orang kita (Indonesia) kuping tipis, cepat reaksional dan gampang tersulut emosinya. Semestinya bisa menahan diri sambil tabayun agar permasalahan tidak bias dan meluas. Carilah kebersamaan demi persatuan," paparnya.
Dikatakan Habib Umar, contoh masalah Habib Bahar bin Smith sekarang ini, adalah masalah pribadi, mencounter dan menilai orang dengan pribadi yang reaksional, dengan kemampuan ilmu yang sebatas yang ia punyai dan dengan gaya anak muda milenial.
"Ini bukan cermin dan bisa disamakan dengan Habaib yang lain. Masing masing Habaib dengan kadar ilmunya yang dapat menahan hawa nafsunya. Mari kita kuatan iman kita untuk menjaga kebersatuan dan menghindari perpecahan," jelasnya.
Sebaiknya Habib Umar mengatakan, umat dan bangsa ini bersatu jangan mau dijadikan korban pecah belah dan adu domba kelompok kelompok yang menginginkan kehancuran bangsa Indonesia. "Saya sangat prihatin mengingat hari akhir semangkin mendekat dan kita semua belum siap untuk berbuat kebaikan yang banyak," katanya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.