Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gabriela U. W.

Lika-liku Penggunaan Media Sosial: Tidak Selalu Berdampak Buruk!

Teknologi | Sunday, 21 May 2023, 21:16 WIB

Setidaknya sekali seumur hidup, kita pernah diingatkan oleh orang tua mengenai bahaya media sosial. Biasanya, peringatan ini tidak jauh-jauh dari ketakutan akan modus penipuan, orang jahat, gangguan kesehatan akibat adiksi, dan banyak lagi. Bahaya tersebut benar adanya dan patut diwaspadai. Meskipun begitu, sadarkah Anda bahwa media sosial memiliki manfaat apabila digunakan dengan bijak?

Yang pertama, memperluas jaringan pertemanan. Jika kita lihat dari sejarah Raden Ajeng Kartini, beliau menjalin persahabatan dengan orang-orang dari berbagai negara melalui surat. Surat-menyurat tentunya memakan berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Untungnya, berkat perkembangan teknologi, waktu dan jarak bukan lagi masalah dalam berteman. Kita juga tak perlu sungkan tidak bisa mengetik dalam bahasa asing karena beberapa media sosial seperti Instagram dan Twitter sudah menyediakan fitur terjemahan otomatis. Jika Anda masih ingin merasakan sensasi menunggu surat seperti zaman dahulu, Anda bisa mencoba menggunakan aplikasi Slowly. Tidak seperti media sosial terkini yang menawarkan pertukaran pesan secara instan, Slowly mengatur agar pesan atau surat bisa terkirim dalam jangka waktu tertentu tergantung jarak antar pengguna. Pengguna pun bisa memakai dan mengirim perangko elektronik dengan desain yang menarik. Dari persahabatan tanpa pandang latar belakang, kita bisa mendapatkan pengetahuan baru. Contohnya, budaya yang sebelumnya tidak kita pahami, penemuan terbaru yang belum tersebar di daerah kita, dan banyak lagi. Secara tidak langsung, pertemanan ini bisa menumbuhkan empati, simpati, dan toleransi karena kita sudah terbiasa dengan keberagaman dunia. Kita bisa mengetahui cara menyikapi dan menyaring tanpa menghakimi. Dengan begitu, melalui berbagai media sosial, kita bisa berteman dengan siapapun, kapanpun, dan dari manapun.

Yang kedua, memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi. Bisakah Anda membayangkan bagaimana pada masa Indonesia baru merdeka, beberapa provinsi tidak mengetahuinya sampai beberapa hari kemudian? Ya, kejadian itu benar-benar terjadi di Bali dan NTT. Kondisi tersebut disebabkan oleh dirusaknya radio sebagai sumber informasi utama oleh serdadu Jepang. Bersyukurlah kita sebagai generasi terkini karena kita tidak akan ketinggalan berita baru di setiap detik (kecuali jika kuota internet habis).

Yang keempat, menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan diri dan bersaing sehat. Sebagian besar remaja pengguna Twitter pasti sudah familiar dengan #studytweets. Tagar ini menjadi tempat aman bagi mereka yang ingin membagikan tentang perkembangan belajar, sumber pembelajaran, dan pertanyaan serta jawaban seputar kegiatan belajar mengajar. Biasanya mayoritas pengguna yang memberikan sumbangsih pada tagar ini akan menghadapi ujian (seperti tes universitas). Tagar-tagar sejenis ini bisa membangkitkan semangat individu untuk terus belajar dan berjuang untuk bisa menguasai teknik dan pengetahuan tingkat tinggi. Setiap individu bisa saling membagikan kiat, saran, dan kritik yang membangun. Secara tidak langsung, lingkaran sosial seperti ini telah mendorong peningkatan kualitas SDM generasi penerus bangsa.

Yang terakhir, membuka kesempatan bagi segala usia untuk berkarya. Seiring berkembangnya media sosial, semakin banyak pula bisnis dari segala industri yang berkembang. Orang-orang juga mulai berani untuk berjualan dari skala kecil. Berkat media sosial, masyarakat bisa mengetahui dan membeli. Selain itu, orang-orang mendapatkan wadah untuk berekspresi. Kita bisa mengunggah karya berupa gambar, lukisan, puisi, dan kutipan dengan harapan hasil tangan kita bisa menghibur atau bahkan menginspirasi banyak orang. Coba bayangkan jika tidak ada media sosial. Berapa banyak ide kritis yang terlupakan karena tidak sempat dijadikan nyata? Berapa banyak karya brilian yang berakhir di tempat sampah atau lenyap dimakan waktu karena tidak sempat dibagikan? Tentulah semua berakhir sia-sia.

Setelah melihat dari perspektif tersebut, tentu Anda memahami bahwa media sosial juga memiliki sisi yang indah dan bermanfaat. Meskipun begitu, kita memang tidak bisa membantah sisi berbahaya dari media sosial. Oleh karena itu, peran saya, Anda, dan kita semua dalam menyikapi media sosial secara bijak sangat penting agar setiap individu dapat memperoleh manfaat paling optimal darinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image