Pentingnya Perilaku Caring Perawat terhadap Kepuasan Pasien
Edukasi | 2023-05-24 12:30:35Pelayanan keperawatan merupakan suatu pelayanan yang meliputi Biologi, Psikologi, Sosiologi dan Spiritual yang terkandung dalam pelayanan caring. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lesmana (2021) didapatkan hasil kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat yang menerapkan perilaku caring dengan baik sebesar 31,7%, ini artinya masih banyak pasien yang merasa kurang puas terhadap pelayanan perawat yang belum mampu menerapkan perilaku caring. Untuk Anda yang belum mengenal sifat caring, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
"BILA PASIEN ITU SAYA"
Caring merupakan sifat pelayanan dengan sepenuh hati, perasaan kasih sayang, dan juga sikap empati kepada pasien yang harus dimiliki oleh para perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Perawat yang belum menerapkan sifat caring dapat terjadi karena terdapat lonjakan pasien yang menyebabkan perawat harus lebih cekatan dan juga cepat. Meningkatnya pandangan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan, maka semakin meningkat juga tuntutan masyarakat terhadap kualitas kesehatan. Secara tidak langsung, hal ini menuntut para penyedia jasa layanan kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas dalam menangani pasien.
Kepuasan pasien merupakan perasaan yang muncul diakibatkan oleh kinerja dari layanan kesehatan yang diperoleh saat menjadi pasien. Jika kinerja yang dilakukan oleh perawat sesuai dengan harapan para pasien, maka pasien tersebut akan merasa puas dan berlaku sebaliknya. Pelayanan keperawatan yang baik dan juga kepuasan pasien dapat dijadikan salah satu indikator dalam melihat keberhasilan pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit tersebut.
Bagaimana Pentingnya Perilaku Caring Perawat terhadap Kepuasan Pasien?
Pentingnya perilaku caring perawat terhadap kepuasan ini dapat dikatakan sebagai hubungan yang signifikan. Hal ini terjadi apabila perawat melakukan sikap caring terhadap pasien, maka tingkat kepuasan pasien pun akan meningkat, begitu juga sebaliknya
Sikap perawat yang berkaitan dengan caring meliputi kehadiran, sentuhan kasih sayang, sikap empati dengan menerapkan istilah BPIS (Bila Pasien Itu Saya), serta selalu mendengarkan pasien. Kehadiran merupakan suatu keadaan dimana perawat dan pasien bertemu, hal ini dapat membuat pendekatan antara perawat dengan pasien, sehingga dapat menjadi dukungan untuk mengatasi rasa cemas pasien. Sentuhan caring merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan pasien, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien. Empati merupakan sikap yang wajib dimiliki oleh perawat dan tenaga kesehatan lainnya karena dengan sikap empati, artinya seorang perawat dapat ikut merasakan serta memahami penderitaan yang dialami oleh pasien dan keluarga. Mendengarkan merupakan salah satu kunci terbesar untuk mempermudah perawat dalam memahami dan mendiagnosa pasien, sehingga dapat lebih mudah dalam menentukan pengobatan untuk kesembuhan pasien.
Caring merupakan sikap yang penting diterapkan oleh perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sebab dengan mengetahui makna serta menerapkan perilaku caring, maka dapat membuktikan bahwa perawat mampu menunjukkan rasa peduli dan memahami, dukungan, kasih sayang, empati, serta telah dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien.
Perilaku caring dapat diukur melalui pengukuran presepsi pasien, hal ini dapat menghasilkan hasil yang sensitive karena pasien merupakan individu yang menerima langsung perilaku dan tindakan perawat tersebut. Kepuasan pasien secara subjektif akan dikaitkan dengan kualitas dari layanan kesehatan yang telah didapatkan. Itulah artikel seputar pentingnya perilaku caring perawat terhadap kepuasan pasien. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan Anda dalam dunia kesehatan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.