Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Misbahuddin Rafi Nur Qois

Kisah Nelayan di Era Pandemi: Kehidupan Sebelum dan Sesudah Covid-19

Info Terkini | Sunday, 28 May 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi Nelayan di Indonesia. Foto: Suara Nasional

Melaut, berjuang melawan ombak dan cuaca, demi mencari nafkah adalah kehidupan sehari-hari bagi nelayan. Mereka yang terbiasa menghadapi keganasan laut, namun terasa jauh lebih lemah ketika menghadapi ganasnya pandemi Covid-19. Dalam refleksi ini, kita akan melihat lebih jauh tentang perubahan yang dialami nelayan, sebelum dan sesudah era pandemi.

Sebelum pandemi, hidup nelayan memang sudah keras. Namun, kerasnya hidup masih bisa mereka atasi dengan pergi melaut, menjual hasil tangkapan, dan mencukupi kebutuhan keluarga. Sebuah laporan oleh Bank Dunia pada 2018 menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata nelayan Indonesia mencapai 2,3 juta rupiah per bulan. Angka tersebut tentunya beragam, bergantung pada berbagai faktor seperti cuaca, musim, dan kondisi pasar.

Ketika pandemi Covid-19 menerjang, segalanya berubah. Tidak hanya terbatas dalam beraktivitas, nelayan juga menghadapi penurunan drastis dalam penjualan hasil tangkapan mereka. Pasar-pasar ikan tutup, konsumen mengurangi belanja, dan ekspor ikan anjlok. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada 2020, disebutkan bahwa penurunan pendapatan nelayan mencapai 50% di beberapa wilayah.

Seorang filsuf terkenal, Friedrich Nietzsche, pernah berkata, "Apa yang tidak membunuhmu, membuatmu lebih kuat." Pandemi ini, meskipun menyakitkan, juga menjadi momentum bagi nelayan untuk beradaptasi dan inovasi. Mereka mulai memanfaatkan teknologi, seperti jualan online dan aplikasi nelayan yang dapat membantu mereka menemukan titik-titik ikan.

Saya berkesempatan berbicara dengan Pak Sutrisno, seorang nelayan di Jawa Tengah. "Awalnya, kami seperti ikan terdampar, tak tahu harus berbuat apa. Tapi, kami sadar bahwa kami harus terus berjuang. Dengan bantuan pemerintah dan komunitas, kami belajar cara-cara baru menjual ikan," ungkapnya.

Situasi pandemi ini mengajarkan kita semua tentang pentingnya daya tahan dan adaptabilitas. Jika nelayan, yang hidupnya penuh dengan tantangan, dapat beradaptasi dan belajar hal baru, tentunya kita semua juga dapat melakukan hal yang sama.

Seperti kata pepatah, "Hidup itu seperti lautan, kadang tenang, kadang berombak." Covid-19 mungkin adalah ombak besar yang mengguncang kehidupan nelayan, tapi saya yakin mereka akan mampu melewatinya dan kembali melaut, lebih kuat dan lebih bijaksana.

Era setelah pandemi nanti tentunya akan membawa tantangan dan peluang baru. Saya berharap, nelayan Indonesia, pemerintah, dan semua pihak yang terlibat bisa bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi para nelayan. Upaya bersama ini penting, mulai dari pelatihan teknologi, pemberdayaan ekonomi, hingga reformasi kebijakan.

Nelayan adalah pahlawan sejati dalam kisah ini. Mereka tidak hanya berjuang melawan ombak lautan, tetapi juga ombak pandemi. Menurut sebuah penelitian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2022, nelayan yang mampu beradaptasi dengan pandemi memiliki peluang lebih baik untuk bertahan dan bahkan meningkatkan penghasilan mereka.

Pada akhirnya, kita semua dapat belajar dari kisah nelayan di era pandemi ini. Seperti kata Albert Einstein, "Di tengah kesulitan terdapat kesempatan." Nelayan Indonesia telah menunjukkan bahwa meskipun pandemi Covid-19 membawa kesulitan, mereka tetap mampu menemukan peluang dan bertahan di tengah badai.

Era pasca pandemi tentunya akan membawa perubahan besar bagi banyak sektor, termasuk nelayan. Tapi satu hal yang pasti, spirit dan ketahanan nelayan akan tetap menjadi pemandu mereka untuk menghadapi segala tantangan yang ada di depan.

Bahkan setelah badai pandemi ini mereda, kita harus terus mengingat dan menghargai kerja keras nelayan. Dalam membangun kehidupan baru, kita harus memastikan bahwa mereka yang bekerja di lini terdepan perekonomian ini, seperti nelayan, mendapatkan hak dan kesempatan yang mereka butuhkan dan layak mereka peroleh.

Setelah semua, seperti kata John F. Kennedy, "Manusia bukanlah penghuni lautan, tetapi dia memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melestarikannya." Jadi, mari kita lestarikan kehidupan nelayan dan laut, demi masa depan yang lebih baik bagi kita semua.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image