Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shakira Philena Rose

Kwashiorkor, Masalah Gizi pada Anak yang Mengancam Nyawa

Edukasi | Friday, 02 Jun 2023, 11:04 WIB

Gizi buruk merupakan keadaan dimana anak mengalami kondisi gizi yang sangat kurang, berdasarkan pada indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) kecil dari -3 standar deviasi WHO atau ditemukan tanda-tanda seperti kwashiorkor dan marasmus. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Daerah (RisKesDas) pada tahun 2013, terjadi peningkatan kasus gizi buruk pada balita dibandingkan hasil riset yang dilakukan pada tahun 2007 dan 2010. Pada saat ini pun jumlah ahli gizi di Indonesia masih jauh dari kata ideal. Pada buku Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 dapat dilihat bahwa masih sedikitnya lulusan ahli gizi dan jumlah ahli gizi yang bekerja di rumah sakit maupun puskesmas. Padahal, dengan adanya ahli gizi dipuskesmas atau rumah sakit bisa membantu mendiagnosis dan memberikan pelayanan yang tepat untuk balita penderita gizi buruk.

Gizi buruk didalam dunia medis merupakan salah satu bentuk malnutrisi, malnutrisi dapat dipahami sebagai kesalahan dalam pemberian nutrisi, kesalahan bisa berupa kekurangan maupun kelebihan nutrisi. Gizi buruk dapat juga diartikan sebagai kondisi dimana seseorang kekurangan asupan yang mengandung energi dan protein, protein dibutuhkan dalam proses pembentukan sel-sel baru selain itu juga asupan ini turut membantu proses perbaikan sel-sel yang rusak. Malnutrisi pada balita tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi juga dapat menimbulkan gangguan dalam pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Keterlambatan dalam memberikan pelayanan gizi pada balita dengan malnutrisi dapat mengakibatkan kerusakan yang sukar atau tidak dapat diperbaiki lagi.

Penyakit Kekurangan Kalori Protein (KKP) merupakan salah satu penyakit gizi yang cukup penting di Indonesia. Gejala klinis KKP sangat bervariasi tergantung derajat dan lamanya energi dan protein serta umur penderita. Salah satu penyakit KKP pada anak adalah kwashiorkor atau sering disebut juga busung lapar. Kondisi ini menggambarkan kekurangan protein tanpa henti pada anak-anak, istilah tersebut muncul di Afrika. Indikasi mendasar dari kwashiorkor digambarkan pada tahun 1933 oleh seorang dokter anak bernama C.D. Williams yang bekerja di Pantai Gading Afrik. Ketika anak-anak disapih dan kemudian mendapatkan pola makan tinggi gula namun rendah protein, maka, mereka mulai menunjukkan efek samping kwashiorkor. Gejala-gejala dari kwashiorkor atau busung lapar itu sendiri antara lain:

1. Tangan dan kaki bengkak

2. Perut buncit

3. Rambut rontok

4. Gangguan mental

https://images.app.goo.gl/2Lam9JLMAHmbRGbh6" />
https://images.app.goo.gl/2Lam9JLMAHmbRGbh6

Kwashiorkor menyerang sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama anak balita. Selain menimbulkan gejala umum pada tubuh anak, juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan dalam mulut penderita. Kelainan-kelainan tersebut antara lain hipoplasia email, crowding, delayed eruption, angular cheilitis, gingivitis, serta atrofi papilla filiformis dan fungiformis pada lidah. Adapula upaya perawatan kelainan dalam mulut pada penderita kwashiorkor ini. Pengetahuan tentang gejala klinis pada tubuh, terutama keadaan mulut penderita, harus diketahui secara benar oleh seorang dokter gigi, sehingga dengan demikian penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan secara optimal, baik pada kesehatan tubuh maupun mulut penderita.

Referensi:

Derfiana Dwinanda Hussein (2019). Kelainan dalam mulut yang terjadi pada penderita kwashiorkor dan perawatannya oleh dokter gigi (studi pustaka). [online] SKRIPSI-2007.

Refni Deswita, Indah Lestari and Diah, K. (2017). Sistem Pakar Diagnosis Gizi Buruk Pada Balita Menggunakan Metode Certainty Factor. Jurnal Aksara Komputer Terapan, [online] 6(2).

Aa, Eka Wahyu Hidayat and Husni Mubarok (2020). Sistem Pakar Diagnosa Gizi Buruk Berbasis Web Menggunakan Metode Certainty Factor (CF). SAIS | Scientific Articles of Informatics Students, [online] 3(2), pp.75–81. doi:10.1234/sais.v3i2.112.

Annur, R., Jurnalis, Y.D., Chundrayetti, E. and Sayoeti, Y. (2019). Pengamatan Jangka Panjang Remaja dengan Gizi Buruk Tipe Marasmus Kwashiorkor dan Short Bowel Syndrome et causa Perforasi Yeyunum. Jurnal Kesehatan Andalas, [online] 8(2), p.460. doi:10.25077/jka.v8i2.1026.

Tita Menawati Liansyah (2015). MALNUTRISI PADA ANAK BALITA. Jurnal Buah Hati, [online] 2(1), pp.1–12. doi:10.46244/buahhati.v2i1.528.

Google Books. (2022). Epidemiologi Gizi. [online]

Ditulis oleh Shakira Philena Rose, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image