Pentingnya Mengenal Tahapan Perkembangan Kognitif Si Kecil Bagi Para Orang Tua Melalui Teori Piaget
Parenting | 2023-05-31 18:43:42"Before playing with his equals, the child is influenced by his parents." – Jean Piaget
Perkembangan pada anak terjadi bukan hanya pada fisiknya saja, tetapi meliputi berbagai macam aspek seperti sosial, emosi dan kognitif. Tak jarang, ditemui orang tua yang masih awam tentang perkembangan kognitif anak, padahal perkembangan kognitif adalah hal yang penting loh untuk proses tumbuh kembang anak sampai dewasa nanti. Seperti, kemampuan untuk mengerti / memahami sesuatu, proses berpikir, dan mengelola informasi. Tokoh yang terkenal dengan teori perkembangan kognitif ini adalah Jean Piaget. Nah, untuk mengetahui hal tersebut lebih lanjut yuk simak penjelasan di bawah ini.
Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Jean William Fritz Piaget atau yang dikenal dengan Jean Piaget adalah seorang psikolog asal Swiss yang lahir pada 9 Agustus 1896. Pada saat usia remaja, ia memberikan rasa ketertarikannya pada biologi dan perilaku dari organisme yang dikenalkan oleh ayahnya. Selain itu, ia juga tertarik tentang ilmu filsafat, agama dan logika yang mengarahkannya pada minat khusus di bidang epsitemologi. Pada tahun 1920-an ia bekerja menjadi seorang psikolog dan terkenal dengan teori perkembangan kognitif (Cherry, 2022). Piaget menyebutkan bahwa cara berpikir anak pada dasarnya berbeda dengan cara berpikir orang dewasa. Sejak anak berusia balita kemampuan kognitif mereka mulai berkembang dan telah memiliki kemampuan untuk merespon benda/objek di sekitarnya dengan kemampuan sensorik dan motorik. Hal-hal ini didukung juga dengan adanya skema, asimilasi, organisasi, ekuilibrasi dan akomodasi yang secara aktif digunakan anak (Mu’min, 2013).
Tahapan Perkembangan Kognitif Berdasarkan Piaget
1. Tahapan Sensorimotor (lahir – 2 tahun)
Tahapan sensorimotor adalah tahap mulai terjadinya perkembangan kognitif dari individu lahir hingga usia 2 tahun. Bayi di tahapan ini belajar mengenai dirinya serta dunia melalui panca indera dan mengamati objek dengan kegiatan yang melibatkan kemampuan sensorik dan motorik. Seperti menggenggam, menghisap, mendengar, melihat, merangkak, dan berjalan. Kemampuan berbahasa anak ditahap ini berkembangan karena adanya orang disekitar yang mengajak anak untuk berinteraksi. Hal lain yang terjadi di tahap ini adalah mereka mulai memahami bahwa mereka terpisah dengan orang lain dan objek disekitarnya serta mulai sadar kalau apa yang mereka lakukan akan berdampak pada lingkungan (Papalia & Martorell, 2015).
2. Tahapan Pra-operasional (2 -7 tahun)
Melanjutkan tahap sensorimotor yang membahas kemampuan berbahasa, anak di tahap ini mulai berpikir secara simbolis dan menggunakan kata-kata untuk menggambarkan untuk menggambarkan suatu objek. Anak mulai memiliki kemampuan berbahasa dan berpikir yang baik, namun masih kesulitan untuk memahami istilah-istilah dan melihat perspektif dari sudut pandang lain. Walau begitu, anak berusaha untuk terus belajar memahami dunia di sekitarnya dengan lima perilaku yang ditunjukkan secara menonjol selama tahap ini, yaitu :
- Imitasi : Perilaku anak yang terjadi karena meniru orang terdekatnya.
- Permainan Simbolik : Perilaku anak yang menggambarkan suatu hal dengan simbol-simbol tertentu.
- Menggambar : Kegiatan ini ada untuk merepresentasikan objek yang lebih detail.
- Pencitraan Mental : Anak mulai membayangkan berbagai macam hal di dalam pikiran mereka.
- Menggunakan Kemampuan Verbal untuk Menjelaskan Peristiwa
3. Tahapan Operasional Konkret ( 7 – 11 tahun)
Sementara di tahap ini, anak mulai mahir berpikir dengan logikanya dan menjadi lebih baik dalam memahami sudut pandang orang lain. Karakteristik perkembangan kognitif di tahap operasional konkret adalah anak mulai paham konsep-konsep konservasi seperti yang dipelajari di sekolah, anak juga sudah memiliki kemampuan untuk berpikir secara logis dan terorganisir. Namun, konflik yang terjadi di tahap ini adalah anak yang cenderung berseteru dengan hipotesis dan konsep abstrak yang ada (Papalia & Martorell, 2015).
4. Tahapan Operasional Formal (12 tahun – Dewasa)
Tahap terakhir dari perkembangan kognitif meliputi peningkatan berpikir logis serta kritis untuk penalaran deduktif dan pemahaman mengenai ide abstrak. Pada masa ini anak usia remaja hingga dewasa mampu melihat potensi-potensi untuk dijadikan solusi dari suatu masalah. Mereka memandang dunia dengan hal lebih ilmiah. Ciri yang terlihat selama perkembangan ini terjadi diantaranya, anak yang berpikir abstrak, memikirkan hipotesis dari suatu masalah, mulai peduli dengan masalah-masalah moral, etika, sosial, dan politik. Selain itu, anak juga sudah memiliki pandangan bagaimana ia kedepannya dengan merencanakan masa depan yang tersusun (Papalia & Martorell, 2015).
Kegiatan Untuk Menstimulasi Perkembangan Kognitif Anak
Kemampuan kognitif anak terkadang tidak berkembang begitu saja, perlu dilakukan beberapa cara oleh orang tua agar meningkatkan kemampuan kognitif anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Berikut kegiatan-kegiatan yang dapat membantu menstimulasi perkembangan kognitif anak :
- Memberikan permainan edukatif (puzzle, kartu, balok)
- Memberikan buku interaktif
- Mengajak anak bersosialisasi
- Mengajak anak bereksplorasi di lingkungan sekitarnya
- Bermain di alam
- Mengajak berolahraga
- Bertukar cerita dengan anak
- Menyediakan makanan dengan nutrisi yang tepat
Pentingnya Memahami Tahap Perkembangan Kognitif Anak
Pemahaman orang tua pada proses perkembangan kognitif anak sangatlah penting, karena di masa khususnya sensorimotor dan praoperasional adalah masa anak berkembangan dengan pesat. Orang tua berperan sebagai penentu utama perkembangan anak baik fisik maupun kognitif. Dalam perkembangan kognitif, orang tua dapat menjadi fasilitator untuk memenuhi kebutuhan dengan menyediakan permainan yang mengedukasi, mengajak anak untuk aktif bersosialisasi, dan memberikan makanan dengan nutrisi yang tepat sebagai pendukung tumbuh kembang anak. Jika hal-hal tersebut dilakukan, fungsi kognitif anak akan terstimulasi dan berkembang mengikuti tahap-tahap perkembangan kognitif yang ada. Oleh karena itu, para orang tua haruslah mengetahui proses perkembangan kognitif bukan hanya perkembangan fisik saja, karena dengan mengetahui hal tersebut para orang tua dapat mempersiapkan sebaik mungkin untuk membantu perkembangan kognitif anak. Selain itu, anak dengan perkembangan kognitif baik akan tumbuh menjadi sosok yang kritis, logis, aktif, cerdas, dan pandai bersosialisasi.
Referensi
Cherry, K. (2022, November 2). Jean Piaget biography (1896-1980). Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/jean-piaget-biography-1896-1980-2795549
Mu’min, S. A. (2013). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Jurnal Al-Ta’dib, 6(1).
Papalia, D. E., & Martorell, G. (2015). Experience human development (14th ed.). Mc-Graw - Hill Education.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.