Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hanny Valida

Apakah Privilage Mempengaruhi Kesuksesan?

Bisnis | Sunday, 28 May 2023, 12:24 WIB
https://pin.it/3UgnFRK

Uang bukanlah segalanya, tapi segalanya membutuhkan uang. Begitulah ucapan netizen diberbagai media sosial. Banyak orang yang sudah tua atau bahkan masih muda sudah merintih bisnis. Entah itu bisnis makanan, pakaian, atau hal lain. Terkadang kita merasa heran juga mengapa artis-artis begitu mudah dalam hal promosi bisnisnya hingga laris manis. Pernah melihat orang-orang yang biasa saja namun punya koneksi luas dan baik langsung dapat kerja? Apa karena Privilege? Apa karena kerja keras? Benarkah, untuk menyukseskan bisnis butuh Privilege? Benarkah, untuk hidup kaya butuh privilige? Juga benarkah untuk hidup enak butuh privilige?

Apa itu privilige?

Menurut noice.id, “Privilige adalah keistimewaan berupa akses atau keuntungan yang tidak diterima atau dimiliki oleh orang lain dalam kehidupan sosial secara umum. Privilege dapat didasarkan pada berbagai hal seperti jenis kelamin, agama, status sosial, tingkat pendidikan, seksualitas, usia dan lain sebagainya.”

Misal, ada lowongan kerja sebagai admin untuk S-1 dan lulusan SMA. Kemungkinan , lulusan S-1 lebih berpeluang diterima. Itu contoh privilige tingkat pendidikan. Semakin berkembangnya kehidupan, privilige ini diartikan ke masyarakat sebagai akses berupa kekuasaan atau hal materialistik.

Tumbuh dari keluarga kaya raya. Pendidikan full fasilitas terbaik dari hasil orang tua. Ingin tampil menawan tidak perlu memperhitungkan biaya skincare atau make up. Ketika sudah beranjak dewasa menikah juga dengan orang kaya hingga punya anak juga terfasilitasi atas privilege lagi. Begitu sampe keturunan berikutnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa privilige begitu signifikan pengaruhnya. Contoh dari privilige kekuasaan seseorang dengan mudahnya membuka bisnis hingga sukses karena koneksinya atau orang tuanya adalah pebisnis yang sudah terkenal. Mungkin dengan mudah diterima perusahaan karena ayahnya direktur atau temannya ayah anak itu seorang direktur.

Tetapi, apakah mereka yang tumbuh dari keluarga kurang mampu tidak dapat menghasilkan keluarga untuk keturunan berikutnya menjadi lebih baik? Jawabannya tentu sangatlah bisa.

Manusia diciptakan setidaknya satu kelebihan yang tidak dimiliki siapapun bahkan orang ber-privilige sekalipun.

Tuhan itu adil. Semua orang berhak sukses. Tetapi, tergantung diri kita masing-masing. Apakah kamu akan mengambil kesuksesan dengan cara A, B atau C. Kesuksesan setiap manusia juga berbeda-beda. Banyak orang terkenal bahkan artis-artis, pejabat dengan harta kaya masih belum bersyukur atas harta kekayaannya karena merasa belum sepenuhnya cukup akhirnya korupsi, memakai narkoba karena jenuh hidup atau hal lain sebagainya. Padahal, menurut kita, mereka terlihat kaya bukan? Nah, kebahagiaan, kekayaan, dan harta setiap orang berbeda definisinya tergantung kita mensyukuri serta bekerja mendapatkan kesuksesan tersebut.

Privilige bisa dibangun dari kita sendiri dengan lebih kerja keras.

Jika kaya adalah keturunan, lalu sapa yang menginisiasi atas kekayaan tersebut? Jika benar privilige karena keturunan, pikirkan anak tersebut kaya karena ayahnya. ayahnya kaya karena ayahnya lagi. Ayahnya lagi karena ayahnya lagi dan seterusnya. Jika dipikir, pasti ada salah satu orang yang berdampak untuk keturunannya jika privilige itu ada. Ya, privilige sangatlah berpengaruh. Kamu bisa menjadi start dari pemulai kesuksesan keturunanmu.

Bekerja keras, fokus ke diri sendiri, dan bersyukur kunci mendapat privilige

Ingin terkenal seperti YouTubers, selebgram, penyanyi. Hanya sekedar viral di tiktok kemudian menjadi kaya juga butuh usaha kok. Tapi, jika viral yang tidak baik juga hasilnya juga banyak hujatan. Ingat, jalan hidup kita akan berbeda untuk mendapatkan kekayaan, kesuksesan, dan kebahagiaan. Semua berhak sukses dan kaya. Bekerja yang benar dan baik, fokus diri sendiri, dan bersyukur juga kunci mendapatkan kesuksesan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image