Mengapa Orang Bisa Percaya Tentang Ramalan ZODIAK?
Edukasi | 2023-05-23 19:06:36MUDA DAYA KREASI - Seberapa sering kalian menemukan informasi tentang zodiak, ramalan, hingga kartu tarot yang ada di berbagai media sosial?
Informasi tentang ramalan zodiak memang sudah umum ditemukan pada berbagai media sebagai hiburan. Sebagian mungkin hanya membaca dan menganggap ringan atau santai, akan tetapi ternyata masih banyak juga orang yang percaya zodiak dan informasi di dalamnya. Tidak jarang orang yang mempercayai informasi tersebut, mungkin saja menjadikan ramalan zodiak sebagai kebiasaan atau bagian dari hari-harinya, bahkan menggunakan informasi acak di dalamnya untuk membangun persepsi yang dapat menciptakan suatu keputusan penting dalam hidupnya.
Lalu mengapa sih orang mudah percaya dengan zodiak? Sebenarnya apa alasan yang mendasari hal tersebut?
Dilansir dari Kompas.tv, zodiak adalah ramalan yang didasari pada kecocokan waktu lahir seseorang dengan rasi bintang. Umumnya, zodiak digunakan untuk mengetahui prediksi peruntungan, seperti nasib, keuangan, karir, hingga asmara. Tidak sedikit orang pun percaya atau merasa akurat dengan isi ramalan zodiak.
Tahukah kamu? Seseorang bisa mempercayai zodiak disebabkan oleh efek Barnum. Mengutip dari berbagai sumber, efek Barnum adalah kondisi psikologis saat seseorang cenderung mempercayai suatu hal atau prediksi yang samar dan belum benar-benar terbukti keabsahannya. Seseorang yang percaya akan hal ini biasanya yakin dengan gambaran ataupun ramalan yang seolah tertuju padanya secara personal.
Satu di antara kata-kata terkenal yang diungkapkan oleh Barnum adalah "Ada orang bodoh yang terlahir tiap menitnya." hal tersebut tertuju pada orang-orang yang tertipu oleh deskripsi palsu yang dibuat oleh Barnum. Padahal, deskripsi tersebut ditujukan kepada orang banyak. Hal itu berarti, seseorang akan merasa bahwa informasi yang didapatkan untuk dirinya adalah benar meski informasi tersebut sangatlah umum. Manusia mudah tertipu dan menipu dirinya sendiri. Efek Barnum membuat manusia cenderung menerima hal yang ingin mereka dengarkan sebagai hal yang positif dan menolak hal-hal negatif yang tidak mereka inginkan.
Ramalan zodiak membuat seseorang yang awalnya tidak percaya bisa mudah mempercayai hal tersebut dari sisi membaca informasi tentang kepribadian yang dianggap akurat, kemudian apabila hal itu dinilai sesuai karakteristik, mereka pun seolah berpegang pula dengan ramalan nasib apalagi jika hasilnya positif.
Beberapa alasan yang membuat orang percaya dengan zodiak atau ramalan adalah sebagai alat seseorang mencari kenyamanan atau dukungan ketika menghadapi suatu masalah. Sejarah menunjukkan bahwa orang umumnya percaya astrologi di masa-masa sulit dan bagi sebagian orang menganggap hal itu dapat membantu mereka untuk melaluinya. Bagi sebagian orang yang mempercayai zodiak akan memberikan perasaan bahwa mereka mampu mengontrol sesuatu atau mendapat keberuntungan dalam waktu dekat walaupun hal itu hanyalah ilusi. Tidak heran bahwa orang yang percaya zodiak juga seringkali menggunakannya sebagai cara untuk memahami diri sendiri dan memvalidasi konsep diri. Selain itu, mereka akan mencari cara untuk mendapatkan kepastian di tengah ketidakpastian untuk memperoleh jawaban yang selama ini dicari mengenai eksistensi diri, kepribadian dan juga tujuan hidup personal.
Mungkin sebagian orang masih mempercayai ramalan atau zodiak yang banyak ditemukan di berbagai media untuk sekadar membacanya atau menjadikannya sebagai moodbooster, namun bagi orang yang tidak percaya astrologi, zodiak tentu terlihat sebagai sesuatu yang tidak masuk akal karena tidak didukung dengan data ilmiah dan tidak ada teori dari ilmu sains yang menjelaskan mengenai hal tersebut.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.