Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Velina Chandra Azzahra

Melintasi Aroma Puisi Jembatan Rempah-Rempah Karya Afrizal Malna

Sastra | Thursday, 25 May 2023, 11:53 WIB

Jembatan Rempah-Rempah

Afrizal Malna

Adas manis · Akar wangi · Andaliman · Asam jawa ·

Asam kandis · Bangle · Bawang bombay · Bunga lawang · Bawang merah · Bawang putih · Cabe · Cengkeh · Cendana · Damar · Daun bawang · Daun pandan

· Daun salam · Jembatan dari bumbu dapur ke darah

Colombus · Gaharu · Gambir · Jahe · Jeruk limo · Jeruk

nipis · Jeruk purut · Jintan · Kapulaga · Kayu manis ·

Kayu putih · Kayu mesoyi · Kecombrang · Kemenyan ·

Kemiri · Kenanga · Kencur · Kesumba · Ketumbar · Kopal · Kunyit · Lada · Jembatan dari parfum ke darah

Vasco da Gama Tabasco · Laurel · Lempuyang · Lengkuas · Mawar · Merica · Mustar · Pala · Pandan wangi ·

Secang · Selasih · Serai · Suji · Tarum · Temu giring ·

Temu hitam · Temu kunci · Temu lawak · Temu mangga · Temu putih · Temu putri · Temu rapet · Jembatan

dari obat-obatan ke benteng perempuan berkalung

mawar merah · Adas manis · Akar wangi · Andaliman ·

Asam jawa · Asam kandis · Bangle · Bunga lawang ·

Bawang putih · Cabe · Cengkeh · Cendana · Damar ·

Temu tis · Vanila · Wijen · Jembatan dari Diogo Lopes

de Mesquita ke darah Ternate · Gaharu · Gambir ·

Jahe · Jeruk nipis · Jintan · Kapulaga · Kayu manis ·

Kayu putih · Kemenyan · Kemiri · Kenanga · Kencur ·

Kesumba · Ketumbar · Kunyit · Lada · Jembatan api

yang terus mengirim kapal ke arsip-arsipmu.

Sastrawan Afrizal Malna

Jika dilihat tanpa membaca isinya terlebih dahulu, puisi Afrizal Malna kali ini memiliki tipe tipografi yang unik. Ditulis di bagian kiri, dan memiliki banyak tanda baca titik (.) di setiap objek maupun beberapa kata yang disebutkan. Tanda titik ini tidak selayaknya digunakan seperti penulisan tanda titik pada umumnya. Contoh, "Adas manis · Akar wangi", penulisan tanda titik berada diantara dua spasi yang mengapitnya.

Sesuai judulnya Jembatan Rempah-Rempah, puisi ini seperti katalog jenis rempah-rempah atau bumbu dapur yang sering digunakan di dalam masakan, Selain itu terdapat berbagai pengulangan kata yang merupakan kata jenis dari objek yang disebutkan. Seperti "Kayu manis · Kayu putih · Kayu mesoyi". Terdapat juga pengulangan jenis rempah yang sama beberapa kali. Terdapat juga pola yang menonjol ketika membaca puisi ini, dimana setiap objek rempah yang disebutkan dimulai dengan nama rempah dengan abjad awal A, B, C dan seterusnya. Namun disini terdapat sejumlah kalimat yang berisi diksi di luar nama-nama rempah, yang merupakan penyampaian inti dari puisi ini.

Penyebutan berbagai jenis rempah ini berhubungan dengan kekayaan rempah yang tumbuh di Indonesia. Pada kalimat “Jembatan dari bumbu dapur ke darah Colombus”, kata jembatan terasa seperti memiliki arti sebuah penghubung. Dari keseluruhan kalimat tersebut dapat diartikan bahwa rempah-rempah merupakan jembatan atau penghubung alasan bangsa asing ke Indonesia yang kemudian di eksploitasi ke Colombus. Nama rempah-rempah yang disebutkan sebelum kalimat inti tersebut merupakan nama rempah yang paling sering di ekspor ke negara lain (Colombus).

Setelah kalimat tersebut dilanjutkan dengan nama rempah dimulai huruf G. Kemudian ditemukan lagi rangkaian kalimat “Jembatan dari parfum ke Vasco da Gama Tabasco”. Kembali lagi ditemukan kata jembatan, namun disini terlihat memiliki arti yang sama. Nama orang yang tercantum di dalamnya merupakan nama orang Portugal. Dan benar saja tokoh tersebut merupakan penjajah dari Portugal yang pada masanya sedang mengincar rempah-rempah. Nama rempah-rempah yang disebutkan sebelum susunan kalimat tersebut merupakan jenis rempah yang mengeluarkan bau khas, yang biasanya dibuat untuk wewangian dan memberi aroma di masakan, seperti kapulaga, kayu manis, kayu putih dan lain lain. Hal ini sejalan dengan kalimat setelahnya bahwa rempah-rempah tersebut dimanfaatkan karena aroma atau wewangian yang dihasilkan.

Selanjutnya terdapat kalimat “Jembatan dari obat-obatan ke benteng perempuan berkalung mawar merah”. Cukup mudah dipahami, jenis-jenis rempah tersebut (yang disebutkan sebelum kalimat) seperti jenis temu-temuan yang dapat bermanfaat sebagai obat-obatan. Namun ditemukan keberadaan kata mawar yang tersisip diantara berbagai jenis perbumbuan yang disuguhkan. Kata tersebut mengalami pengulangan lagi pada kalimat penjelas setelah susunan nama rempah. Eksploitasi rempah ini kemudian membuahkan kekuasaan bangsa asing, kemudian dibangunnya benteng Nostra Senora Del Rosario yang merupakan benteng yang ada di Ternate, yang memiliki arti perempuan berkalung mawar merah.

Penyebutan jenis rempah dimulai kembali dari abjad A. kemudian bertemulah dengan kalimat “Jembatan dari Diogo Lopes de Mesquita ke darah Ternate”, dari kalimat tersebut dapat mengungkapkan bahwa rempah-rempah tersebut bermula dari Ternate. Ternate sendiri merupakan salah satu daerah sumber rempah di Indonesia yang kemudian menjadi magnet bangsa asing untuk datang dan berebut mendapatkan rempah-rempah tersebut.

Seluruh puisi kemudian diakhiri oleh kalimat “Jembatan api yang terus mengirim kapal ke arsip-arsipmu” membrikan gambaran bahwa rempah rempah itu merupakan penyiksaan (dilukiskan dengan kata api) yang ekspedisi ini terus mengirim kapal-kapal guna mengangkut rempah-rempah yang dimanfaatkan di negara mereka.

Inti dari puisi karya Afrizal Malna ini adalah bagaimana rempah yang merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang mampu menarik perhatian bangsa lain untuk melakukan ekspedisi untuk memanfaatkan rempah yang melimpah tersebut. Rempah ini merupakan jembatan atau dalam artian lain adalah alasan utama bangsa lain tersebut singgah di Indonesia. Bahkan lebih parahnya, bangsa Indonesia terekspoitasi dan tersiksa dengan keadaan tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image