Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kumpulan Opini Mahasiswa Unair

Rasionalisme Akal Sehat

Lainnnya | Wednesday, 24 May 2023, 10:30 WIB
ilustrasi akal sehat foto/NU Online

Politik akal sehat, dimana akal sendiri tidak hanya memiliki tugas berpikir, namun juga harus dapat dikatakan sehat. akal sehat sendiri terbagi atas pengetahuan umum, suatu wawasan umum hasil belajar-pengalaman.

Dalam konteks sejarah filsafat, suatu masa pemikiran yang membasiskan keseluruhan gagasannya pada ide tentang common sense, itu disebut aliran Scottish Common Sense. Tokoh-tokohnya seperti Thomas Reid yang berkembang pada abad 17-18. Pada abad-16, berkembang pemikiran Teori Rasionalisme, yang percaya bahwa semua bukti filosofis harus bisa dinalar pada pemikiran logis, tidak bisa diturunkan begitu saja dari keyakinan lama, tetapi harus diperiksa secara rasional apakah itu masih bisa disanggah atau sudah tidak tergoyahkan lagi. Nah, para filsuf yang menolak hal tersebut, seperti Thomas Reid, mendirikan aliran akal sehat ini. Thomas Reid berpendapat bahwa segala sesuatu harus bisa dinalar secara sederhana, bukan menggunakan metodologi yang rumit dan berbelit-belit. Kaum common sense seringkali berdebat melawan kaum rasionalisme dalam hal keberadaan dunia eksternal. Descartes, sebagai salah satu pemuka aliran rasionalisme, mempertanyakan atas dasar rasional apa, dunia diluar kita ini benar-benar ada, bukan hanya efek dari pikiran kita saja? Apabila kita mati, apakah kehilangan akal pikiran akan menghilangkan keseluruhan kenangan pribadi dari dunia? Menurut Reid, konsep dunia eksternal akan selalu ada, baik kita memikirkannya atau tidak. Tokoh-tokoh dikemudian hari, seperti pada saat Revolusi Amerika, Thomas Jefferson sangat terpengaruh sangat terpengaruh aliran Scottish Common Sense sehingga konstitusi Amerika Serikat pun didasarkan atas akal sehat.

Tetapi kita tahu, sejak abad ke-18, filsafat dan sains modern sudah pisah ranjang, salah satu contohnya adalah fakta bahwasanya tidak bisa semua pemikiran akal sehat bisa dipercaya. Menurut akal sehat sederhana, ketika anda menjatuhkan sebuah bulu dan sebuah palu, maka palu akan jatuh lebih dulu, namun dalam percobaan yang dilakukan oleh Galileo Galilei membuktikan saat ia menjatuhkan bulu dan palu dari atas menara Pisa dan ternyata hasilnya jatuh bersamaan. Percobaan tersebut kembali diulang oleh NASA 500 tahun kemudian, pada saat Apollo 15. Hal ini menunjukkan metodologi pada akal sehat kurang ketat sehingga dapat membuat kita salah dalam membuat keputusan.

Selain itu, kita harus melihat akal sehat ini sebagai gejala kultural, yaitu suatu gejala yang tumbuh dalam masyarakat, yang berkembang dari zaman ke zaman dalam bentuk yang berbeda bahkan bisa dibilang bahwa akal sehat adalah gudangnya prasangka sosial kita, yang merekam segala bentuk prasangka umat manusia yang kadang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Contoh pada abad ke-4 di Yunani, perbuatan seperti perbudakan merupakan hal yang wajar, padahal hal ini menjadi hal terlarang di masa modern. Sama seperti sentimen "Britain rule the waves" dimana abad ke-18 memang Inggris merupakan penguasa lautan, hingga membuat Bertrand Russel bercanda "Britain rule the waves merupakan gejala alamiah". Faktanya Inggris hanyalah satu dari pemain-pemain besar yang ada saja. Oleh karena itu, percaya pada akal sehat secara buta justru akan membuat kita percaya secara kaku pada semua prasangka etno-kultural yang tidak dapat diterima secara Ilmiah. Kita harus kritis terhadap akal sehat kita sendiri. Jangan-jangan akal sehat kita sebenarnya sakit, dipenuhi penyakit mitos-mitos kecemasan, dan ambisi yang tidak terealisasi

Penulis : Muhammad Haris Hermawan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image