Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Azmiy Ihsany Bahri

Pag-pag, Makanan dari Sampah di Filipina, Apa Juga Ada di Indonesia?

Edukasi | 2023-05-21 10:18:09
Picture Source : EXPATvsPHILIPPINES Youtube Channel
Picture Source : EXPATvsPHILIPPINES Youtube Channel

Tahukah Anda makanan pag-pag? Pag-pag adalah makanan dari Filipina yang berasal dari sisa-sisa makanan yang ada di sampah. Oleh karena itu, pag-pag disebut juga makanan daur ulang. Pag-pag ditemukan di desa terbelakang yang memiliki income per kapita yang rendah. Sisa-sisa makanan yang ada di sampah desa tersebut didaur ulang dengan dicuci bersih dan dimasak kembali dengan ditambahkan perasa serta dijual.

Dilansir dari youtube Asian Boss, penjual pag-pag mengolah makanan dari sampah untuk mencari uang untuk menyambung hidupnya karena hanya hal tersebut yang bisa Ia lakukan. Ia juga mengatakan bahwa tidak ada yang complain mengalami sakit setelah beberapa tahun menjual makanan tersebut. Selain itu, Ia juga mengatakan kepada anaknya untuk rajin bersekolah agar di masa depan bisa makan dengan baik dan tidak makan pag-pag lagi.

Ternyata realita di Indonesia pun ada yang mirip sedemikian rupa. Dilansir dari youtube Asumsi, seorang jurnalis pergi ke bantargebang untuk melihat situasi dan kondisi di sana. Ternyata, salah satu pekerja di bantar gebang bercerita bahwa Ia sudah biasa makan makanan sisa seperti pag-pag. Ia mengambil buah dan ayam goreng dari sampah, lalu mencuci bersih sisa makanan tersebut. Kemudian, ayam goreng yang sudah dicuci tersebut dimasak lagi dengan ditambahkan garam dan vetsin, lalu dimakan. Buah yang telah dicuci pun dipotong bagiannya yang busuk dan di makan kembali. “Kalau udah biasa ya enak-enak saja” jelas petugas tersebut. Untungnya makanan tersebut tidak diperjual belikan seperti di Filipina.

Lantas, apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah ini? Kita harus ikut berperan dalam mengatasi masalah ketahanan pangan sesuai dengan misi kedua dalam SDG's yakni no hunger (tidak ada kelaparan). Tiap-tiap individu dapat melakukannya dengan berbagi makanan sehingga dapat meminimalisasi makanan terbuang sekaligus dapat meminimalisasi penumpukan sampah organik. Kesadaran seluruh masyarakat dibutuhkan untuk berbagi makanan kepada yang membutuhkan. Seperti berbagi makanan yang biasa dilakukan di bulan Ramadhan, tetapi jangan sampai terhenti saat bulan ramadhan selesai.

Selain itu, sesuai dengan bunyi UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yaitu ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”, pemerintah harus mensolusikan seoptimal mungkin memberi kehidupan yang layak bagi rakyatnya. Memang tingkat kemiskinan masih tinggi di Indonesia, tetapi sebaiknya pemerintah dengan instansi terkait mengadakan suatu program untuk mengawasi rakyatnya terutama dari makanan yang berbahaya bagi rakyatnya. Untuk itu, Departemen Kesehatan perlu melakukan pengawasan dan terjun ke lapangan untuk meneliti apakah makanan sisa masih layak untuk dimakan.

Lebih lanjut, pemerintah dan instansi terkait harus memberi rakyatnya pengarahan agar tidak ada makanan yang sudah busuk di daur ulang kembali dengan dilaksanakannya program bantuan sembako dengan sistem memakai kartu sembako dan didasarkan pada data yang sudah ada melalui KTP. Pemerintah harus secara tegas melaksanakan program-program ini dengan pengawasan yang ketat sehingga apa yang sudah direnacankan dapat terlaksana dengan baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image