Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sarah Nisrina Arij

Peran Orang Tua dan Guru dalam Memangkas Bullying pada Remaja

Edukasi | Tuesday, 23 May 2023, 12:51 WIB
Sumber : https://www.sott.net/image/s16/327909/full/bully_6.jpg

Bullying merupakan tindakan kekerasan yang dapat mengganggu kesehatan fisik, mental, hingga psikologis seseorang. Bullying dapat dilakukan dengan beberapa bentuk yaitu bullying dalam bentuk lisan, bullying non-verbal, dan cyberbullying. Bullying lebih sering dilakukan oleh para remaja, pasalnya masa remaja merupakan fase remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan akan lebih susah untuk mengontrol segi emosionalnya. Beberapa faktor lain yang menybabkan bullying pada remaja yaitu ketidakharmonisan dalam keluarga, pengaruh kelompok sebaya, serta lingkungan sosial.

Perilaku bullying kerap kali terjadi pada usia muda. Tindakan bullying adalah suatu tindakan agresif yang sudah menjadi permasalahan besar yang bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan di dunia Internasional.Terjadinya perilaku bullying ini biasa dilakukan dengan mencekam baik tindakan fisik maupun verbal.

Pengelompokan bullying dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu bullying verbal yang merupakan perilaku kekerasan dengan menggunakan kata-kata, bullying fisik yang mana pelaku melakukan aksi pada korban, serta yang terakhir yaitu bullying psikologis, tipe bullying ini mampu mengganggu kesehatan mental korban. Perilaku bullying verbal dapat dilihat dari perbuatan berkata kasar, menertawakan, menggoda dengan bernada seksual yang dilontarkan di depan umum atau biasa disebut dengan (cat calling), dan merendahkan harga diri (self esteem) orang lain. Bullying fisik misalnya perilaku memalak, mendorong, memukul baik dengan menggunakan tangan hingga senjata tajam. Sedangkan bullying secara prikologis yaitu mencibir, mengabaikan orang lain, menyebarkan huru-hara dan gosip tidak benar, memfitnah, serta meneror korban.

Perilaku bullying tentunya menyebabkan dampak negatif baik pada pelaku maupun korban. Dampak ini dapat dilihat dari segi fisik maupun sisi psikologis. Dalam segi fisik perilaku bullying dapat menimbulkan luka-luka ringan hingga berat, seperti memar, berdarah, kulit anggota badan sobek, sakit pada kepala maupun badan, dan tergores. Sedangkan dampak pada sisi psikologis yaitu gangguan mental, depresi, emosi, perasaaan cemas, timbulnya rasa malu, ketakutan yang mendalam, dan adanya rasa dendam. Pada pelaku bullying dampak yang dapat dirasakan mampu berlangsung dengan jangka panjang serta dapat terbawa hingga dewasa jika tidak ditangani dengan tepat. Pelaku bullying juga rentan terhadap masalah-masalah psikologis, seperti kesusahan dalam membangun relasi dalam masyarakat.

Baik buruknya hubungan seseorang terhadap keluarga, teman atau kelompok sebaya, serta lingkungan sosial menjadi penentu bagi perilaku seseorang. Perilaku menyimpang seperti bullying dapat terjadi karena kurangnya pengawasan yang intens antara orang tua dengan anak. Pentingnya hubungan yang baik terhadap anak dan keluarga mampu meminimalisir terjadinya tindakan bullying pada remaja. komunikasi yang baik pada keluarga merupakan salah satu bentuk yang mestinya diterapkan. Adanya perilaku membeda-bedakan atau menganggap suatu hal spele pada keluarga merupakan awal mula terjadinya bullying. Perilaku membeda-bedakan pada keluarga menyebabkan timbulnya perasaan “dikucilkan” pada seseorang.

Keluarga merupakan komponen yang sangat penting, pasalnya keluarga meupakan pihak pertama yang miliki kedudukan yang tinggi bagi perkembangan sosial anak. Hubungan dalam keluarga termasuk dalam kelompok primer, dalam hal ini komunikasi yang baik dalam keluarga merupakan aspek penting dalam pembentukan pribadi seseorang. Sebagai kelompok primer keluarga memiliki fungsi yang penting yang pertama yaitu sebagai agen sosialisasi. Keluarga dalam agen sosialisasi bertugas dalam mengenalkan secara mendalam mengenai norma, nilai, sikap, serta tata krama dalam lingungan sosial. Tidak hanya itu keluarga juga bertugas dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan sebagai kontrol sosial dalam bertindak. Sikap positif yang ditanamkan orang tua dalam keluarga mampu mencegah perilaku bullying, karena anak-anak akan meniru tindakan yang dilakukan orang tuanya dalam berperilaku yang akan terbawa kedalam dirinya, efeknya pada diri anak akan menimbulkan perilaku yang baik di dalam kehidupan selanjutnya.

Pergaulan juga menjadi salah satu pemicu terjadinya perilaku bullying pada remaja. Pasalnya masa remaja merupakan bentuk transisi anak mencari jati diri dengan sesungguhnya. Pergaulan kelompok sebaya yang buruk mampu menjadikan remaja mengikuti tindakan-tindakan yang dilakukan oleh teman sebanyanya.

Peran aktif sekolah serta guru dengan memberikan peringatan terhadap perilaku siswa yang menyimpang merupakan salah satu bentuk pencegahan bullying yang terjadi di sekolah. Terciptanya lingkungan sekolah yang terhindar dari tindakan bullying mampu meningkatkan prestasi akademik siswa serta terhindarnya dari sikap pelajar yang melakukan membolos karena takut bertemu dengan temannya.

Anak-anak khususnya pada remaja sangat membutuhkan perhatian lebih karena pada masa ini mereka belum tahu bagaimana untuk memilih serta memilah hal yang baik maupun buruk. Pengawasan terhadap remaja dalam memilih merupakan sikap yang tepat agar remaja tidak terjerumus kedalam kesesatan. Pasalnya perilaku menyimpang sering kali menyebabkan kerugian besar bagi para pelaku maupun korban.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image