Kecelakaan Bus Di Guci, Tegal. Amankah Sistem Pengereman Bus di Indonesia?
Wisata | 2023-05-28 14:40:03Baru baru ini terjadi kecelakaan pada salah satu PO bus asal Tangerang di Guci,Tegal. Hal ini menimbulkan pertanyaaan, amankah sistem pengereman bus yang ada di Indonesia? Sistem pengereman di kendaraan niaga seperti truk dan bus di Indonesia berbeda dibanding kendaraan ringan. Truk dan bus memiliki beban yang berat sehingga butuh sistem & daya pengereman yang lebih kuat. Oleh karena itu, rem angin dipercaya bisa diandalkan untuk menghentikan laju truk atau bus. Sekarang saya akan menjelaskan bagaimana rem udara ini bekerja di kendaraan besar. Rem udara memiliki berbagai komponen seperti kompresor, air tank, brake chamber. Ada 2 sistem pada kendaraan niaga berukuran besar :
1.Combine air brake
Sistem ini biasanya menggunakan tenaga hidrolik untuk menekan kampas rem, dan terdapat tenaga angin yang menekan hidrolis tersebut.
2.Full air brake
Pada sistem FAB (Full Air Brake) rem tidak lagi menyertakan komponen hidrolik pada pengoperasiannya. Sistem ini langsung menggunakan udara bertekanan tinggi. Karena rem angin dibuat untuk menghasilkan daya pengereman yang tinggi dengan penekanan pedal yang ringan.
Ada 2 tipe rem pada bus yaitu Disc brake (cakram) & Drum brake (teromol). Luas bidang kampas rem teromol atau drum brake lebih besar dibanding cakram atau disc brake, sehingga permukaan yang bergesekan untuk pengereman lebih besar dan lebih kuat. Rem teromol bekerja dengan bantuan angin dari tangki. Masing-masing teromol memiliki 4 tangki udara yang disuplai oleh kompresor yang terhubung dengan mesin. Saat mesin hidup akan menggerakkan kompresor untuk mengisi tangki angin pada tekanan tertentu. Buka tutup suplai angin dari kompresor dibantu oleh alat yang namanya Governor.
Jadi jikalau tekanan angin kurang, maka katup governor akan membuka untuk mensuplai angin ke tangki. Begitu pula sebaliknya jika tekanan angin di tangki sudah maksimal, katup Governor akan menutup. Bagaimana kalau Governor rusak? ada peranti pengaman lain yang berada di tangki angin. Namanya Safety Valve, yang berfungsi untuk mengatur tekanan angin sesuai kebutuhan. Makanya, sering terdenagar suara desisan angin di belakang bus,itu adalah angin yang dibuang oleh safety valve karena tekanan berlebih. Jika tekanan angin pada tangki full, bisa untuk melakukan 10-12 kali pengereman secara maksimal. Untuk cara kerjanya, ketika pedal rem diinjak, brake valve akan terbuka dan release valve menutup. Udara bertekanan mengalir ke brake chamber, diubah menjadi gaya mekanis yang menekan kampas rem ke tromol atau cakram sehingga kendaraan berhenti. Saat pedal rem dilepas, brake valve akan tertutup dan release valve dibuka. Sehingga menutup udara dari air tank dan udara di brake valve keluar. Oleh karena itu sering terdengar suara desisan angin saat bus mengerem.
Dapat disimpulkan dalam kasus kecelakaan bus di Guci, Tegal Andai ada selang - selang kompresor jebol atau bocor pun, ban justru akan mengunci bukan terlepas pelan tanpa ada daya pengereman sama sekali atau sedikitpun. Bus dalam keadaan mogok (tidak dapat menyala mesin) ditarik derek saja tidak akan kuat apalagi bis itu yg isinya “sekitar” 36 orang. Harus mengendurkan servo dulu baru bis bisa diderek. Terlihat dari bus yang menggelinding di video kemarin saya masih yakin itu handrem nya ada yang melepas. Andai ada pihak yang yakin handrem terpasang ban masih bisa menggelinding mengikuti gaya gravitasi berarti dia mau menyalahkan system nya Hino? Crew yg sudah parkir diarea yang sudah ditentukan kondisi kecuraman juga sedikit menurun dan melakukan hal -hal yang biasa dilakukan oleh pengemudi - pengemudi lain sesuai dengan SOP. “ngopi” atau keluar bus sembari nunggu penumpang penuh, supir sudah mengganjal ban juga. Masih berada diarea bus juga. Lantas lalainya dimana? bagi saya beliau (supir bus & crew) tidak layak dijadikan tersangka. Jadi, menurut pandangan saya sistem pengereman bus di Indonesia sangat aman, pada kasus kecelakaan ini bukan perkara kerusakan system atau kelalaian crew. Namun, ada kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh kelalaian dari pihak lain yang sampai kini belum dapat dijelaskan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.