Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nisrina Salsabila

Fast Beauty, Fenomena Apakah Ini?

Edukasi | Tuesday, 23 May 2023, 21:09 WIB

Saat ini industri kecantikan sedang mengalami perkembangan pesat. Hal ini bisa kita lihat dari munculnya banyak brand kosmetik/skincare baru. Meski hal ini berdampak baik bagi ekonomi, namun ternyata fenomena ini cukup mengkhawatirkan. Mengapa begitu?

Jika pada industri fashion terdapat istilah fast fashion, maka pada industri kecantikan terdapat istilah fast beauty. Keduanya memiliki konsep yang tidak jauh berbeda, yaitu setiap brand berlomba-lomba untuk mengikuti, memproduksi, dan menjual berbagai macam produk yang sedang tren.

Pengaruh tren di industri kecantikan Indonesia sangat signifikan. Saat ini baik brand kecantikan lokal maupun internasional merajai pasar dengan inovasi yang tidak ada habisnya. Hampir seluruh brand berlomba-lomba untuk terus memproduksi produk-produk baru dalam jangka waktu pendek dan dijual dengan harga yang terjangkau. Sebagai contoh, jika brand X mengeluarkan suatu produk yang mengandung bahan ceramide, maka brand lain pun akan merilis produk dengan kandungan bahan yang sama.

Brand lain berusaha untuk membuat produk yang sama dengan harapan dapat meningkatkan penjualan mereka karena ketertarikan konsumen pada produk tersebut. Bahkan tak jarang suatu brand memproduksi suatu produk dengan kemasan dan nama yang hampir sama dengan brand lainnya.

Fenomena ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah meningkatnya penggunaan media sosial, yang mana hal ini dapat menjadi cara terbaik untuk mempromosikan produk melalui media sosial pribadi ataupun melalui beauty influencer. Terlebih lagi semenjak pandemi covid 19, dimana pada saat itu setiap orang harus berdiam di rumah, penggunaan media sosial seperti instagram, tiktok, dan lain-lain sangat meningkat sehingga hal ini bisa dijadikan solusi tepat untuk meningkatkan penjualan suatu brand.

Tetapi, fenomena ini juga menimbulkan kekhawatiran. Proses produksi cenderung akan dilakukan secepat mungkin dengan tujuan memanfaatkan tren. Durasi produksi yang singkat ini dapat meningkatkan risiko penurunan kualitas produk. Apalagi untuk meminimalkan harga produksi, perusahaan harus menggunakan bahan-bahan yang murah dan tidak terjamin kualitasnya. Hal ini dikhawatirkan dapat berpengaruh pada pengguna, entah itu alergi, iritasi, atau hal-hal tidak diinginkan lainnya.

Walaupun lama produksi tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas, tetapi waktu produksi yang cukup panjang dapat memaksimalkan produk yang akan dihasilkan karena sudah melalui tahap percobaan yang lebih maksimal, sehingga produk yang dihasilkan lebih terjamin keamanannya. Dan kenyataannya, penggunaan produk memerlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk bisa melihat hasilnya. Selain masalah produksi, fenomena ini juga berpengaruh terhadap lingkungan. Karena produk dirancang untuk cepat habis dan dibuang, maka dapat menambah jumlah sampah terlebih banyak kemasan yang tidak bisa didaur ulang.

Sebagai konsumen kita perlu berhati-hati dan selektif dalam memilih produk. Karena konsumen bisa saja memiliki peran penting mengingat keputusan dari suatu brand mungkin saja berdasar dari respon konsumen. Jadi, jangan sampai kita membeli produk hanya karena produk itu sedang tren atau dengan gampangnya tergiur iklan. Ada baiknya kita cari tahu terlebih dahulu informasi mengenai produk tersebut dan lebih bijak dalam memilih produk.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image