Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zinedine Zenith Arqie Fomalhaut

AI: Pengganti, Pencipta atau Mitra Manusia?

Teknologi | Wednesday, 31 May 2023, 07:24 WIB
Andy Kelly)" />
Ilustrasi Teknologi Robot. (Unsplash/Andy Kelly)

Teknologi adalah hasil dari kreativitas dan inovasi manusia yang bertujuan untuk mempermudah kehidupan dan menyelesaikan berbagai masalah. Teknologi terus berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kebutuhan zaman. Dari zaman batu hingga zaman digital, manusia telah menciptakan berbagai macam teknologi yang mengubah cara hidup, bekerja, berkomunikasi, dan bersosialisasi.

Namun, perkembangan teknologi juga membawa dampak positif dan negatif bagi manusia dan lingkungan. Di satu sisi, teknologi memberikan kemudahan, efisiensi, produktivitas, dan kesejahteraan bagi banyak orang. Di sisi lain, teknologi juga menimbulkan tantangan, persaingan, ketimpangan, dan ancaman bagi sebagian orang.

Salah satu teknologi yang saat ini menjadi sorotan adalah kecerdasan buatan (AI) atau artificial intelligence. AI adalah cabang ilmu komputer yang mempelajari dan menciptakan sistem atau mesin yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti belajar, berpikir, berbicara, mengenali, dan mengambil keputusan.

AI memiliki potensi besar untuk membantu manusia dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, bisnis, industri, pertanian, hiburan, dan lain-lain. AI juga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan yang berulang, membosankan, berbahaya, atau sulit dilakukan oleh manusia.

Namun, AI juga menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran tentang masa depan manusia. Apakah AI akan menggantikan segalanya yang dilakukan oleh manusia? Apakah AI akan mengancam pekerjaan dan eksistensi manusia? Apakah AI akan menjadi teman atau musuh bagi manusia?

Tidak dapat dipungkiri bahwa AI telah menggantikan sebagian pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Berdasarkan laporan World Economic Forum, robot, otomatisasi, dan AI akan bisa menggantikan 85 juta pekerjaan pada 2025. AI bisa menggantikan seperempat pekerjaan di AS dan Eropa.

Pekerjaan-pekerjaan yang rentan digantikan oleh AI adalah pekerjaan yang bersifat rutin, manual, atau administratif. Misalnya pekerja kasir, pelayan restoran, operator telepon, penerjemah bahasa, pengacara junior, akuntan, analis data, dan lain-lain.

AI juga mampu menciptakan konten yang identik dengan hasil pekerjaan manusia. Misalnya AI generatif yang bisa membuat gambar, teks, musik, video, dan suara dengan kualitas tinggi. AI generatif ini bisa digunakan untuk berbagai tujuan, seperti hiburan, pendidikan, bisnis, seni, atau propaganda.

AI generatif ini bisa menjadi ancaman bagi para pekerja kreatif yang bergantung pada kemampuan mereka untuk menghasilkan konten orisinal dan unik. Jika AI bisa membuat konten yang lebih baik atau lebih murah dari manusia, maka para pekerja kreatif akan menghadapi persaingan yang ketat atau bahkan kehilangan pekerjaannya.

Meskipun AI bisa menggantikan sebagian pekerjaan manusia, AI juga bisa menciptakan pekerjaan baru bagi manusia. Laporan World Economic Forum juga menyebutkan bahwa robot, otomatisasi, dan AI akan menciptakan 97 juta pekerjaan baru pada 2025. Pekerjaan-pekerjaan baru ini akan membutuhkan keterampilan-keterampilan yang berbeda dari pekerjaan lama.

Pekerjaan-pekerjaan baru yang diciptakan oleh AI adalah pekerjaan yang bersifat non-rutin, kompleks, atau sosial. Misalnya pekerja pengembang AI, pekerja pengawas AI, pekerja pelatih AI, pekerja kolaborator AI, pekerja konsultan AI, dan lain-lain.

Pekerja-pekerja baru ini akan bertugas untuk merancang, membangun, mengoperasikan, mengawasi, melatih, mengevaluasi, atau bekerjasama dengan sistem atau mesin berbasis AI. Pekerja-pekerja baru ini juga akan membutuhkan keterampilan-keterampilan seperti pemrograman, analisis data, matematika, logika, etika, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas.

AI juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi para pekerja kreatif untuk menciptakan konten yang lebih inovatif dan bervariasi. AI generatif bisa digunakan sebagai alat bantu atau mitra kerja bagi para seniman, penulis, musisi, videografer, atau podcaster. AI generatif bisa memberikan ide-ide baru, saran-saran perbaikan, atau variasi-variasi konten yang bisa dipilih atau dimodifikasi oleh para pekerja kreatif sesuai dengan gaya atau tujuan mereka.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa AI tidak akan menggantikan segalanya yang dilakukan oleh manusia. AI hanya akan menggantikan sebagian pekerjaan yang tidak memerlukan kecerdasan atau keterampilan khusus dari manusia. AI juga akan menciptakan pekerjaan baru yang memerlukan kecerdasan atau keterampilan khusus dari manusia. AI juga akan menjadi mitra kerja bagi manusia dalam berbagai bidang.

Oleh karena itu, manusia tidak perlu takut atau bermusuhan dengan AI. Manusia perlu bersikap terbuka dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Manusia perlu belajar dan meningkatkan keterampilannya agar tetap relevan dan kompetitif di era digital. Manusia perlu bekerjasama dan berkolaborasi dengan AI agar dapat memaksimalkan manfaatnya bagi kehidupan dan lingkungan.

AI adalah hasil ciptaan manusia. Manusia adalah pencipta dan pengendali dari AI. Manusia memiliki tanggung jawab untuk menggunakan AI secara bijak dan bertanggung jawab. Manusia memiliki nilai-nilai moral dan etika yang harus dijunjung tinggi dalam menggunakan AI. Manusia memiliki hak-hak asasi yang harus dihormati oleh AI.

AI adalah mitra kerja bagi manusia. Manusia adalah mitra hidup bagi AI. Manusia memiliki emosi dan perasaan yang harus dipahami oleh AI. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan sosial yang harus dipenuhi oleh AI. Manusia memiliki cita-cita dan harapan yang harus didukung oleh AI.

Teknologi tidak akan menggantikan segalanya. Teknologi hanya akan melengkapi segalanya. Teknologi hanya akan membantu segalanya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image