
Masa Adaptasi Mahasiswa Baru Dinilai Susah? Berikut 4 Tantangannya
Edukasi | 2023-05-24 01:07:00Tak bisa dipungkiri masa adaptasi merupakan masa - masa yang sulit bagi beberapa orang. Terutama untuk mahasiswa baru yang akan memulai kehidupan barunya di pendidikan yang lebih tinggi. Adaptasi adalah proses penyesuaian diri seseorang dalam menghadapi lingkungan baru. Dalam masa adaptasi ini, banyak perbedaan yang terjadi antara sekolah menengah dengan dunia kampus.

Berikut merupakan tantangan yang akan dihadapi oleh mahasiswa baru.
1. Gaya Belajar
Tantangan yang pertama yaitu gaya belajar di perkuliahan. Mungkin jika di sekolah dulu saat guru menjelaskan materi di depan kelas lalu kita tidak memerhatikan, tentunya kita akan dimarahi atau diberi hukuman. Namun, di bangku kuliah hal tersebut tidak berlaku. Sebuah pilihan bagi kita, lebih memilih untuk mendengarkan materi yang disampaikan dosen atau tidak. Karena kita sudah bisa menentukan apa yang penting dan tidak untuk diri kita.
2. Tugas Kuliah
Tantangan yang kedua yaitu tugas kuliah. Saat di sekolah menengah kita diberikan tugas yang jawabannya terdapat pada buku pelajaran ataupun terdapat di internet. Hal ini sangat berbeda dengan tugas yang diberikan di perkuliahan. Tugas yang diberikan berupa problem-solving yang menyuruh kita untuk menemukan sebuah solusi dalam menyelesaikan suatu masalah. Tugas - tugas yang diberikan mendorong kita untuk berpikir secara kritis. Selain itu, waktu pengumpulan tugas juga sangat berbeda dengan di sekolah menengah. Jika di sekolah menengah kita diberi waktu sepekan untuk mengumpulkan tugas, di kuliah kita bisa hanya diberi waktu satu hari atau bahkan satu jam setelah diberikan tugas tersebut.
3. Fomo
Tantangan yang ketiga yaitu fomo. Mungkin bagi beberapa orang ini adalah suatu hal yang asing di telinga mereka. Fomo adalah perasaan takut tertinggal oleh orang lain. Hal ini sering terjadi di kalangan mahasiswa baru terutama dalam hal prestasi akademik maupun non akademik. Banyak mahasiswa baru yang tertinggal atas pencapaian yang didapatkan teman – temannya yang lain saat mengikuti perlombaan, organisasi, kepanitiaan, dan kegiatan yang lain. Mengikuti kegiatan - kegiatan tersebut memang sangat bagus untuk menambah pengalaman atupun mengasah skill yang dimiliki. Namun, kita juga harus tau batas dari kemampuan yang kita miliki. Akibat dari fomo ini, mahasiswa baru jadi mengikuti banyak kegiatan, baik perlombaan, organisasi, kepanitiaan, dan kegiatan lain secara berlebihan. Hal ini mengakibatkan mahasiswa baru kesulitan dalam mengatur waktu. Banyak dari mereka jadi kehilangan waktu tidur, kehilangan waktu untuk belajar, dan tugas kuliah menjadi numpuk.
4. Circle Pertemanan
Tantangan yang terakhir yaitu circle pertemanan. Circle pertemanan akan menentukan bagaimana kita menjalani perkuliahan kedepannya. Terdapat bebagai macam circle pertemanan di perkuliahan. Banyak mahasiswa baru salah dalam memilih circle pertemanan ini. Ada yang lebih mengedepankan gengsi dengan memilih circle yang hanya berisi orang – orang keren agar terlihat keren. Hal ini tentunya tidak baik untuk dicontoh. Memilih circle pertemanan harus sesuai dengan tujuan kita, seperti manfaat apa yang akan kita dapatkan dengan berada di circle tersebut. Seperti dengan berada di circle tersebut dapat menambah pengetahuan, membuat diri lebih produktiv, sebagai support system, dan lain sebagainya.
Tantangan - tantangan diatas bisa menjadi menyenangkan jika dihadapi dengan cara positif. Tidak perlu takut untuk beradaptasi di lingkungan perkuliahan, karena terdapat lebih banyak keseruan daripada tantangan untuk mahasiswa baru. Seperti dapat teman baru, pengalaman baru, pengetahuan baru, dan masih banyak lagi. Untuk itu, gunakan setiap kesempatan dengan baik agar tidak terjerumus ke hal - hal yang tidak diinginkan nantinya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook