Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Apron IDN

Semangat Cut Nyak Dhien 146 Tahun Lalu, Kini Menular ke Bandara di Nagan Raya

Sejarah | 2021-12-24 14:48:30

24 Desember 1875, atau 146 tahun yang lalu, Cut Nyak Dhien baru berusia 27 tahun. Baru saja mempunyai seorang bayi dari pernikahannya dengan Ibrahim Lamnga. Hari itu, sambil menggendong bayinya, Cut Nyak Dhien dan rombongan ibu-ibu mengungsi meninggalkan daerah VI Mukim, di mana keluarga Cut Nyak Dhien tinggal.

Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 1873-1880, di bawah pimpinan Jenderal Jan van Swieten, daerah VI Mukim dapat diduduki Belanda pada tahun 1873, sedangkan Keraton Sultan jatuh pada tahun 1874.

Kegiatan penerbangan di Bandara Cut Nyak Dhien di Kab. Nagan Raya, Aceh ( Foto: @bandara_cutnyakdhien)

Semangat Cut Nyak Dhien dan ibu-ibu itu luar biasa. Terutama Cut yang sejatinya datang dari keluarga berkecukupan, mau hidup susah di pengungsian. Cut Nyak Dhien lahir di Lampadang, Kerajaan Aceh, pada tahun 1848. Ia merupakan keturunan bangsawan. Ayahnya bernama Teuku Nanta Seutia, seorang uleebalang (golongan bangsawan Aceh yang memimpin sebuah kenegerian/nanggroe setingkat kabupaten) di VI Mukim.

Kisah pengungsian Cut Nyak Dhien itu merupakan penggalan dari jalan perjuangan Pahlawan Nasional ini. Namun mengungsi bukanlah akhir dari jalan perjuangannya. Sejak itu ia mengobarkan semangat berjuang melawan Belanda. Sampai akhirnya Cut Nyak Dhien "dibuang" ke Sumedang, Jawa Barat, sampai akhir hayatnya pada 6 November 1908.

Sekilas jalan perjuangan Cut Nyak Dhien ( Ilustrasi: @apron.idn)

Sebuah kisah yang menyebarkan semangat bagi anak bangsa, dan hari ini, 24 Desember 2021, selayaknya untuk dikenang agar api semangat itu tetap menyala.

Nama Bandara

Sampai sekarang nama Cut Nyak Dhien tak akan pernah dilupakan. Apalagi nama ini di Aceh disematkan pada sebuah bandara kelas II di Kabupaten Nagan Raya. Bandara yang menjadi pintu gerbang menuju Pantai Barat Selatan Aceh ini melayani pengguna jasa dengan semangat ala Cut Nyak Dhien, berjuang tak kenal lelah demi kebaikan bersama.

Jajaran Bandara Cut Nyak Dhien, di bawah kepemimpinan kepala bandaranya, diingatkan untuk senantiasa memberi pelayanan prima serta tetap menjaga protokol kesehatan mengingat pandemi Covid 19 belum juga berlalu.

Kepala Bandara Cut Nyak Dhien, Sarmin, dengan latar belakang terminal bandara. ( Foto : @bandara_cutnyakdhien)

Suntikan semangat itu terungkap saat Kepala Bandara Cut Nyak Dhien, Sarmin, memimpin "Apel Gabungan Persiapan Posko Pengendalian Transportasi Udara Menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022" yang berlangsung Rabu ( 22/12/2021) lalu.

Dalam amanatnya, Kabandara Sarmin berpesan untuk tetap siaga selama Nataru sehingga dengan bersatunya stakeholder maka keamanan lebih mudah untuk ditingkatkan. "Sesuatu yang berat kalau kita lakukan bersama-sama maka akan lebih mudah dan tujuan yang kita inginkan bisa tercapai," begitu kata Kabandara sebagaimana dikutip dari @bandara_cutnyakdhien.

Posko Nataru di Bandara Cut Nyak Dhien ( Foto: @bandara_cutnyakdhien)

Oleh karena itu, lanjut Kabandara, perlu ditingkatkan pelayanan publik yang lebih berintegritas dan bersinergi sehingga yang ingin dicapai dapat lebih mudah terwujud, serta sudah barang tentu menjadi berkah.

Semangat lain juga ditunjukkan oleh jajaran Bandara Cut Nyak Dhien dalam memberikan pelayanan publik dengan kondisi prima dan sehat. Apalagi sekarang ini dalam masa pandemi di mana kesehatan menjadi hal penting. Untuk itu pencegahan merupakan tindakan bijak. Langkah konkretnya adalah Medical Check Up bagi seluruh staf bandara yang bekerjasama dengan Laboratorium Meulaboh pada Selasa (21/12/2021) lalu. Pemeriksaan meliputi cek darah, jantung, urine, rontgen hingga konsultasi dokter.

Medical Check Up staf Bandara Cut Nyak Dhien ( Foto: @bandara_cutnyakdhien)

Inti dari semangat Bandara Cut Nyak Dhien adalah pelayanan prima dengan jiwa raga sehat sehingga pengguna jasa terpuaskan. Harapan ke depan, pelayanan prima akan membuat penerbangan di bandara itu kian ramai.

Itulah sepenggal perjuangan Cut Nyak Dhien, 24 Desember pada 146 tahun yang lalu. Semoga menginspirasi kita semua agar tetap menjaga api semangat di segenap aspek kehidupan. (@apron.idn)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image