Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasan Albana

My Little Hero

Sastra | Friday, 26 May 2023, 13:30 WIB

CERNAK (Cerita Anak)

Pahlawan Kecilku

By : Hasan Albana

“Assalamu’alaikum teman-teman“ Ciko menyapa teman-temannya sambil naik sepeda pancal

serentak dijawab “waalaikumussalam warahmatullahi wabaraakaatuh”

mau kemana Ciko ? “tanya teman-temannnya

“saya mau ke Bu’ Yul”

ngapain ? ‘sergah temannya

“mau membeli tepung terigu untuk Ibu “ Ciko menjawab sambil tetap mengayuh sepedanya

“hati-hati ciko” teriak teman-temannya

“terima kasih teman teman “kata Ciko

Sembari memegangi uang 10.000, ciko mengayuh sepeda melewati perumahan dengan bebagai macam pohon-pohon besar. Ia melihat ke kanan dan ke kiri karena pohon tersebut mulai berbuah di musim hujan seperti mangga, pepaya, dan jambu. Sesampai di depan toko besar bertuliskan Toko Bu’ Yul, Ciko menyandarkan sepedanya dan segera memasuki toko tersebut.

“permisi bu’ Yul” kata Ciko

“saya mau beli tepung terigu 1 Kg” pinta Ciko

“seperti biasa ya Ciko ?” sama gulanya ½ Kg ?” tanya Bu’ Yul

“iya bu” jawab Ciko

“ ini uangnya Bu”

“terima kasih Ciko, semoga berkah ya, amin

Sementara Ciko hendak mengambil sepedanya, ia melihat seorang nenek-nenek yang keluar dari Toko Bu’ Yul membawa beras 10 Kg. spontan saja Ciko menawarkan jasa mengangkat beras tersebut, karena melihat nenek yang tidak kuat mengangkat

“nek, bolehkah saya membantu mengangkatnya?” kata Ciko

“oo, anak pintar, terima kasih ya nak, tapi nenek masih kuat kok”

“ya sudah nek, hati-hati ya” jawab Ciko

masih berjarak 10 meter Ciko mengayuh sepedanya, tiba tiba “gubrak..!”

suara nenek tersebut terjatuh masuk selokan dengan membawa beras.

sementara Toni, anak usia 12 tahun biasa kebut-kebutan bila naik sepeda motor ayahnya di sekitaran perumahan. Ia berlalu begitu saja setelah mengagetkan nenek dan membuatnya jatuh. suara knalpot yang memekikkan telinga tersebut sebenarnya membuat para warga tidak suka

Ciko turun dari sepedanya dan langsung menolong nenek tersebut, melihat kondisi nenek yang menyedihkan, membuat Ciko Iba dan sangat kasihan

“nek, saya bantu mengangkat ya”

“te..te..terima kasih nak” jawab nenek sambil memegang kakinya yang sakit

akhirnya Ciko mengangkat beras 10 kg milik nenek tersebut diletakkan di sepeda pancalnya

“untung selokannya kering nek, jadi berasnya tidak apa apa” kata Ciko

“maafkan Toni ya nek, dia selalu seperti itu, membuat warga resah”

“tidak apa-apa nak, nenek cuma kaget saja tadi, semoga si Toni tidak mengulanginya lagi” harap nenek

sambil berjalan dan menuntun sepedanya, mereka berdua menuju rumah nenek bersama-sama

“nak, kamu kelas berapa?” tanya nenek sambil berjalan pelan sekali

“kelas 4 SD nek, di SDIT Ahmad Yani Malang” jawab Ciko

‘alhamdulillah, pintar kamu nak. pasti gurunya mengajarimu berbuat baik ya”

“insyaAllah nek”

sebelum sampai di rumah nenek, mereka berdua mendengar suara “gubrak..!”

ternyata di dekat lapangan ada anak terjatuh ke selokan dengan sepeda motor yang rusak. Nampak seorang anak kecil dengan luka berdarah di bagian kepala dan tangannya meraung raung kesakitan sambil menangis sendirian.

“huuuu..hu..... sakiit.. sakiiit...” tangisan anak kecil tersebut

Ciko yang melihat kejadian tersebut berteriak “ Toni ???” sambil terkaget-kaget

“kenapa kamu Toni?” tanya Ciko

hu.... huu.... sambil terus menangis Toni tidak menjawab pertanyaan Ciko

Ciko bergegas menolong Toni yang tampak ketakutan dan sedih

para warga mulai bebondong-bondong menuju lapangan

“syukurin lo...” teriak warga melihat kondisi Toni

“makanya....! masih kecil jangan naik motor dulu...!”

“suara knalpotmu juga sangat mengganggu..!” teriak warga yang geram kepada Toni

Ciko tetap tenang menolong Toni yang tidak bisa berkata apa-apa

sementara nenek juga membantu menenangkan Toni

“sudah-sudah tidak usah menangis nak” kata nenek

“huu huuu.. maafkan Toni ya nek...” pinta Toni sambil menangis

“sudah, tidak apa-apa, yang terpenting jangan diulangi lagi ya” jawab nenek

“Toni menyesal tadi membuat kaget nenek, dan akhirnya Toni kuwalat”

para warga nampak kesal kepada Toni.

“biarkan saja nek anak itu, biar merasakan akibatnya” sergah warga

tiba-tiba muncul cucu nenek dari belakang, “nenek kenapa ini, kakinya kok berdarah?”

ternyata akibat dari terjatuh tadi kaki nenek berdarah dan tidak diketahuinya

“ini tadi nenek jatuh nak, di selokan” jawab nenek

“untung ada Pahlawanku yang datang menolong”

“pahlawan nek? siapa ?” tanya cucu nenek

“ini si Ciko, dia membantu nenek dari selokan dan membawakan beras nenek di sepedanya”

“Ciko memang anak yang baik, ia memiliki jiwa kepahlawanan yang rela berkorban dan suka menolong” tambah nenek

“terima kasih ya Ciko, kamu sudah menolong nenekku”

“sama-sama, tidak apa –apa itu sudah menjadi kewajiban saya menolong orang yang membutuhkan” jawab Ciko

“waaah.. hebat Ciko..” pujian Pak RT yang datang bersama warga saat itu

“kamu memang anak yang dapat diandalkan di masa kini” tambah pak RT

“terima kasih Pak RT, saya minta tolong boleh ndak Pak ?” tanya Ciko

“minta tolong apa Ciko ?” tanya pak RT

“tolong Toni ini tidak dihukum ya pak RT” kata Ciko

“waah.. tidak bisa Ciko, dia harus mempetanggungjawabkan perbuatannya” kata pak RT

“kasihan Toni Pak RT, biar dia berjanji tidak mengulang saja pak sudah cukup mungkin”

“baiklah, sini Toni ..!,” Pak RT memanggil Toni

“kamu berjanji dulu di depan para warga untuk tidak mengulangi perbuatanmu kebut-kebutan di perumahan ini. daaan.. knalpot sepeda motormu harus diganti” kata pak RT

“iya pak RT, saya berjanji tidak mengulangi lagi, saya tidak akan naik sepeda motor lagi karena belum mempunya SIM dan masih kecil” jawab Toni

“baiklah, bapak bapak ibu ibu para warga, kita sudah mendengar dari Toni langsung, dia sudah berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, jadi mohon dimaafkan ya?”

“naaah... Toni, kamu harus berubah menjadi anak seperti Ciko, dia suka membantu orang lain”

“iya pak RT, terima kasih ya Ciko sudah membantuku juga” kata Toni

akhirnya para warga kembali ke rumah masing-masing dan berteriak teriak “hidup Ciko..hidup Ciko.. pahlawan perumahan kita..”

Ciko membantu Toni kembali ke rumahnya, sementara nenek dibantu cucunya untuk pulang.

selesai..

Malang, Hasan Albana

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image