Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lulu Luthfiah

Bloat Ruminansia dan Cara Penanganannya

Pendidikan dan Literasi | 2023-06-01 20:32:36
https://dinpertanpangan.demakkab.go.id/?p=5279

belasan ekor kambing ternak di Desa Segubang, Kecamatan Licin, Kabupaten Bayuwangi, Pada awalnya peternak mengira kematian kambing disebabkan oleh penyakit PMK, dikarenakan kematian tidak wajar di tengah maraknya PMK di Bayuwangi. Sebanyak 12 ekor kambing mati mendadak dalam kurun waktu dua pekan tanpa penyebab yang jelas, keadaan kandang pada saat itu aman dan bersih. Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Nanang Sugiarto memastikan, kejadian tersebut bukan karena penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan, Berdasarkan kasus diatas penyebab bloat ini terjadi dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat tentang gejala-gejala penyakit bloat sehingga hewat ternak terlambat ditangani dan akhirnya mati secara mendadak. (Liputan6.Com)

Penyakit bloat atau kembung adalah gangguan sistemik non-infeksius yang mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaan ruminansia disebabkan oleh retensi gas atau penyimpangan pengeluran gas dari rumen secara normal, penyakit ini terjadi ketika ada obstruksi pada eosofagus sehingga menghambat gas yang keluar atau fermentasi abnormal dalam rumen sehinnga terbentuk gas (CO2 dan CH4) gangguan mekanisme eruktasi tersebut akan mengakibatkan volume gas yang nantinya akan tertimbun didalam lambung ruminansia, gas-gas yang berlebih ini dapat mempercepat terjadinya bloat.

Penyakit ini umunya terjadi pada hewan ruminansia, karena lambung ruminansi memiliki tipe lambung poligastrik, sehinnga gas menjalani alur panjang melewati 4 lambung, yaitu: rumen, reticulum, omasum dan abomasum. kebanyakan gas menimbun dilambung karena tekanan. Bloat dapat diklasifikasi mejadi bloat primer dan bloat sekunder. bloat primer berbentuk busa bersifat persisten dan bercapur dengan isi rumen, sedangkan bloat sekunder berbentuk gas bebas yang memenuhi sisi abdomen. Kejadian bloat primer ini lebih rentan terjadi pada kambing muda dibandingkan dengan kambing dewasa, hal tersebut diduga karena ruminansia dewasa sudah sering terpapar dan beradaptasi dengan pakan hijauan yang dapat menyebabkan bloat primer di padang gembala.

Kejadian bloat primer memiliki menifestasi klinis yang sering teramati yakni adanya pembesaran atau distensi rumen bagian kiri, stress, nyeri pada abdomen dan dyspnea, gejala lain yang mungkin teramati adalah meningkatnya frekuensi berbaring dan bangun, peningkatan frekuensi defekasi, menendang perut dan berguling untuk mengurangi rasa sakit, serta terdapat lesi di beberapa bagian tubuhnya.

Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian anti bloat, tympanol sebanyak 25 mil yang diencerkan kedalam 250 ml air, dan diberikan biodin untuk meningkatkan kekuatan otot dengan dosis anjuran sebanyak 2-3 ml serta antibiotic (penstrep) sebanyak 1ml/10 Kg BB. Tympanol merupakan obat yang mengandung dimetichone. Pemberian obat dilakukan melaui rute itramuskular sambal memijat perlahan bagian abdomen kambing untuk mengeluarkan gas didalamnya. Biodin diberikan sebagai suplemen vitamin, mineral dan hematopoetik, dan penicillin biasanya bersifat bakteri sidial terhadap bakteri yang rentan dan bertindak dengan menghambat sintesis mukopeptida di dinding sel.

Selain dapat menyebabkan kematian, bloat juga dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi dalam kehidupan dunia pakan dan juga dalam dunia perternakan. dalam bidang ekonomi ini dapat merubah system ekonomi yang cukup tinggi, seperti perubahan strategi manajemen pakan.

Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan cara menghidari atau meminimalisir pemberian pakan leguminosa, karena pemberian leguminosa yang berlebihan dapat menyebabkan pakan difermentasi akan menghasilkan gas yang berlebihan dan pertikel pakan halus yang membuat gas menjadi terperangkap. Pencegahan dapat dilakukan juga dengan menjaga kandang agar tetap terkena sinar maatahari yang cukup dan hewean ternak mendapatkan kondisi lingkungan yang optimal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image