Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Kafkaesque: Keabsurdan Eksistensi Manusia

Sastra | Saturday, 03 Jun 2023, 13:07 WIB

Dalam novel The Trial, salah satu karya Franz Kafka, sang tokoh utama Josef K. ditangkap tanpa tahu apa-apa dan dipaksa menjalani proses hukum dimana sebab penangkapan maupun proses pengadilannya dibiarkan tidak transparan. Detail mengenai kejujuran sidangnya pun samar, dan hingga akhir cerita, K. tetap tidak mengetahui sedikitpun mengenai tuntutannya atau sekedar apa alasan ia ditangkap.

Skenario seperti inilah yang dianggap khas sekali dengan Kafka, sehingga dibuatlah suatu istilah tersendiri untuk mendeskripsikan ciri khas ini: kafkaesque, menggambarkan situasi yang sungguh rumit, absurd, dan tidak logis; dan dalam karya-karya Kafka, seluruh aspek ini dibingkai dalam dunia birokrasi, yang berkaitan dengan latar belakang Kafka sebagai juru tulis asuransi di Praha pada awal abad ke-20. Kebanyakan tokoh utamanya adalah pekerja kantoran yang menjalani hari-harinya menavigasi hidup mereka melalui jaring-jaring hambatan dunia birokrasi demi mencapai tujuan mereka, dan seringkali seluruh situasinya digambarkan sebagai sesuatu yang absurd, sehingga kesuksesan tidak lagi berarti.

Namun keabsurdan dunia birokrasi sendiri bukanlah satu-satunya ciri Kafkaesque. Sebagai contoh, dalam Poseidon, sang dewa laut tenggelam dalam pekerjaannya mengurus dokumen sehingga ia tidak punya waktu menjelajahi kerajan bawah lautnya. Meski benar humor dalam cerita ini adalah bahkan seorang dewa sekalipun tidak dapat menangani jumlah pekerjaan yang dituntut tempat kerja modern, dalam cerita tersebut disebutkan juga bahwa Poseidon sendiri menolak mendelegasikan satupun pekerjaannya kepada bawahannya karena ia menganggap tidak ada yang layak untuk mengerjakan pekerjaan seorang dewa. Poseidon adalah tawanan egonya sendiri—dan hal inilah yang juga mendeskripsikan ciri Kafkaesque: ironi dari alasan tokoh-tokohnya merespon dan bereaksi terhadap situasi-situasi mereka.

Dalam Metamorphosis, salah satu karya Kafka yang paling terkenal, Gregor Samsa terbangun dan mendapati dirinya telah berubah menjadi serangga seukuran manusia. Namun pikiran pertama Gregor bukanlah untuk mencari tau apa dan mengapa hal ini terjadi. Kekhawatiran pertama Gregor adalah apakah ia bisa berangkat kerja tepat waktu. Tentu saja hal ini terbukti mustahil hingga akhir cerita.

Bahkan dalam The Trial, seluruh sistem hukum dan prosedur yang dilalui K. menyiratkan sesuai yang lebih sinis: momentum buruk dari sistem ini tidak dapat diinterupsi, bahkan oleh pihak-pihak yang seharusnya memiliki otoritas. Semuanya merupakan bagian dari sistem yang tujuan utamanya bukanlah keadilan, melainkan hanya sesuatu untuk melanggengkan dirinya sendiri.

Hingga saat ini, unsur-unsur Kafkaesque dapat dilihat di kehidupan kita sehari-hari. Kehidupan kita bergantung pada sistem administrasi berbelit yang memiliki dampak nyata di setiap aspek kehidupan kita secara langsung, dan pada akhirnya, kita mendapati diri kita sendiri dihakimi oleh sosok yang tidak dapat kita lihat dan terikat oleh peraturan yang tidak kita ketahui. Namun di sisi lain, Kafka juga menyiratkan dan mengingatkan bahwa sistem tempat kita hidup ini adalah sistem yang juga dibuat kita sendiri, dan kita memiliki kekuatan untuk mengubahnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image