Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image qaila asoka februm

Gaya Hidup Remaja dalam Meniru Korean Wave

Gaya Hidup | Sunday, 04 Jun 2023, 00:13 WIB

Saat ini bayak sekali budaya asing masuk ke Indonesia yang menarik perhatian para remaja, di Indonesia saat ini sedang mengalami Korean wave atau budaya populer Korea. Budaya populer Korea adalah budaya yang berasal dari Negara Korea yang disajikan secara ringan dan menarik serta dirilis dan dikemas dalam bentuk produk hiburan seperti drama (K-drama), musik (K-pop) dan fashion (Hallyu (Korean Wave) : Korea.Net : The Official Website of the Republic of Korea, n.d.). Korean wave ini sampai ke Indonesia pada tahun 2004 dan sampai saat ini antusiasmenya masih sangat besar terutama di kalangan remaja. Fenomena Korean wave memberikan dampak yang signifikan bagi generasi muda di Indonesia.

kompasiana

Para remaja yang merupakan penggemar budaya populer korea memiliki keterlibatan intelektual dan emosional yang intens, dengan konsumsi budaya dikaitkan dengan interprestasi individu terhadap pola yang akan mereka bentuk sebagai karakteristik atau jati diri (Storey, 2006). Hal ini menjadi upaya remaja untuk menciptakan identitas diri melalui gaya hidup. Remaja yang menikmati hiburan K-pop dapat menciptakan nilai-nilai baru yang mengarah pada mode baru yang relatif banyak diikuti oleh remaja di Indonesia. Selain itu, adanya Korean Wave secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku remaja di Indonesia, karena masa remaja merupakan masa transisi di mana anak muda mengalami perubahan emosi dan perubahan sosial dalam mencari jati diri.

Menurut teori Albert Bandura, dijelaskan bahwa manusia tidak hanya belajar melalui pengalaman langsung, tetapi juga dapat belajar melalui pengamatan dan peniruan (modelling). Teori Albert Bandura juga didasarkan pada konsep bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari gabungan faktor kognisi dan lingkungan (pontoh, n.d.). Dalam hal ini, seseorang akan melakukan pengamatan terhadap sikap dan perilaku orang lain, yang kemudian ditiru oleh orang tersebut, setelah itu orang lain yang ditiru tersebut menjadi model bagi mereka. Model peran yang digunakan tidak harus diperlihatkan secara langsung, tetapi model peran yang digunakan sebagai acuan dalam berperilaku dapat ditunjukkan dengan visualisasi yang disimulasikan atau disiarkan melalui media visual seperti media massa.

Tokoh Idola Menjadi Model Peran pada Remaja di Indoesia

Sesuai teori pembelajaran sosial Albert Bandura, dijelaskan bahwa individu dapat belajar dengan mengamati perilaku individu lain tanpa harus belajar langsung dari pengamatan. Sebagian besar remaja menjelaskan bahwa idola mereka memberikan banyak inspirasi dan motivasi dalam hidup untuk mengubah cara pandang, gaya hidup dan hal-hal yang menurut mereka positif. Tokoh idola dalam budaya populer Korea yang berperan sebagai panutan remaja untuk mencapai identitas diri yang cukup lengkap, dapat membantu mencegah remaja mengalami identitas kritis pada tahap perkembangan selanjutnya (Santrock. J. W., 2002). Mereka meniru idola berdasarkan bakat, kecantikan atau ketampanan, tingkah laku, gaya berpakaian dan gaya hidup, yang dapat menjadi standar kesempurnaan individu remaja Indonesia.

Korean Wave Membawa Perubahan Bagi Remaja

Remaja yang melakukan proses pembelajaran sosial dengan menjadikan tokoh idola sebagai panutan mereka juga mendapatkan manfaat dari sisi positif dari apa yang mereka amati dan pelajari dalam budaya populer Korea, baik K-pop maupun K-drama, yang mereka praktikkan secara otentik dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu juga meningkatkan minat para remaja untuk belajar bahasa Korea, mereka menyukai produk Korea, dan minat para remaja untuk berwisata ke korea meningkat (Pramita & Harto, 2016). Banyak hal yang bisa ditiru dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama kesopanan para idolanya dan etos kerja para selebriti Korea, yang dianggap sebagai inspirasi besar untuk mendorong remaja Indonesia menjadi orang yang lebih rajin dan lebih menghargai waktu untuk meraih cita-cita.

Remaja yang tertarik dengan budaya populer Korea menjelaskan bahwa mereka dapat meniru idola mereka dari perspektif yang berbeda, seperti memahami gaya atau berpakaian lebih elegan untuk mengikuti tren. Mereka merasa bahwa setelah mengenal budaya populer Korea, pola pikir mereka menjadi lebih terbuka, mereka memiliki lebih banyak perspektif tentang berbagai hal dan mereka lebih menghargai dan menerima perbedaan. Dengan hal seperti itu, individu remaja yang melakukan proses pembelajaran sosial dengan menjadikan tokoh idola sebagai panutan juga memiliki sisi positif dalam hal yang mereka pelajari dan tiru.

Referensi :

Hallyu (Korean Wave) : Korea.net : The official website of the Republic of Korea. (n.d.). Retrieved June 3, 2023, from https://www.korea.net/AboutKorea/Culture-and-the-Arts/Hallyu

pontoh, chris. (n.d.). Modeling Teory of Albert Bandura. Retrieved June 3, 2023, from https://www.academia.edu/38332633/Modeling_Teory_of_Albert_Bandura

Pramita, Y., & Harto, S. (2016). PENGARUH HALLYU TERHADAP MINAT MASYARAKAT INDONESIA UNTUK BERWISATA KE KOREA SELATAN. Universitas Riau Kampus Bina Widya Km, 3(2), 23430. www.antaranews.com/berita/483021/

Santrock. J. W. (2002). Adolescence: Perkembangan Remaja.

Storey, J. A. A. L. R. (2006). Storey, John Alfathri Adlin Laily Rahmawati.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image