Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rahma Maulida

Lansia Live Streaming Trend: Eksploitasi Kemiskinan dan Cyber Bullying

Teknologi | Thursday, 25 May 2023, 20:04 WIB
Seorang lansia melakukan live streaming dengan mandi lumpur. (Foto: tiktok/atorizzs)

Akhir-akhir ini marak konten live streaming di sebuah aplikasi media sosial. Live streaming secara harfiah adalah konten video sekaligus audio yang direkam secara real time–alias siaran langsung melalui internet. Fitur ini telah hadir diberbagai media sosial tak terkecuali di platform tiktok. Berbeda dengan instagram, penonton live di tiktok dapat memberikan gift atau hadiah (yang bisa dikonversi menjadi uang). Hal inilah yang menyebabkan fitur live tiktok disalahgunakan, salah satunya untuk mengeksploitasi kemiskinan. Banyak streamer yang melakukan live streaming dengan hal yang dapat disebut eksploitasi kemiskinan, seperti dengan mandi berjam-jam, mandi lumpur dan menyakiti fisik seperti menampar wajah dengan sandal setiap ada penonton yang memberi gift. Mirisnya beberapa orang yang melakukan live streaming dengan hal-hal seperti itu adalah lansia. Mungkin saja ada orang dibalik layar yang sengaja memanfaatkan kemiskinan dan lansia untuk dijadikan bahan konten live agar lebih cepat menarik simpati penonton.

Lalu apa kaitannya dengan cyberbullying?

Menurut peneliti media Universitas Multimedia Nusantara mengatakan bahwa konten mandi lumpur atau semacam itu adalah bentuk bullying yang ditransaksikan. Penonton yang memberikan gift berkeinginan menguasai orang lain lewat uang. Konten seperti ini telah beredar di tiktok dan berpeluang menjadi ajang eksploitasi kemiskinan.

Bagaimana solusi untuk menghentikannya?

Karena tidak adanya hukum yang mengatur konten eksploitasi kemiskinan. Maka, pihak tiktok harus bertindak lebih lanjut mengenai hal ini. Karena jika tidak ditangani maka konten live streaming ini akan lebih banyak disalahgunakan oleh oknum-oknum yang mengeksploitasi kemiskinan. Pihak tiktok harus memblokir akun yang melakukan live streaming yang berbau eksploitasi kemiskinan dan cyberbullying.

Kementrian sosial harus turut andil dalam hal ini, sebagaimana tugas mereka untuk pemberdayaan dan perlindungan sosial. Peran pemerintah juga dibutuhkan untuk mendorong pihak platform tiktok untuk menerbitkan panduan komunitas aplikasi yang melarang konten seperti ini.

Dan penonton juga harus sadar bahwa perilaku kita yang memberi gift pada mereka, akan dijadikan kesempatan untuk terus membuat konten live streaming dengan menjual kemiskinan. Simpati boleh, tapi hal ini harus dicegah sebelum makin banyak oknum yang memanfaatkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image